Bajaj Bajuri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 53:
Sinetron ini menceritakan tentang kisah sebuah keluarga sederhana campuran [[Betawi]] dan [[Sunda]], yaitu keluarga Bajuri dan Oneng, yang berpenghasilan pas-pasan karena sang suami hanyalah seorang [[sopir]] [[bajaj]] sedangkan sang istri membuka [[Salon kecantikan|salon]] kecil-kecilan. Mereka tinggal serumah dengan Eti, ibunda Oneng, yang biasa dipanggil Emak. Kehidupan mereka yang sederhana beserta lingkungan sekitarnya ditampilkan untuk menggambarkan situasi kondisi masyarakat daerah pinggiran di [[Jakarta]]. Bajuri dan keluarganya digambarkan tinggal di [[Jakarta Selatan]], di sebuah kampung fiktif bernama Ngagakgak,<ref>[https://twitter.com/AbbyFebry/status/1019070115738836993 Mo bikin ah 1 Retweet untuk 1 Trivia soal Bajaj Bajuri..]</ref> meskipun dalam episodenya juga menampilkan tempat-tempat asli seperti [[Jatinegara]], [[Jakarta Timur]], [[Kebun Binatang Ragunan]], Cilandak Mall (kini [[Transmart]] Cilandak) hingga [[Taman Impian Jaya Ancol]].
 
Bajuri selalu bermusuhan dengan mertuanya karena penghasilannya sebagai sopir bajaj yang pas-pasan. Oneng digambarkan sebagai seorang yang lambat pemikiranya. Emak Eti yang mata duitan dan sedikit egois. Kelucuan demi kelucuan terjadi akibat keluguan Oneng dan egoisme Emak.
 
Tak ketinggalan, dikisahkan pula kehidupan para tetangga mereka. Di antaranya, Ucup dan Said dua orang pengangguran yang selalu merepotkan keluarga Bajuri, Mpok Leha pemilik warung makan yang sering rugi karena dihutangi, serta Pak RT yang tidak bisa tegas dan terkadang licik. Ada juga Mpok Minah, seorang janda yang penakut dan Mpok Hindun, seorang ibu yang genit dan hiperseks, keduanya sering tertekan oleh perilaku Emak. Namun, di antara semua warga kampung, Mpok Hindun-lah yang paling berani melawan Emak, walaupun sering kalah.