Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 47:
Setelah Al-Mizan berhenti terbit, Ittihad Ulama Sumatera sempat menerbitkan majalah ''[[Ar-Radd wal-Mardud]]'' di [[Ladang Laweh, Banuhampu, Agam|Ladang Laweh]] pada 1921. Majalah tersebut tercatat diasuh oleh [[Sirajuddin Abbas]] (sebagai kepala redaktur) dan Mustafa Salim. Majalah ini terbit hingga tahun 1926.
 
Setelah Syekh Saad Mungka meninggal pada tahun 1923, organisasi Ittihad Ulama Sumatera pun menjadi padam. Usai Syekh Sulaiman Ar-Rasuli mempelopori pendirian sekolah agama atau [[madrasah]] bernama ''Tarbiyah Islamiyah'' pada 5 Mei 1928, ia kemudian mengumpulkan ulama Kaum Tua yang sebelumnya tergabung dalam Ittihad Ulama Sumatera untuk membicarakan masa depan Madrasah Tarbiyah Islamiyah dalam Rapat Besar di Surau Tangah, Candung pada 19–20 Mei 1930.

Di antara yang hadir dalam Rapat Besar tersebut termasuk Syekh Khatib Ali Padang, Syekh Abbas Qadhi Ladang Laweh, Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Arifin al-Arsyadi Batuhampar, Syekh Abdul Majid Koto Nan Gadang, Syekh Abdul Wahid as-Shalihi Tabek Gadang, Syekh Jalaluddin Sicincin, [[Muhammad Yunus Tuanku Sasak|Syekh Muhammad Yunus Tuanku Sasak]], Tuanku Alwi Koto Nan Ampek, Syekh Makhudum Tanjung Bingkung Solok, Syekh Adam Palembayan, [[Muhammad Zain Simabur|Syekh Muhammad Zain Simabur]], Syekh Hasan Basri Maninjau, [[Muhammad Said Bonjol|Syekh Muhammad Said Bonjol]], Syekh Ahmad Baruah Gunuang-Suliki dan [[HMS Sulaiman|Buya Muhammad Sutan Sulaiman]].{{sfn|Koto|2012|p=32}}
 
Rapat Besar di Bukittinggi tahun 1930 tersebut menghasilkan kesepakatan untuk mengubah nama organisasi ''Persatuan Madrasah Tarbiyah Islamiyah'' (PMTI) menjadi ''Persatuan Tarbiyah Islamiyah'' (PTI) sekaligus menetapkan tanggal [[5 Mei]] [[1928]] sebagai hari lahirnya Persatuan Tarbiyah Islamiyah<ref name=":1">{{Cite web|last=Nawafil|first=Rozal|date=28 April 2021|title=5 Mei, Hari Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah)|url=https://tarbiyahislamiyah.id/5-mei-hari-pendidikan-islam-tarbiyah-islamiyah/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id-ID|access-date=11 Mei 2022}}</ref>. [[Sulthani Abdullah]] saat itu terpilih sebagai ketua (''de Voorzitter'') dan Ghazali P. Tanjung sebagai sekretaris. PTI saat itu berkantor pusat di Bukittinggi. Adapun Syekh Sulaiman Ar-Rasuli menjadi ketua dewan kehormatan (''Hoofdbestuur'') Persatuan Tarbiyah Islamiyah.
 
Salah satu kesepakatan dalam rapat besar ini adalah menetapkan sepuluh orang ulama sebagai pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah, yaitu:
1) Syekh Sulaiman al-Rasuli Canduang,
2) Syekh Abbas al-Qadhi Ladang Lawas,
3) Syekh Muhammad Jamil Jaho,
4) Syekh Khatib Muhammad Ali Padang,
5) Syekh Abdul Wahid as-Shalihi Tabek Gadang,
6) Syekh Muhammad Arifin Batuhampar,
7) Syekh Alwi Koto Nan Ampek Payakumbuh,
8) Syekh Jalaluddin Sicincin,
9) Syekh Abdul Majid Koto Nan Gadang Payakumbuh,
10) Syekh Makhudum Solok.
 
Pada 1931, dilakukan rapat di [[Batuhampar, Akabiluru, Lima Puluh Kota|Batuhampar]] yang memutuskan pergantian jabatan ketua pelaksana dari Sulthani kepada Syekh Abdul Majid Koto Nan Gadang dan sekretaris dari Ghazali kepada Syahruddin Marajo Dunia. Pada bulan Mei 1932, Kongres ke-I Persatuan Tarbiyah Islamiyah di [[Koto Nan IV, Payakumbuh Barat, Payakumbuh|Koto Nan Ampek, Payakumbuh Barat, Payakumbuh]] melahirkan keputusan untuk merubah nama organisasi menjadi ''Persatuan Pendidikan Islam Indonesia'' (PPII).