Angke, Tambora, Jakarta Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Bot: Merapikan artikel
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 26:
'''Angke''' adalah [[kelurahan]] yang terletak di [[kecamatan]] [[Tambora, Jakarta Barat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019}}</ref>
 
SEJARAH KELURAHAN ANGKE
== Sejarah ==
 
Asal usul kata ''angke'' berasal dari [[Bahasa Hokkien]] dengan dua suku kata, yaitu ''ang'' yang artinya darah dan ''ke'' yang artinya sungai. Kampung ini dinamakan Angke karena peristiwa sejarah kota Batavia. Pada tahun [[1740]], ketika terjadi pemberontakan orang Cina di [[Batavia]], ribuan orang Cina [[Geger Pacinan|dibantai oleh Belanda]]. Mayat orang Cina yang bergelimpangan dibawa dan dihanyutkan ke kali yang ada didekat peristiwa tersebut, sehingga kampung dan kali yang penuh dengan mayat itu diganti penduduk dengan nama [[Kali Angke]] dan [[kampung Angke]]. Sebelum peristiwa itu terjadi, kampung itu namanya adalah kampung Bebek, hal ini karena orang Cina yang tinggal dikampung itu banyak yang berternak bebek.
 
 
Salah satu kampung tua di wilayah Jakarta Barat. Sekarang nama kampung itu diabadikan untuk nama sebuah kelurahan, yaitu Kelurahan Angke termasuk wilayah Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Nama daerah diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16 dan sudah terdapat pada Babad Banten dari tahun 1662 dan juga Kitab Purwaka Caruban Nagari yang ditulis lagi tahun 1720. Kesemuanya itu dapat menghubungkan antara masa Fa-dhillah (Fatahillah) dan Tubagus Angke. Nama tempat tersebut sudah terkenal sejak abad ke-18 sebagaimana terdapat pada Daghregister dari abad tersebut, bahkan masjid kuno Angke yang kini ada berdasarkan coraknya berasal dari abad ke-18. Tetapi beberapa nisan kubur ada yang berasal dari corak abad ke- 17 bahkan abad ke-16 akhir, sehingga berdasarkan batu-batu nisan dan berita dalam babad yang menghubungkan Fadhillah dan Tubagus Angke diperkirakan tempat itu sudah ada sejak abad ke-16.
 
 
 
Asal mula nama Angke dari bahasa Cina, yaitu dari kata ang yang artinya "darah" dan ke artinya "bangkai". Kampung ini dinamakan demikian karena dahulu pada tahun 1740 ketika terjadi Pemberontakan Cina di Batavia, beribu-ribu orang Cina mati dibunuh oleh Belanda. Mayatnya bergelimpangan di mana-mana. Diantaranya banyak yang hanyut di kali sehingga tempat tersebut oleh penduduk diganti namanya menjadi Kampung Angke. Sebelumnya kampung tersebut bemama Kampung Bebek karena sebagian besar penduduknya beternak bebek. Dahulu Kampung Angke dijadikan tempat persinggahan para pedagang dan tempat persembunyian orang Cina pelarian pada peristiwa 1740.
 
== Ekonomi ==