Aeromonas hydrophila: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
Baris 22:
 
== Sejarah ==
Awalnya ''Aeromonas hydrophila'' dikenal dengan nama ''Bacilus hydrophilus fuscus'', pertama kali diisolasi dari kelenjar pertahanan katak yang mengalami pendarahan septicemia. Kluiver dan Van Niel pada tahun 1936 mengelompokkan genus [[Aeromonas]]. Tahun 1984, Popoff memasukan genus Aeromonas kedalam famili [[Vibrionaceae]]. ''Aeromonas Hydrophila'' diisolasi dari [[manusia]] dan binatang sampai dengan tahun 1950. Bakteri ini memiliki nama sinonim A. formicans dan A. liquefaciens (Sismeiro, et al., 1998).
 
''Aeromonas hydrophila'' mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980 bakteri ini menyebabkan wabah penyakit pada [[Ikan mas|ikan karper]] di [[Jawa Barat]] dan berakibat pada kematian ikan sebanyak 125 ton (Triyanto, 1990). Di tahun yang sama, kejadian serupa juga terjadi di mana dikenal dengan nama penyakit borok/penyakit merah, yang mengakibatkan kematian sekitar kurang lebih 173 ton ikan mas, termasuk di dalamnya 30% ikan-ikan kecil/benih. Kematian ini disebabkan oleh bakteri [[''Aeromonas sp.'']] dan [[''Pseudomonas sp.'']]
Baris 31:
 
== Karakteristik ==
Menurut Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (2012) ''Aeromonas hydrophila'' adalah salah satu spesies bakteri yang terdapat di hampir seluruh lingkungan perairan tawar maupun payau, bahkan pada feces mamalia, katak dan manusia. Bakteri ini bersifat Gram negatif, bentuk batang 0,7-0,8  µm x 1,0-1,5  µm, bergerak dengan menggunakan polar [[flagella]], cytochrom oksidase positif, fermentatif, dan oksidatif.
 
Menurut Rosita dan Maryani (2006), ''Aeromonas hydrophila'' berbentuk batang pendek berukuran 2-3 mikrometer, koloni bulat, cembung, berwarna kekuning-kuningan dan mempunyai variasi biokimia. ''Aeromonas hydrophila'' umumnya hidup di air tawar yang mengandung bahan organik tinggi dan senang hidup di lingkungan bersuhu 15-30℃ pada pH antara 5,5-9. ''Aeromonas hydrophila'' menginfeksi semua jenis ikan tawar. Infeksi yang biasanya berkaitan dengan perubahan kondisi lingkungan, stress akibat kepadatan, malnutrisi, infeksi parasit, kualitas air yang buruk dan fluktuasi suhu air yang ekstrim. Serangan bersifat akut, jika kualitas lingkungan air terus menurun, maka kematian yang ditimbulkan bisa mencapai 100% (Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, 2012).