Parlindungan Lubis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Menit menit (bicara | kontrib)
 
Baris 12:
Parlindungan berangkat ke [[Belanda]] setelah lulus Kandidat I di [[Betawi]] (begitu dia menuliskannya). Di Belanda, ia belajar ilmu kedokteran di [[Universitas Leiden]] pada tahun 1930-an. Selama di [[Leiden]], ia aktif sebagai ketua [[Perhimpoenan Indonesia]] (PI) selama periode [[1936]] – [[1940]] dan dianggap sebagai pelopor PI karena merupakan angkatan II setelah [[Mohammad Hatta]], [[Soetan Sjahrir]], [[Sartono]], [[Iwa Koesoemasumantri]], [[Ali Sastroamidjojo]], dan [[Sukiman]]. Bersama PI, ia berjuang mencita-citakan kemerdekaan Indonesia.
 
Sepeninggal Hatta, PI mengalami pergeseran orientasi politik dan dianggap berhaluan kiri. Di bawah kepemimpinan Parlindoengan, organisasi ini mengalami sedikit pergeseran dari [[komunis]] menjadi [[sosialis]], terlihat dari caranya menghentikan kerja sama dengan [[Partai Komunis Belanda]] dan memulai hubungan dengan [[Partai Buruh Sosialis Demokrat Sosial ([[SocialBelanda)|Partai DemocratischeBuruh ArbeiterDemokrat PartijSosial]]; [[(SDAP]]). Sekalipun berhaluan sosialis, Parlindoengan tetap dianggap sebagai '''antifasis'''. Inilah mungkin yang menyebabkan ia ditangkap oleh polisi rahasia Belanda binaan [[Gestapo]], di [[Amsterdam]] pada Juni [[1941]]. Bagi [[Nazi Jerman]], orang-orang seperti Parlindoengan dianggap sebagai pemberontak dan harus diamankan.
 
== Masuk Kamp Konsentrasi ==