Mus Mulyadi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 39:
}}
 
'''Mus Mulyadi''' ({{lahirmati|[[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Jawa Timur]]|14|8|1945|[[Jakarta]]|11|4|2019}}) adalah [[penyanyi]] [[keroncong]] [[Indonesia]]. Ia bahkan mendapat julukan sebagai si "Buaya Keroncong". Beberapa lagunya yang menjadi hit antara lain, "Kota Solo", "Dinda Bestari", "Telomoyo", dan "Jembatan Merah". Ia pernah menjadi anggota [[Favourite's Group]]. Istrinya juga seorang penyanyi, [[Helen Sparingga]], dan adiknya juga menjadi penyanyi pop & jazz [[Mus Mujiono]] pada era [[1980-an]].
 
== Biografi ==
Baris 47:
== Karier ==
=== Mendirikan Band Irama Puspita ===
Sebelum terjun sebagai penyanyi, pada masa remajanya di Surabaya ia telah membentuk sebuah band [['''Irama Puspita''']] dengan personil tiga belas wanita-wanita perkasa yang telah dipersiapkannya untuk sukses di panggung hiburan. Ia menjadi pelatih band Irama Puspita selama beberapa tahun. Band asuhannya ini pernah manggung di acara POI [[Ganefo]] di Jakarta dan merajai berbagai lomba festival musik di Surabaya. Namun satu persatu personilnya memilih hengkang sehingga tak lama kemudian Mus Mulyadi pun membubarkan band asuhannya tersebut. Di antara anggotanya secara diam-diam pindah ke [[Jakarta]]. Ketiganya adalah [[Titiek AR]], [[Lies AR]] dan Sugien alias [[Susy Nander]]. Ketiganya kemudian diketahui membentuk sebuah band wanita di ibu kota yang bernama '''[[Dara Puspita]]'''.
 
=== Mendirikan Band Arista Birawa ===
Mus bergabung sebuah grup band [['''Arista Birawa''']] pada tahun [[1964]] yang dibentuk oleh Busro Birawa. Personilnya adalah ia sendiri sebagai pemegang [[bas]] dan merangkap sebagai [[vokalis]], Jeffry Zaenal (Abidin) pada drum''''', '''''M.Yusri pada ''Rhythm guitar'', [[Oedin Syach]] (mantan gitaris Phillon) pada Lead guitar, bersama [[Sonata Tanjung]]. Bersama Arista Birawa, Mus Mulyadi menelurkan satu album ''Jaka Tarub'' yang diproduksi PT Dimita Moulding Industries Record pada tahun 1965. Belakangan band itu menghasilkan album rekaman lokal ''Si Ompong & Masa Depanmu'' di Serimpi Recording tahun 1972 tanpa keterlibatan Mus Mulyadi. Kemudian dirilis ulang pada tahun 2005 di recording Shadoks-[[Jerman]].
 
=== Mengembara ke Singapura ===
Atas ajakan temannya Jerry Souisa sebagai pemimpin group, mengajak dua anggota Arista Birawa yakni Mus Mulyadi dan Jeffry Zaenal dan seorang rekannya Arkan untuk melakukan tour pertunjukan di Singapura. Meski pada mulanya ia ragu untuk meninggalkan bandnya yang sudah mempunyai gaung di kalangan arek-arek Surobayo. Apalagi saat itu ayahnya belum lama meninggal dunia. Namun akhirnya bersama tiga rekannya, ia meninggalkan Surabaya dan nekat mencoba mengadu nasib ke Singapura pada tahun [[1967]]. Menggunakan kapal kayu selama 2 minggu perjalanan hingga mendarat di [[Tanjung Pinang]]. Kemudian mereka mereka menerima show hajatan tanpa dibayar oleh seorang saudagar tauke China sebagai upah untuk menyeberangkan mereka ke Singapura. Di Singapura mereka menumpang di rumah sebuah keluarga etnis [[Jawa]]. Selama 2 tahun di sana mereka tak kunjung mendapatkan tawaran show. Sempat menjadi gelandangan, kelaparan, dan terlunt-lunta tanpa makanan, pekerjaan, dan uang. Dengan keteguhan dan kesabaran mereka akhirnya mulai mendapatkan kesempatan mengubah nasibnya. Setelah sempat menjadi pengangguran, Mus belajar menciptakan lagu dan muncullah lagu ''"Sedetik Dibelai Kasih"'', ''"Jumpa dan Bahagia"'', ''" Kr. Jauh di Mata"'', hingga terkumpullah 10 lagu. Mereka membentuk sebuah band yang diberi nama The Exotic dengan personil Jerry Souisa pada lead guitar, Arkan pada Rhythm guitar, Jeffry Zaenal (Abidin) pada drum dan Mus Mulyadi pada bass sekaligus vocalist. Ia kemudian menawarkan karya-karyanya itu kepada Life Record di Jurong tahun 1969. Mereka langsung membuat 2 album Pop dan Keroncong dalam bentuk ''vinyl'' / plat yang biasa disebut (EP7 (''Extended Play''). Dalam cover album tersebut Mulyadi mulai menggunakan nama Mus Mulyadi sebagai nama resminya. Tambahan kata Mus ia ambil dari penggalan nama ibunya. Di Singapura, Mus berhasil mendapatkan uang 2.800 [[Dollar Singapura]] untuk dua LP ([[piringan hitam]]). Setelah mengantungi uang, Mus Mulyadi dan tiga rekannya kembali ke Tanah Air. Disayangkan mereka belum menikmati jerih payahnya di Singapura, karena memilih pulang ke Indonesia bertepatan dengan hari wafatnya [[Bung Karno]].
 
=== Favourite's Group ===