Langgam Korintus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 59:
Kebanyakan gedung (maupun pemesan) sudah puas dengan satu atau dua macam langgam. Apabila langgam ditumpuk satu di atas yang lain, sebagaimana yang tampak pada bangunan [[Koloseum]], urutan alami dari dasar sampai ke puncak adalah dari yang paling kukuh dan sederhana (Doria) sampai yang paling ramping dan anggun (Korintus). Jajaran pilar pada lantai teratas Koloseum dibuat mengikuti langgam yang tidak lazim, yang kemudian hari dikenal dengan sebutan [[langgam campuran]] pada abad ke-16. Orang-orang Italia pada pertengahan abad ke-16, terutama [[Sebastiano Serlio]] dan [[Jacopo Barozzi da Vignola]], yang menetapkan versi [[wikt:canon|kanonik]] langgam-langgam, merasa telah mendapati sebuah "[[langgam campuran]]", yang memadukan voluta-voluta khas langgam Yonia dengan ukiran dedaunan khas langgam Korintus, tetapi sesungguhnya voluta hampir selalu ada pada ganja-ganja buatan Romawi.
 
Di ranah [[arsitektur Romanesque|arsitektur RomawianRomanik]] dan [[arsitektur Gotik]], tempat sistem Klasik sudah diganti dengan suatu tampilan keindahan baru yang terdiri atas pelengkung-pelengkung yang mencuat dari pilar-pilar, ganja langgam Korintus tetap dipertahankan. Bentuknya dapat saja dibuat sangat sederhana, seperti yang lazim dijumpai pada [[arsitektur Sistersien]], demi tercipta suasana yang tidak membuat perhatian orang teralihkan dari liturgi serta mendukung upaya tafakur para ahli zuhud, atau dalam konteks-konteks lain dapat saja dibuat menjadi banyak variasi yang sangat memikat, bahkan pada ganja sederet pilar atau [[kolonet]] (tiang ramping) yang setatanan.
 
Pada abad ke-16, rangkaian gambar gravir dari langgam-langgam tersebut di dalam risalah-risalah arsitektur membantu pembakuan detail-detailnya dengan batasan-batasan yang kaku. Risalah Sebastiano Serlio, ''[[Lima Langgam Arsitektur|Regola delli cinque ordini]]'' karya [[Giacomo Barozzi da Vignola]] (1507–1573), ''[[I quattro libri dell'architettura]]'' karya [[Andrea Palladio]], dan ''L'idea dell'architettura universale'' karya [[Vincenzo Scamozzi]], disusul risalah-risalah Prancis pada abad ke-17 dengan model-model gravir yang semakin disempurnakan, misalnya model-model gravir buatan Perrault.