Prasasti Ulubelu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
menambahkan pranala dalam |
||
Baris 11:
|url = http://books.google.co.id/books?ei=WFxAUPfKHdHirAem44C4BA&hl=id&id=chJvAAAAMAAJ&dq=Kebudayaan+Sunda+pada+Zaman+Kerajaan+Pajajaran&q=Ulubelu#search_anchor
|isbn = 9794193348, 9789794193341 }}, hlm. 88. Diakses 31 Agustus 2012.</ref>
Anggapan [[sejarawan]] tersebut didukung oleh kenyataan bahwa wilayah Kerajaan Sunda mencakup juga wilayah Lampung. Setelah Kerajaan Sunda diruntuhkan oleh [[Kesultanan Banten]] maka kekuasaan atas wilayah selatan Sumatra dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. Dalam buku The Sultanate of Banten halamaan 19, Claude Guillot menulis: ''From the beginning it was abviously [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Hasanuddin's]] intention to revive the fortunes of the [[Pakwan Pajajaran|ancient kingdom of Pajajaran]] for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region''.<ref name="Claude Guillot">{{cite book|last =Guillot|first =Claude.|publisher= Gramedia Book Publishing Division|title = The sultanate of Banten|date =|year =1990|page =19
}}</ref>
Meskipun demikian, terdapat pendapat lainnya yang menyatakan bahwa [[aksara]] berbentuk seperti paku dalam prasasti ini (aksara ''ka ga nga'') merupakan aksara [[Sumatra]] yang juga digunakan sebagai [[aksara Batak]], [[aksara Rejang|Rejang]], dan [[aksara Lampung|Lampung]], dan merupakan cikal-bakal aksara Lampung pada manuskrip kulit (dalung) pada abad berikutnya hingga sekarang.<ref>{{Cite web
|url = http://arkeologi.web.id/articles/tokoh-arkeologi/1100-sarwit-sarwono-peneliti-aksara-kaganga
|title = Sarwit Sarwono, Peneliti Aksara Kaganga
|