Ketidakkekalan (Buddhisme): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
Tjmoel (bicara | kontrib)
Baris 9:
 
 
== Kutipan ==
[edit] Quotes
 
{{cquote|Lima kelompok, o bhikkhu, adalah anicca, ketidak kekalan.
The five aggregates, monks, are anicca, impermanent.
Semuanya adalah tidak kekal. Dan apa yang semuanya adalah tidak kekal ? mata adalah tidak kekal, penglihatan akan benda (rupa) .. kesadadaran visual ... pandangan
 
All is impermanent. And what is the all that is impermanent? The eye is impermanent, visual objects [ruupaa]... eye-consciousness... eye contact [cakku-samphassa]... whatever is felt [vedayita] as pleasant or unpleasant or neither-unpleasant-nor-pleasant, born of eye-contact is impermanent. [Likewise with the ear, nose, tongue, body, and mind] (SN 35.43/vol. iv, 28)
Baris 19 ⟶ 20:
Whatever is subject to origination [samudaya] is subject to cessation [nirodha] (MN 56)
 
== Dalam Seni dan Kebudayaan ==
[edit] In arts and culture
 
* Penulis Film Agama *Buddha Akio"Mujo" Jissoji's(atau Buddhistyang auteurjuga filmdikenal Mujo (also knowndengan asjudul "This Transient Life") owes[[Akio itsJissoji]]menggunakan titlepemahaman toKetidak-Kekalan theguna doctrinepemberian ofjudul Impermanencefilmnya.
 
[edit] See also