Wang Mingdao: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Baris 30:
Ketika Komunis menguasai Tiongkok, Wang percaya bahwa pemerintahan baru mungkin akan benar-benar memberikan kebebasan beragama seperti yang mereka janjikan.{{sfn|Wang|2002|p=10}} Meskipun begitu, setelah Maois memenangkan [[Perang Saudara Tiongkok]], pemerintah memberikan tekanan kepada gereja-gereja yang didirikan misionaris Barat untuk mengecam imperialisme Barat. Wang didesak tetapi menolak atas dasar gerejanya tidak pernah memiliki hubungan dengan para misionaris.{{sfn|Wang|2002|pp =19-28}}
 
Pada bulan Agustus 1955, Wang ditangkap karena menolak untuk bergabung dengan [[Gerakan Patriotik Tiga Pendirian]] (TPSM), gereja yang dikendalikan negara. Beberapa bulan sebelumnya Wang telah menulis sebuah artikel panjang menyerang Komite Tiga Pendirian yang dikepalai oleh [[Y. T. Wu|Wu Yaozong]] sebagai kelompok yang terdiri atas kaum modernis yang tidak percaya yang orang Kristen sejati seharusnya tidak berhubungan. Wang, istrinya, dan 18 anggota gereja, dipenjarakan, dan Tabernakel Kristen ditutup.{{sfn|Lian|2010|pp=200–1}} Setelah menandatangani pengakuan, membuat sebuah permohonan yang memalukan untuk belas kasih dari mereka yang ia sebelumnya kecam sebagai "nabi palsu", dan berjanji untuk bergabung dalam TPSM, Wang dibebaskan dari penjara. Then after recovering from a possible nervous breakdown, Wang recanted, was rearrested in 1957, and was sentenced to life imprisonment in 1963.{{sfn|Wang|2002|pp= 122, 126, 142, 147, 171}}{{sfn|Harvey|2002 |pp=98–99}} After the United States reestablished diplomatic relations with China in 1972, human rights organizations began to pressure China to release its political prisoners. When the Chinese government attempted to release Wang in 1979, he refused (like [[St. Paul]] in [[Book of Acts|Acts]] 16:35–40) to leave until his name had been cleared. In 1980 the prison tricked Wang into leaving, in Wang's words "not released but… forced out by deception."<ref name="CHB98" />{{sfn|Wang|2002|pp=205–10}}
 
Wang, his wife, and eighteen church members, were imprisoned, and the Christian Tabernacle was closed.{{sfn|Lian|2010|pp=200–1}} After signing a confession, making a humiliating plea for mercy from those he had previously denounced as "false prophets," and promising to participate in the TSPM, Wang was released from prison. Then after recovering from a possible nervous breakdown, Wang recanted, was rearrested in 1957, and was sentenced to life imprisonment in 1963.{{sfn|Wang|2002|pp= 122, 126, 142, 147, 171}}{{sfn|Harvey|2002 |pp=98–99}} After the United States reestablished diplomatic relations with China in 1972, human rights organizations began to pressure China to release its political prisoners. When the Chinese government attempted to release Wang in 1979, he refused (like [[St. Paul]] in [[Book of Acts|Acts]] 16:35–40) to leave until his name had been cleared. In 1980 the prison tricked Wang into leaving, in Wang's words "not released but… forced out by deception."<ref name="CHB98" />{{sfn|Wang|2002|pp=205–10}}
 
[[Gereja]] in sendiri awalnya hanyalah semacam persekutuan rumah tangga di daerah [[Peking]], di mana orang-orang datang untuk bersekutu, mempelajari [[Alkitab]], dan berdoa.<ref name="Sunquist"/> Kelompok persekutuan ini terus mengalami perkembangan hingga pada tahun 1937, Wang berhasil mendirikan “Christian Tabernakel” (nama [[gereja]] yang didirikannya) dari persekutuan tersebut.<ref name="Sunquist"/> Ketika [[Tiongkok]] dikuasai oleh komunisme, [[gereja]] dan kekristenan dituntut untuk tetap eksis dan tetap berada di dalam masyarakat.<ref name="Sunquist"/> Pada saat itu, [[gereja]] ini hanya memiliki jemaat 570 orang.<ref name="Sunquist"/> Hal ini menjadi keunikan dari [[gereja]] ini adalah simplisitasnya yang menyatakan bahwa hal-hal upacara (seremonial) yang tidak dijelaskan di dalam [[Alkitab]], tidak perlu untuk dilakukan.<ref name="Sunquist"/> Oleh karena itu, [[gereja]] ini tidak mengandung unsur “liturgi”, paduan suara, kantong persembahan, dan juga perayaan [[Natal]].<ref name="Sunquist"/> Wang juga menolak bila hal-hal teologis dijadikan suatu ketentuan bagi setiap orang yang hendak melayani [[Tuhan]].<ref name="Sunquist"/> Wang mengatakan bahwa perlu adanya pendidikan akan [[Alkitab]] dan pengenalan akan [[Roh Kudus]].<ref name="Sunquist"/> Wang Mingdao membawa tradisi baru dalam pelayanan [[gereja]], pelayanan kaum awam.<ref name="Sunquist"/>