Kerajaan Kalingga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Raden Salman (bicara | kontrib)
Mengembalikan penghapusan sembarangan, Baca dulu sumber dan referensinya jangan asal hapus...
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
Inayubhagya (bicara | kontrib)
Membalikkan suntingan vandalisme mencampurkan sejarah dengan dongeng yang tidak bisa divalidasi kebenarannya
Tag: Pengembalian manual
Baris 14:
| event_start = Didirikan
| event_end = Runtuh
| capital = IbukotaTidak lamadiketahui, Keling/Kepungdiperkirakan antara [[KediriPekalongan]] dan [[Jepara]]
ibukota baru[[Pekalongan]] dan [[Jepara]]
| common_languages = [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]], [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]], [[Bahasa Melayu Kuno|Melayu Kuno]]
| government_type = [[Monarki]]
Baris 24 ⟶ 23:
}}
{{Sejarah Indonesia|Kerajaan Hindu-Buddha}}
'''Kerajaan Kalingga''' ({{lang-jv|''ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦭꦶꦔ꧀ꦒ''}}) atau '''Kerajaan Ho-ling''' ({{lang-zh|訶陵}}; Hēlíng atau 闍婆; ''She-pó / She-bó'', juga ''Dūpó'' / ''Dūbó'' dalam sumber-sumber berita [[Tiongkok]]) atau '''kerajaan Keling''' adalah kerajaan bercorak [[Hindu]]-[[Buddha]] yang pertama muncul di desa [[Keling, Kepung, Kediri|Keling]] Kediri <ref>{{Cite web|last=Unknown|date=2011-04-20|title=SEJARAH DAN PERISTIWA: KALINGGA dI KELING KEPUNG KEDIRI|url=http://agungpambudi72-sejarahdanperistiwa.blogspot.com/2011/04/women.html|website=SEJARAH DAN PERISTIWA|access-date=2023-09-07}}</ref>pada abad ke 5 yang dipimpin Raja Wisnumurti<ref>{{Cite web|last=Jayanti|first=Nanik Dwi|date=2023-05-18|title=Mengenal Daerah Keling, Desa Wisata Kediri yang Lekat akan Legenda Kerajaan Kalingga - Dhaha News|url=https://www.dhahanews.com/travel/5758828674/mengenal-daerah-keling-desa-wisata-kediri-yang-lekat-akan-legenda-kerajaan-kalingga|website=Mengenal Daerah Keling, Desa Wisata Kediri yang Lekat akan Legenda Kerajaan Kalingga - Dhaha News|language=id|access-date=2023-09-07}}</ref>,lalu berpindah ke pantai utara [[Jawa Tengah]] pada abad ke-6 Masehi dipimpin ratu Shima istri dari Raja KartikeyaSingha, bersamaan dengan [[Kerajaan Tarumanagara]] dan [[Kerajaan Sriwijaya]].
 
== Historiografi ==
Temuan arkeologis dan catatan sejarah dari berdasarkankerajaan prasastiini wanua tengah yang ditemukan di Keling Kediri dan peninggalan berupa patung Syiwa bermuka 4langka, dan lokasi persis ibu kota kerajaan padatidak awalnya di Keling Kediri Jawa timur berdasarkan Prasasti wanua tengah dengan raja pertama bernama Raja Wisnumurtidiketahui. Lalu Ibukota berpindah Diperkirakan ada di suatu daerah antara [[Pekalongan]] dan [[Jepara]] saat ini. Sebuah tempat bernama [[Keling, Jepara|Kecamatan Keling]] ditemukan di pantai utara Kabupaten Jepara, namun beberapa temuan arkeologis di dekat Kabupaten Pekalongan dan [[Batang]] menunjukkan bahwa Kabupaten Pekalongan adalah pelabuhan kuno, nama Pekalongan mungkin merupakan nama yang diubah dari Pe-Kaling-an. Kalingga ada antara abad ke-6 dan ke-7, dan itu adalah salah satu kerajaan [[Hindu]]-[[Buddha]] paling awal yang didirikan di [[Jawa Tengah]].<ref name="Kerajaan Kalingga"> Mengenal Kerajaan Kalingga[https://ilmusaku.com/mengenal-kerajaan-kalingga-dan-ratu-sima-yang-legenda/]</ref>
 
