Emha Ainun Nadjib: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
|||
Baris 269:
Luasnya sambutan masyarakat ketika itu dengan diadakannya Padhangmbulan, bagi Cak Nun sekeluarga, yang juga penting adalah pengaruh pengajian itu kepada sang ibunda, Chalimah (wafat 2012). Meski sudah lanjut usia ketika itu, ibu Chalimah sangat bersemangat untuk mempersiapkan acara sebulan sekali itu. Cak Nun mengatakan bahwa ibunya akan sangat sehat kalau bisa ''ngerumat'' banyak orang karena merasa senang. Karena kalau tidak ada kegiatan, mungkin bisa sakit-sakitan.<ref name=":38" />
Sejak awal, upaya tafsir dilakukan di Padhangmbulan melalui duet Cak Nun dan kakak pertamanya, Cak Fuad (Ahmad Fuad Effendi). Cak Fuad menyampaikan tafsir tekstual, sementara Cak Nun menyampaikan tafsir kontekstualnya. '''Tafsir tekstual''' dilakukan seperti lazimnya yang dilakukan para kyai. Beberapa ayat Al-Qur`an dibacakan Cak Fuad, lalu diterangkan arti atau terjemahnya. Cak Fuad juga sering menguraikan makna kata-kata kunci di dalam ayat-ayat tersebut. Kemudian disampaikan tafsirnya dengan merujuk pada beberapa kitab tafsir Al-Qur`an. Cak Fuad juga mencoba menyampaikan pemahamannya sendiri menyangkut ayat-ayat yang tengah dikaji tersebut. Sementara, '''tafsir kontekstual''' disampaikan Cak Nun yang berupaya memahami kejadian di masyarakat, baik itu peristiwa politik, sosial, budaya, dan
Tanggal 13 Oktober 2019, keluarga besar Cak Nun dan Masyarakat Maiyah mensyukuri perjalanan masih diselenggarakannya Padhangmbulan selama 26 tahun.<ref>{{Cite web|url=https://www.caknun.com/2019/belajar-menjadi-manusia-sorogan-dari-gamelan-kiaikanjeng/|title=Belajar Menjadi Manusia Sorogan dari Gamelan KiaiKanjeng|last=Agustian|first=Fahmi|date=14 Oktober 2019|website=CakNun.com|access-date=15 Desember 2019}}</ref>
|