Primadona (seri televisi): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 83:
Ketika melahirkan, orang tua mereka, Bapak dan Ibu Barata, tidak mengetahui kalau bayinya kembar. Dalam suatu perjalanan, mereka mengalami kecelakaan dan Pak Barata meninggal dunia. Bu Barata yang sedang hamil dibantu oleh seorang wanita kampung bernama Bu Acih. Namun tidak lama setelah melahirkan, Bu Barata meninggal dunia. Bu Acih mencuri satu bayi kembar Bu Barata yang kemudian dibesarkannya dan diberi nama Dona.
Prima si anak sulung harus hidup bersama Bibinya, Bu Yuli ([[Ully Artha]]) dan Pamannya, Pak Ismail ([[Didi Petet]]) yang memperlakukannya dengan kasar. Mereka hanya ingin menguasai warisan Prima. Ia tidak mengenal dunia luar dan tidak bersekolah tinggi, sehingga menjadi gadis yang kuper dan tertekan. Satu alasan yang membuat Prima bertahan tinggal dirumahnya adalah neneknya, Bu Hartini ([[Ade Irawan]]), wanita tua yang sudah lumpuh karena stroke.
Dona tumbuh dilingkungan yang sangat berbeda dengan Prima. Kemiskinan membuat Dona menjadi cerdik dan lihai. Dona berprofesi sebagai penipu kecil. Agil ([[Roni Galoeng]](, sahabat Dona, adalah seorang pria sederhana, sedangkan Ikhsan ([[Fahtir Muchtar]]) berprofesi sama dengan Dona. Ikhsan dan Dona selalu bersaing, walaupun sebenarnya Ikhsan menyukai Dona.
Perbedaan ini membawa mereka berdua ke dalam kedua kehidupan yang sangat berbeda. Namun nasib mempertemukan mereka. Apakah yang akan terjadi? Saksikan kisahnya di Primadona!
|