Suku Boti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 5:
|caption = Dua orang pria suku Boti Dalam.
|poptime =
|population=3.000<ref name="BOTI"/>
|region1=[[Kabupaten Timor Tengah Selatan]], (Kecamatan Kie)<ref>{{Cite web|title=Fakta Unik Suku Boti|url=https://katadesa.id/index.php/dari-desa-ke-desa-1/120-fakta-unik-suku-boti|website=katadesa.id|access-date=2023-04-12}}</ref>
|pop1= 2.819 jiwa
|popplace =
Baris 13:
|related = [[Suku Atoni|Atoni]]
}}
'''Suku Boti''' adalah [[kelompok etnis]] yang merupakan bagian dari suku asli [[pulau Timor]], Atoniyakni Meto[[Suku Atoni|Atoni]]. Wilayah pemukiman suku Boti terletak sekitar 40 km dari kota [[kabupatenKabupaten Timor Tengah Selatan]] yang secara administratif kini sudah menjadi desa Boti, kecamatan Kie. Karena letaknya yang sulit dicapai di tengah pegunungan, desa Boti seakan tertutup dari peradaban modern dan perkembangan zaman. Suku ini menuturkan [[Bahasa Uab Meto|bahasa Dawan]] sebagai bahasa tutur sehari-hari.
 
Seperti halnya [[suku Baduy]] di [[Banten]], wilayah Boti juga mengenal dua kampung. Kampung Boti Dalam dan Boti Luar. Jumlah penduduk Boti Dalam sekitar 77 Kepala Keluarga atau 319 jiwa, sedangkan Boti Luar sekitar 2.500 jiwa. Hanya Kampung Adat Boti Dalam yang mewarisi dan mempraktikkan tradisi lokal dan agama asli yang disebut [[Halaika]]. Suku Boti Dalam tinggal di areal seluas 3.000 meter persegi yang dikelilingi pagar kayu. Sedangkan suku Boti Luar sudah beragama [[Kristen Protestan]] dan [[Katolik]].<ref name="BOTI">{{Cite web|title=Fakta Unik Suku Boti|url=https://katadesa.id/index.php/dari-desa-ke-desa-1/120-fakta-unik-suku-boti|website=katadesa.id|access-date=2023-04-12}}</ref>
 
Untuk dapat terus menjaga dan menjalankan adat dan kepercayaan mereka, anak-anak dalam satu keluarga dibagi dua, separuh dari anak-anak mereka diperbolehkan bersekolah sementara yang lainnya tidak diperkenankan. Tujuannya agar mereka dapat teguh memegang adat tradisi mereka. Aturan pendidikan bagi anak-anak Boti bertujuan agar tercipta keseimbangan antara kehidupan masa sekarang dengan kehidupan berdasarkan adat dan tradisi yang sudah diwariskan oleh leluhur mereka. Banyak kaum sesepuh Boti yang tidak lancar bahkan tidak bisa berbahasa Indonesia. Sehari-hari mereka menggunakan bahasa daerah Dawan. Namun demikian, bahasa bukan halangan bagi warga Boti untuk menyambut tamu-tamu mereka yang datang ke desa mereka.