Keresidenan Manado: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Legenda dan Tradisi Bare'e: Penambahan[[Tahap Akhir Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
→Legenda dan Tradisi Bare'e: Menambahkan[[Legenda Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 16:
Di zaman moderen para peneliti dan akademisi [[Sulawesi]] seperti [[Priyanti Pakan]], [[Mashudin Masyhuda]], [[Andi Mattulada]], dan [[Lorraine Aragon]] juga pada awalnya menolak penerapan istilah [[Toraja]] bagi penduduk Sulawesi Tengah.{{sfn|Aragon|2000|p=2}}
Sekitar tahun 1905 pemerintah [[Hindia Belanda]] menduduki [[Buyumboyo]], dan setelah itu terjadi gerakan [[Misionaris]] besar-besaran di wilayah [[Grup Poso-Tojo|Tana Poso]] yang dipimpin oleh [[Albertus Christiaan Kruyt]], [[Nicolaas Adriani]], dan [[Philip Heinrich Christoph Hofman]].
== Legenda dan Tradisi Bare'e ==▼
▲=== Legenda dan Tradisi Bare'e ===
Di [[Grup Poso-Tojo|Poso]] tahun 1907, pemerintah [[Hindia Belanda]] mulai melakukan taktik [[Politik pecah belah]] wilayah [[Suku Bare'e]] yang sebelumnya hanya 4 wilayah yaitu : ToRato Bongka, ToLalaeyo, ToTora'u, dan ToLage, dipecah menjadi beberapa daerah baru seperti To Puumboto, To Onda'e, To Pebato, To Bancea, dll, dan setiap wilayah baru diangkat seorang pemimpin Landschap (wilayah bentukkan [[Hindia Belanda]]) yang berpangkat dalam [[Bahasa Bare'e]]: Mokole Bangke, dan dalam hal taktik [[Politik pecah belah]], pemerintah [[Hindia Belanda]] bekerjasama dengan [[Misionaris]] [[Kristen]] dari [[Belanda]].
Begitu halnya dengan wilayah To Kulawi dengan mengatakan bahwa "To Kulawi memiliki [[Tadulako]] yang berasal dari Roh Anitu (roh perang)<ref>Chapter. TADOELAKO TO KOELAWI.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref> seperti halnya [[Suku Bare'e]] di [[Grup Poso-Tojo]]", padahal yang sebenarnya hanya [[Suku Bare'e]] lah yang percaya dan memiliki Roh Anitu, sementara To Kulawi yang memiliki adat istiadat dan budaya [[Suku Bare'e]] adalah To Kulawi bikinan penjajah [[Hindia Belanda|Belanda]] yang seperti halnya orang-orang parigi yang dibawa penjajah [[Hindia Belanda|Belanda]] dari pulau Jawa dan agamanya [[Kristen]]. Jadi seperti halnya tradisi "TANAMAN SINAGOERI DARI DANAU POSO" yang mempengaruhi orang Parigi supaya percaya bahwa orang parigi berasal dari Danau Poso ([[Suku Bare'e]]) bukan dari Teluk Palu yaitu tempatnya [[Suku Kaili]] berasal, seperti itulah [[Misionaris]] [[Kristen]] [[Belanda]] mempengaruhi dan mengajak suku-suku di [[Sulawesi Tengah]] untuk mengenal agama [[Kristen]], dan konon tradisi dan budaya dari [[Suku Bare'e]] ini jangkauan wilayahnya sampai di wilayah [[Suku Mongondow]] di [[Sulawesi Utara]] terutama dalam hal [[Tari Moraego]], Tari Mokayori, Baju Kulit Kayu ([[Inodo]], Fuya), dll, hal tersebut bisa dibuktikan dengan dokumen-dokumen di zaman [[Hindia Belanda]]. ▼
▲Begitu halnya dengan wilayah To Kulawi dengan mengatakan bahwa "To Kulawi memiliki [[Tadulako]] yang berasal dari Roh Anitu (roh perang)<ref>Chapter. TADOELAKO TO KOELAWI.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref> seperti halnya [[Suku Bare'e]] di [[Grup Poso-Tojo]]", padahal yang sebenarnya hanya [[Suku Bare'e]] lah yang percaya dan memiliki Roh Anitu, sementara To Kulawi yang memiliki adat istiadat dan budaya [[Suku Bare'e]] adalah To Kulawi
Tradisi dari umat [[Kristen]] di [[Grup Poso-Tojo|Tana Poso]] mengenai sausu dan parigi dipraktekkan oleh pemerintah [[Hindia Belanda]] yaitu mula-mula dengan membawa orang-orang dari pulau Jawa yang telah beragama [[Kristen]] ke wilayah [[Van Heiden Tot Christen|Poso-Tojo]] di [[Sulawesi]], setelah itu memaksakan suatu cerita Legenda atau tradisi dari [[Suku Bare'e]] kepada suku selain [[Suku Bare'e]], dan tahap akhir dari [[Misionaris]] [[Belanda]] di [[Sulawesi Tengah]] yaitu membawa orang-orang yang telah beragama [[Kristen]] yang telah terpengaruh tadi dari daerah asalnya ke wilayah Wotu, [[Luwu Timur]], dengan mengikuti Legenda Desa Pamona [[Watu Mpogaa]].<ref>LEGENDA DESA PAMONA (DORP PAMONA), halaman 5.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref>
== Residen ==
|