== Sejarah ==
=== Sumber lokal ===
Nama ''Ho-ling'' diperkirakan muncul pada abad ke-5 (kemudian disebut ''Keling'') yang diperkirakan terletak di utara [[Jawa Tengah]]. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari catatan dari [[Tiongkok]]. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi pesaing [[Kerajaan Sriwijaya|Kedatuan Sriwijaya]] dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan, bersama [[Kerajaan Melayu]] dan [[Kerajaan Tarumanagara]] Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya.<ref name="cp">{{cite book|last=Munoz|first=Paul Michel|title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula|publisher=Editions Didier Millet|date=2006|location=Singapore|url=https://archive.org/details/earlykingdomsofi0000muno|doi=|pages=pages 171|id= ISBN 981-4155-67-5}}</ref> Tidak ada bukti peperangan antara sriwijaya dan kalingga.Tercatat di Abad Ke 5 Masehi, Kediri Adalah Ibukota Kerajaa Keling ( Kalingga) Yaitu Sebelum Maharani Sima Memindahkan Pusat Kerajaan Kalingga Di Jepara.,.Kediri Adalah Ibu kota Kerajaan Kalingga Yang Lama..Maha Raja Wisnumurti Adalah Raja Kalingga Di Keling Kepung Kediri Yang Memerintah Th 594 M-605 M..Kemudian .Maha Raja Wasugeni adalah Raja Kalingga di Keling Kepung Kediri Yang Memerintah th 605 M-632 M.kemudian .Maha Raja Wasudewa adalah Raja Kalingga di Keling Kepung KediriYang Memerintah Th 632 M-652 M,Kemudian Maha Raja Wasukawi Raja kalingga Di Keling Kepung Kediri Yang memerintah th 652 M.Dilanjutkan Oleh Maha Raja Kiratha Singha Raja Kalingga di Keling Kepung Kediri Yang Memerintah Th 632 M- 648 M.Kemudian Maha Raja Kartikeya Singha Raja kalingga Di Keling Kepung Kediri (Suami maharani Shima) Yang Memerintah Th 648-674 M ,Lalu Ibukota Keling (Kalingga )Di Pindah Ke Jepara Oleh Maharani Shima Th 674-695.Kemudian Kalingga di Pecah Menjadi Dua Kerajaan Yaitu Kerajaan Bhumi Sambara (Keling) Yang Diperintah Oleh Rakryan Narayana Yang Kelak Menurunkan Raja Raja KANJURUHAN Yaitu DEWA SINGA yang Menurunkan GAJAYANA .Dan Kerajaan Bhumi Mataram (Medhang) Yang Diperintah Oleh Rani Dewi Parwati.Yang Menikah Dengan MANDIMINYAK raja Galuh Ke Dua,Yang Kemudian menurunkan SANAHA Yang menikah dengan BRATASENAWA Saudara satu ayah lain ibu yang kemudian menurunkan RAKRYAN JAMRI ALIAS MAHA RAJA SANJAYA Yang kelak adalah Pendiri DINASTY SANJAYA Di Mataram (medhang).Itulah Mengapa di Masa Mpu Sindok Mataram (Medhang) kembali Kewilayah Asal Muasalnya Yaitu Kediri Resminya Kala Maha Raja Airlangga Memindahkan Ibukota Kahuripan Di Daha Kediri..
 
==== Kisah Ratu Shima ====
Baris 52 ⟶ 51:
==== Catatan I-Tsing ====
Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah Jawa telah menjadi salah satu pusat pengetahuan agama [[Buddha]]. Di Ho-ling ada pendeta Tionghoa bernama Hwining, yang menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha ke dalam [[bahasa Tionghoa]]. Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra. Kitab terjemahan itu antara lain memuat cerita tentang [[Nirwana]], tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana dalam agama Buddha Hinayana.
 
