Sri Samarawijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rakehino (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rakehino (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 29:
 
== Perang Saudara melawan Janggala ==
Sebelum turun takhta tahun 1042, [[Airlangga]] dihadapkan pada masalah persaingan antara kedua putranya. Maka iapun membagi wilayah kerajaannya menjadi dua, yaitu [[KadiriPanjalu]] (PanjaluKadiri) dan [[Janggala]]. Peristiwa ini diberitakan dalam ''[[Nagarakretagama]]'' dan ''[[Serat Calon Arang]]'', serta diperkuat oleh [[Prasastiprasasti Turun Hyang]] (1044) dan [[prasasti Wurare]].
 
Dalam prasasti Turun Hyang, diketahui nama raja [[Janggala]] setelah pembagian ialah [[Mapanji Garasakan]]. Nama raja [[Kadiri]] tidak disebutkan dengan jelas, namun dapat diperkirakan dijabat oleh Samarawijaya, karena sebelumnya ia sudah menjabat sebagai [[putra mahkota]].
 
Prasasti Turun Hyang tersebut merupakan piagam pengesahan anugerah [[Mapanji Garasakan]] tahun 1044 terhadap penduduk desa Turun Hyang yang setia membantu [[Janggala]] melawan [[KadiriPanjalu]]. Jadi, pembelahan kerajaan yang dilakukan oleh [[Airlangga]] terkesan sia-sia belaka, karena kedua putranya, yaitu Samarawijaya dan [[Mapanji Garasakan]] tetap saja berebut kekuasaan.
 
Adanya unsur ''Teguh'' dalam gelar Samarawijaya, menunjukkan kalau ia adalah putra [[Airlangga]] yang dilahirkan dari putri [[Dharmawangsa Teguh]]. Sedangkan [[Mapanji Garasakan]] adalah putra dari istri kedua. Dugaan bahwa [[Airlangga]] memiliki dua orang istri didasarkan pada penemuan dua patung wanita pada [[Candi Belahan]] di lereng [[Gunung Penanggungan]], yang diyakini sebagai situs pemakaman [[Airlangga]].
 
== Akhir Pemerintahan Samarawijaya ==