Seorang perantau dari [[Fujian]], [[Tiongkok]] bernama Go Soe Loet, datang ke Indonesia pada tahun 1920 untuk mengadu nasib. Tiba di [[Surabaya]], mengamati bahwa penduduk lokal suka meminum kopi, Loet bersama saudaranya Go Bie Tjong dan Go Soe Bie merintis kedai kecil penggilingan kopi dengan nama "Hap Hoo Tjan" atau jika diindonesiakan menjadi "Kapal Api" dipada tahun 1927. Nama itu merupakan penghargaan bagi kapal yang dahulu membawa Loet ke Indonesia, simbol status kemewahan, dan menyesuaikan tempat dimana Loet menjajakan kopi ini untuk pertama kalinya, yaitu di [[Pelabuhan Tanjung Perak]], Surabaya. Kopi yang dibungkus kertas ini kemudian diminati oleh banyak kalangan sehingga usaha ketiganya berkembang baik.<ref name=great>[https://books.google.co.id/books?id=RvGDAwAAQBAJ&pg=PT30&dq=kapal+api+1927&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwinsvXRrcX-AhXlxTgGHcmUCps4ChDoAXoECAgQAg#v=onepage&q=kapal%20api%201927&f=false 50 Great Bussines Ideas form Indonesia: Gebrakan Perusahaan-Perusahaan ...]</ref><ref name=kerawa>[https://books.google.co.id/books?id=SEdSEAAAQBAJ&pg=PA21&dq=kapal+api+1927&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiO4uXJrcX-AhWg9zgGHZUfAyQQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=kapal%20api%201927&f=false Merek Jadul dan Kerawanan Generasi Ketiga]</ref> Belakangan, bisnis Hap Hoo Tjan terpaksa dibagi tiga antara Loet, Tjong dan Bie dipada tahun 1962, dengan Loet mendapatkan pabrik penggorengan kopi.<ref name=gosip>[https://gosipnya.blogspot.com/2018/09/soedomo-mergonoto.html SOEDOMO MERGONOTO]</ref>
Anak-anak Loet kemudian dilibatkan dalam bisnis keluarga ini. Namun, anak keduanya, Go Tek Wie (Soedomo Mergonoto) kemudian yang nampak serius menekuni bisnis kopi Kapal Api, dengan menjajakannya dengan sepeda ontel. Maka kemudian Soedomo menjadi penggerak utama usaha ayahnya. Di bawah kepemimpinannya, ia memodernkan bisnis keluarga dengan membeli mesin-mesin pemroses kopi dan mempelopori manajemen baru dalam usahanya. Ia bahkan berani mengiklankan kopi tersebut di layar kaca, di saat pabrikan saingan belum memulainya.<ref name=kerawa/><ref name=great/> Kemudian juga didirikan PT Santos Jaya Abadi sebagai badan hukum usaha kopi keluarga Loet dipada tanggal 18 Mei 1979 dengan nama awal PT Santos Jaya Coffee Company.<Ref>[https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/download_file/11eb111c98bf35a0ad16313533333238/pdf/e1c517a8e3a49e49330506fd240b9aa0 PUTUSAN HKI...]</ref> Pada tahun 1980-an, pemasaran Kapal Api pun diperluas ke kota-kota besar di Indonesia, bahkan luar negeri. Di bawah Soedomo, Kapal Api juga memperluas bisnisnya dengan mendirikan kedai kopi dan merek kopi Excelso (1990); pendirian pabrik permen PT Agel Langgeng (1991), PT Monysaga Prima (1994) yang bergerak di bidang minuman ringan; pendirian perusahaan distribusi PT Fastrata Buana; dan akuisisi perusahaan permen PT Inasentra Unisatya (2000).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=X0pODwAAQBAJ&pg=PA61&dq=santos+jaya+abadi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjKgN7YrcX-AhV5-jgGHWHtAUAQ6AF6BAgCEAI#v=onepage&q=santos%20jaya%20abadi&f=false 9 Jalan Pengusaha]</ref> Belakangan, sejak 2013, Soedomo mulai melibatkan generasi ketiga keluarga Go dalam kepemimpinan Kapal Api, dengan melibatkan Christeven Mergonoto, putranya dengan membentuk ''brand'' Kapal Api Global.<ref name=gosip/>