Matriarki: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k ~cite
 
Baris 8:
Para antropolog dan sosiolog modern sepakat bahwa sementara ada banyak budaya yang memberikan otoritas istimewa terhadap satu jenis kelamin atau jenis kelamin lainnya. Dalam hal ini, masyarakat matriarki dalam konsep evolusioner asli tidak pernah ada. Namun, beberapa sarjana terus memakai istilah matriarki dan patriarki dalam pengertian umum untuk tujuan deskriptif, analitis, dan pedagogis.<ref name=":2" />
 
Konsep matriarki muncul di kalangan pemikir Eropa pada abad ke-19. Pada tahun 1861, antropolog Swiss [[Johann Jakob Bachofen]] memublikasikan sebuah kajian mengenai masyarakat kuno di mana dalam masyarakat tersebut ada aturan perempuan yang menjadi salah satu tahap awal dari perkembangan sosial. Dalam hal ini, [[Bachofen]] menyebut bahwa matriarki lahir dari tatanan sosial sebelumnya yaitu [[hetaerisme]]. Konsep ini ditandai dengan adanya ketidakaturan seksualitas dan ketidakberdayaan perempuan. Bachofen berpendapat bahwa perempuan melawan situasi tersebut, mengambil peran yang dominan, menguasai properti, memerintah keluarga mereka, dan memperoleh kekuasaan politik. Pada tahap selanjutnya, Bachofen dan sarjana lainnya meyakini, laki-laki mengambil kekuasaan dari ibu pemimpin, melembagakan patriarki. Lalu, matriarki muncul sebagai respons atas adanya gerakan patriarki. <ref>{{Cite web|last=Gershon|first=Livia|date=2020-11-30|title=What Does It Mean to Be a Matriarchy?|url=https://daily.jstor.org/what-does-it-mean-to-be-a-matriarchy/|website=JSTOR Daily|language=en-US|access-date=2023-03-25}}</ref>
 
[[Heide Göttner-Abendroth]] memiliki peran penting dalam studi komunitas matriarki. Pada tahun 1986, dia mendirikan International Academy for Modem Matriarchal Studies and Matriarchal Spirituality. Dia berpendapat bahwa komunitas matriarki bergerak dalam empat bidang yaitu sosial, ekonomi, sosial, politik dan budaya. Dalam bidang sosial, komunitas matriarki menempatkan ''motherhood'' secara pusat. Dalam matriarki, laki-laki tahu apa yang diperlukan guna memenuhi peran ibu. Selain itu, anak-anak dibesarkan secara bersama karena semua orang dapat memiliki peran sebagai ibu.