== Hubungan Diplomatik ==
=== Dengan [[Kerajaan Sunda]] ===
Hubungan kedua negara tersebut didasari oleh ikatan pernikahan antara [[Sanjaya]] dengan [[Dewi Tejakencana]] (Cucu [[Tarusbawa]]) yang melahirkan putra Mahkota bernama [[Tamperan Barmawijaya]].
=== Dengan [[Kerajaan Galuh]] ===
Hubungan kedua negara tersebut didasari oleh 2 ikatan pernikahan, antara lain :
# [[Parwati]] menikah dengan [[Suraghana]] yang melahirkan putra Mahkota bernama [[Sanna]].
# [[Sannaha]] menikah dengan [[Sanna]] yang melahirkan putra Mahkota bernama [[Sanjaya]].
=== Dengan [[Kekaisaran Tiongkok]] ===
Hubungan kedua negara tersebut didasari oleh beberapa hal diantaranya :
# Adanya kunjungan [[I-Tshing]] ke Keling.
# Adanya catatan dari zaman [[Dinasti Tang]] yang mencatat keberadaan Kerajaan Keling di tanah Jawa.
# Adanya Pendeta Tionghoa bernama Hwining bekerjasama dengan Pendeta Jawa bernama Jnanabadra untuk menerjemahkan Kitab Agama Budha Ke dalam bahasa Tionghoa.
=== Dengan [[Kekhalifahan Bani Umayyah]] ===
Berdasarkan dokumentasi surat menyurat milik Kekhalifahan Bani Umayyah yang disimpan di [[Museum Granada]], [[Spanyol]], diketahui jika Khalifah Utsman bin Affan ketika itu sempat mengutus armada lautnya yang dipimpin Muawiyah bin Abu Sufyan untuk melakukan ekspedisi mengenalkan Islam ke daratan China, termasuk ke Nusantara.
"...Besar kemungkinan bahwa penyelidikan ke Tanah Jawa ini amat rapat persangkutannya dengan usaha beliau mendirikan armada Islam. Sebab, beliaulah yang mula-mula mendirikan armada angkatan laut dalam kekhalifahan Islam. Mungkin sekali bahwa setelah utusan itu atau mata-mata menyelidiki sendiri ke Tanah Jawa dan menguji informasi tentang keteguhan hati Ratu Simo. baginda hendak mengirim utusan memasuki pulau-pulau Melayu (Nusantara)," tulis Buya Hamka, dalam bukunya yang berjudul Sejarah Umat Islam.
Lalu armada laut yang dipimpin Muawiyah bin Abu Sufyan ini sempat singgah di Pantai Utara Jawa yang ketika itu berada dalam wilayah Kerajaan Kalingga.
Muawiyah bin Abu Sufyan yang dikemudian hari menjadi Khalifah Islam (pendiri Bani Umayyah) ini sebelumnya mendengar kabar ada Kerajaan Hindu di seberang lautan yang diperintah oleh seorang raja wanita yang bijaksana. Namun walau bercorak Hindu, Agama Buddha juga berkembang secara harmonis di tanah Kalingga pada saat dipimpin Ratu Shima.
Pamor Ratu Shima dalam memimpin kerajaannya sangat luar biasa, amat dicintai rakyat jelata hingga lingkaran para elit kekuasaan. Bahkan konon tak ada satu warga anggota kerajaan pun yang berani berhadapan muka dengannya, apalagi menantang.
Hal itu disebabkan oleh kharisma dari sang ratu sendiri yang luar biasa, sehingga siapapun amat segan kepadanya. Kabar mengenai kebijakan dan kejujuran Ratu Shima ini diperoleh dari para pedagang Arab yang telah sampai ke Kerajaan Kalingga.<ref>{{Cite web|title=Penguasa Pantura yang Berlakukan Hukum Potong Tangan bagi Pencuri|url=https://www.pustakajc.co/tokoh/view/3035/penguasa-pantura-yang-berlakukan-hukum-potong-tangan-bagi-pencuri?halaman=6|language=id|access-date=6 September 2023}}</ref>
=== Dengan [[Kalingga (India)]] ===
Hubungan kedua negara tersebut didasari oleh 2 ikatan pernikahan, antara lain :
# [[Kirathasingha]] adalah Putra Mahkota kerajaan Kalingga di India, menikah dengan Dewi Wasundari yang melahirkan putra Mahkota bernama [[Kertikeyasingha]].
# [[Kertikeyasingha]] menikah dengan Dewaniloka yang melahirkan putra Mahkota bernama [[Bhuswara]].<ref>{{Cite web|title=Kerajaan Kalingga di India|url=https://artshangkala.wordpress.com/2009/10/05/kerajaan-kalingga-di-india/|language=id|access-date=6 September 2023}}</ref>
== Saat menjadi bawahan [[Majapahit]] ==
Kalingga menjadi negeri bawahan Majapahit yang paling utama. Raja yang memimpin bergelar '''Bhre Kalinggapura'''.<ref>{{Cite web|title=Silsilah Lengkap Pararaja Majapahit Versi Siwi Sang|url=https://siwisang.wordpress.com/2016/06/10/silsilah-lengkap-pararaja-majapahit-versi-siwi-sang/|website=siwisang.wordpress.com|language=id|access-date=17 Juli 2022}}</ref><ref>{{Cite web|title=Tokoh Majapahit Paling Berpengaruh dalam Prasasti Waringin Pitu 1447 M|url=https://www.kompasiana.com/amp/siwisang/tokoh-majapahit-paling-berpengaruh-dalam-prasasti-waringin-pitu-1447m_54f6a8d4a33311e15b8b456f|website=kompasiana.com|language=id|access-date=17 Juli 2022}}</ref>
Bhre Kalinggapura yang pernah menjabat ialah :
#[[Kamala Warnnadewi Dyah Sudayita]] 1447 M
<ref>{{Cite web|title=Tokoh Majapahit Paling Berpengaruh dalam Prasasti Waringin Pitu 1447 M|url=https://www.kompasiana.com/amp/siwisang/tokoh-majapahit-paling-berpengaruh-dalam-prasasti-waringin-pitu-1447m_54f6a8d4a33311e15b8b456f|website=kompasiana.com|language=id|access-date=17 Juli 2022}}</ref>
 
== Kutipan ==