Pertempuran Babang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aku sedih (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Johasoz7889 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 1:
'''Pertempuran Babang''' (12 Juli 1965) adalah yang keempat dan terakhir dalam serangkaian penyergapan yang berhasil dilakukan antara Mei dan Juli 1965 oleh pasukan [[Australia]] dari Batalion 3, Resimen Kerajaan Australia (3 RAR). Kali ini di Babang di Kalimantan (Indonesia Kalimantan), selama [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia|Konfrontasi Indonesia-Malaysia]]. Para penyergapan dilakukan di bawah Claret Persemakmuran Inggris Operasi yang lebih luas, menjadi operasi lintas-perbatasan dari pangkalan dipasang di Sarawak hingga 10.000 meter (9.100 m) ke wilayah Indonesia dengan tujuan untuk mengganggu gerakan dan memasok pasukan Indonesia dan untuk menjaga mereka dari keseimbangan.<ref>Coulthard-Clark 1998, p. 274.</ref>
 
{{Infobox military conflict
| conflict = Pertempuran Babang
| partof = [[Konfrontasi Indonesia-Malaysia]]
| date = 12 Juli 1965
| place = Babang,[[Kalimantan]]
| result = Kemenangan Australia
| combatant1 = {{flag|Australia}}
| combatant2 = {{flag|Indonesia}}
| commander1 = Ivor Hodgkinson<br>Robert Guest
| commander2 = Tidak diketahui
| strength1 = 40 Tentara
| strength2 = 30 Tentara
| casualties1 = 2 Tentara Terluka
| casualties2 = 13 Tentara Tewas<br>5 Tentara Terluka
}}
 
 
Pada 12 Juli 1965, 7 [[Peleton]] Kompi C di bawah Letnan Robert disertai oleh Komandan Kompi, Mayor Ivor Hodgkinson. Pejabat Intelijen batalion dan pengendalian kebakaran partai menduduki posisi penyergapan sepanjang jalur baik digunakan di sekitar Indonesia basis di Babang, di perbatasan. Pada sekitar tengah hari kekuatan dari sekitar 30 orang Indonesia mendekati sepanjang trek dan kemudian disergap. Pleton indonesian serangan balik dan Australia menarik di bawah penutup dari tembakan artileri defensif. Sedikitnya 13 orang Indonesia tewas dan lima terluka, sedangkan Australia tidak mengalami kerugian.<ref>Coulthard-Clark 1998, pp. 276–277.</ref>