Telekomunikasi seluler di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sbqnan99 (bicara | kontrib)
Industri: Perubahan logo smartfren
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 96:
Selain itu, teknologi analog yaitu AMPS dan NMT tercatat juga masih memiliki "peminat" di era 1990-an, dengan kini juga tidak lagi untuk telepon mobil melainkan juga telepon seluler. Operasionalnya tidak lagi berbentuk bagi hasil, melainkan kini berupa [[perusahaan patungan]] bersama [[Telkom Indonesia|Telkom]].
* Pada 1995, operator tunggal NMT di Indonesia, yaitu PT Rajasa Hazanah Perkasa mentransformasikan proyek bagi hasilnya menjadi perusahaan patungan bernama PT [[Net1 Indonesia|Mobile Selular Indonesia]] (Mobisel). Jumlah penggunanya ada 24.200, dan tersebar di [[Jakarta]] dan [[Jawa Barat]]. Kemudian, Mobisel mermperluas operasionalnya hingga ke [[pulau Sumatra]] (seperti [[Lampung]]).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=NvjZDwAAQBAJ&pg=PT96&dq=Rajasa+Hazanah+Perkasa+1984&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiwuMC26rnuAhVQbysKHdGZD3cQ6AEwAXoECAgQAg#v=onepage&q=Rajasa%20Hazanah%20Perkasa%201984&f=false Untold Story IPO Telkom di NYSE & BEJ]</ref>
* Operator AMPS pertama yang mengubah proyek bagi hasilnya menjadi perusahaan patungan yaitu adalah PT Elektrindo Nusantara pada awal 1995. Perusahaannya bernama PT Komunikasi Selular Indonesia ([[Komselindo]]), dengan wilayah operasional di [[Jawa Barat]], [[Sulawesi Selatan]], [[Jabodetabek]], [[SumatraSumatera Utara]] serta [[Aceh]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=c7_XAAAAMAAJ&q=TELESERA+AMPS&dq=TELESERA+AMPS&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjSh_3JjLnuAhWL8XMBHf2YAjs4ChDoATAAegQIARAC Ummat, Volume 2,Masalah 21-26]</ref>
* Operator AMPS kedua, yaitu PT Centralindo Panca Sakti mengubah proyek bagi hasilnya menjadi perusahan patungan bernama PT Metro Selular Nusantara ([[Metrosel]]) pada akhir 1995. Wilayah operasionalnya ada di [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], [[Irian Jaya]] dan [[Maluku]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=S6WRAAAAIAAJ&q=Centralindo+Pancasakti+Cellular+,+with+the+...&dq=Centralindo+Pancasakti+Cellular+,+with+the+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiqqP3W77juAhXSe30KHYL8DBAQ6AEwBnoECAcQAg Annual report First Pacific 1996]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=JAy4AAAAIAAJ&dq=metro+selular+nusantara+1995&focus=searchwithinvolume&q=metrosel Asia-Pacific Telecommunication Indicators]</ref>
* Operator AMPS terakhir (dan terkecil) yaitu PT [[Telekomindo Primabhakti]] melakukan transformasi bentuk usahanya pada tahun 1996, dengan kini dibawah PT Telekomindo Selular Raya ([[Telesera]]). Wilayah layanannya ada di [[Bali]], [[Kalimantan]] dan [[SumatraSumatera Selatan]].<ref name="books.google.co.id">[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=vZ61AAAAIAAJ&dq=smallest+telekomindo&focus=searchwithinvolume&q=bali Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications]</ref> Telesera merupakan satu-satunya operator analog yang bukan perusahaan patungan dan tetap mempertahankan skema bagi hasil bersama Telkom.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=vZ61AAAAIAAJ&q=telekomindo+primabhakti+telesera&dq=telekomindo+primabhakti+telesera&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiakZfkj7nuAhVw7HMBHflSC28Q6AEwAHoECAEQAg Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=NvjZDwAAQBAJ&pg=PT222&dq=Telekomindo+Bali&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjXi5LmlLnuAhU1IbcAHbiECh4Q6AEwAHoECAUQAg Untold Story IPO Telkom di NYSE & BEJ]</ref>
 
Pada periode 1997-1999, Indonesia mengalami guncangan hebat akibat [[krisis moneter]]. Walaupun sempat menurun (dari akhir 1997 sebesar 1 juta menjadi 162.000 pada September 1998),<ref name=library>[https://www.thefreelibrary.com/CELLULAR+TELEPHONE+BUSINESS+SLUMPING%3B+MARKET+COMPETITION+UP.-a053378770 CELLULAR TELEPHONE BUSINESS SLUMPING; MARKET COMPETITION UP.]</ref> minat masyarakat kemudian berhasil naik kembali untuk menikmati layanan telepon seluler, meskipun masih tercatat rendah (saat itu hanya 4 telepon seluler per 1.000 penduduk, jauh dibanding misalnya [[Singapura]] yang terdapat 110 telepon seluler/1.000 penduduk).<ref name=library/> Untuk memenuhi keinginan konsumen, maka beredarlah jenis kartu prabayar untuk pertama kalinya pada era ini. Di tahun 1998, Telkomsel memperkenalkan produk prabayar pertama yang diberi nama [[Simpati (produk)|Simpati]], sebagai alternatif layanan pascabayar Kartu Halo. Lalu Excelcom meluncurkan [[XL (telekomunikasi)|Pro-XL]] sebagai jawaban atas tantangan dari para kompetitornya (dan pelengkap layanan pascabayar GSM-XL), dengan layanan unggulan ''[[roaming]]'' pada tahun [[1998]]. Pada tahun tersebut, Satelindo tak mau ketinggalan dengan meluncurkan produk [[Mentari Ooredoo|Mentari]], dengan keunggulan perhitungan tarif per detik. Produk Mentari yang diluncurkan Satelindo pun mampu dengan cepat meraih 10.000 pelanggan. Padahal, harga kartu perdana saat itu termasuk tinggi, mencapai di atas Rp 100 ribu dan terus naik pada tahun berikutnya. Hingga akhir 1999, jumlah pelanggan seluler di Indonesia telah mencapai 3,6 juta pelanggan, yang sebagian besar merupakan pelanggan layanan prabayar.