'''Pesinden''' adalah sebutan bagi [[wanita]] yang bernyanyi mengiringi orkestra [[gamelan]], umumnya sebagai penyanyi satu-satunya. Pesinden yang baik harus mempunyai kemampuan komunikasi yang luas dan keahlian vokal yang baik serta kemampuan untuk menyanyikan ''[[tembang]]''.
Pesinden juga sering disebut Sinden, menurut Ki-Mujoko Joko Raharjo (Almalm) berasal dari kata "pasindhian" yang berarti yang kaya akan [[lagu]] atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut [[waranggana]] "[[wara]]" berarti seseorang berjenis kelamin wanita, dan "[[anggana]]" berarti sendiri. Pada zaman dahulu waranggana adalah satu-satunya wanita dalam pangung pergelaran wayang ataupun pentas klenengan. SindhenSinden memang seorang wanita yang menyanyi sesuai dengan [[gendhing]] yang di sajikan baik dalam [[klenengan]] maupun pergelaran wayang. Istilah sinden juga digunakan untuk menyebut hal yang sama di beberapa daerah seperti Sunda, Banyumas, Yogyakarta, Jawa Timur dan daerah lainnya, yang berhubungan dengan pergelaran wayang maupun klenengan. SindhenSinden tidak hanya satu orang dalam pergelaran tetapi untuk saat ini pada [[pertunjukan]] wayang bisa mencapai delapan hingga sepuluh orang bahkan lebih untuk pergelaran yang sifatnya spektakuler.
Pada pergelaran wayang zaman dulu, Sinden duduk di belakang [[Dalang]], tepatnya di belakang [[tukang]] [[gender]] dan di depan tukang [[Kendhang]]. Hanya seorang diri dan biasanya istri dari Dalangnya ataupun salah satu pengrawit dalam pergelaran tersebut. Tetapi seiring perkembangan zaman, terutama di era Ki [[Narto Sabdho]] yang melakukan berbagai pengembangan, SindhenSinden dialihkan tempatnya menghadap ke penonton tepatnya di sebelah kanan Dalang membelakangi simpingan wayang dengan jumlah lebih dari dua orang.
Di era modern sekarang ini SindhenSinden mendapatkan posisi yang hampir sama dengan artis penyanyi campursari, bahkan sindhensinden tidak hanya dibutuhkan untuk mahir dalam menyajikan lagu tetapi juga harus menjaga penampilan, dengan berpakaian yang rapi dan menarik. SindhenSinden tidak jarang menjadi "[[pepasren]]" (penghias) sebuah panggung pertunjukan wayang. Bila SindhennyaSindennya cantik-cantik dan muda yang nonton akan lebih kerasan dalam menikmati pertunjukan wayang. Perkembangan wayang saat ini bahkan SindhenSinden tidak hanya didominasi wanita tetapi telah muncul beberapa orang SindhenSinden laki-laki yang mempunyai suara [[merdu]] seperti wanita, tetapi dalam dandannya sindhensinden ini tetap memakai pakaian [[adat jawa]] selayaknya [[pengrawit]] pria lainnya dan beberapa waktu lalu Sindhensinden laki ini malah menjadi [[trend]] para Dalang untuk menghasilkan [[nilai]] lebih pada pergelarannya.