Ilyas Ya'kub: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
k perubahan ejaan kata dan tanda baca |
||
Baris 17:
|religion = [[Islam]]
}}
'''H. Ilyas Ya'kub''' ('''Ilyas Yacoub'''; {{lahirmati|Asam Kumbang, [[Bayang, Pesisir Selatan|Bayang]], [[Pesisir Selatan]], [[Hindia Belanda]]|14|6|1903|[[Koto Berapak, Bayang, Pesisir Selatan|Koto Barapak]], Bayang, Pesisir Selatan, [[Sumatera Barat]]|2|8|1958}}) adalah seorang [[pahlawan nasional Indonesia]]
== Pahlawan Nasional ==
[[Berkas:Ilyas Yacoub.jpg|200px|jmpl|Potret Ilyas saat masih muda]]
'''Ilyas Ya’kub'''
Ia pernah memimpin mahasiswa Malaysia-Indonesia di Mesir, juga pendiri Berkat kemampuan dan jasanya sebagai ulama, tokoh pendidikan, dan politikus Islam di awal kemerdekaan (1948), ia dipercaya == Seorang wartawan ==
Perjuangan Ilyas Ya’kub sebagai ulama dan tokoh pendidikan Islam banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam. Ia juga pernah bekerja sebagai [[wartawan]], di samping berjuang mendirikan lembaga pers sejak masa pendidikan di perguruan tinggi di [[Timur Tengah]].
Sebagai politikus Islam yang gemilang, ia berjasa mewadahi Islam dan Kebangsaan[2] dengan parpol PERMI (Persatuan Muslimin Indonesia) yang berbasis pada pendidikan Islam yang ia dirikan bersama teman seperjuangan. Ia pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi ''[[Medan Rakyat]]'', 1 Februari 1931, serta menjadi politikus Islam pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia, sehingga membuatnya tegas dan keras menentang perilaku imperialisme dan kolonialisme Belanda.
Sepak terjang Ilyas, memperlihatkan karakteristik radikal positif yang justru mengangkat martabat dan integritas dirinya, sebagai tokoh Islam (ulama) dan nasionalis yang kuat menentang penjajah. Di sisi lain, Ilyas menarik perhatian (pihak Belanda) dan amat diperhitungkan sebagai tokoh Islam dan Nasional.
Dengan
Apa yang melatari hidup Ilyas Ya’kub dan bagaimana perjuangannya lalu bagaimana akhir kehidupannya sebagai seorang tokoh Islam dan Nasionalis kuat di Indonesia, menarik untuk ditelusuri dalam kajian forum nadwah ulama nusantara (Asean) ini.
Baris 33 ⟶ 43:
== Latar belakang keluarga ==
Bayang sejak lama menjadi basis konsentrasi perjuangan rakyat Sumatera Barat melawan Belanda, tercatat perang Bayang berlangsung lebih satu abad (mulai [[7 Juni]] [[1663]], berakhir dengan [[Perjanjian Bayang 1771]]). Sejak itu Bayang melahirkan banyak ulama besar dan pejuang kemerdekaan dan Islam di pentas sejarah nasional, di antaranya Syeikh Muhammad Fatawi, [[Muhammad Jamil|Syekh Muhammad Jamil]] (tamatan [[Makkah]] 1876), Syeikh Muhammad Shamad (wafat di Makkah tahun 1876), Syeikh Bayang (Syeikh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi (1864 – 1923) penulis buku taraghub il rahmatillah yang oleh BJO Schrieke disebut sebagai kepustakaan pejuang abad ke-20 yang penuh moral, juga Syeikh Abdurrahman (kakek Ilyas Ya’cub), Syeikh Abdul Wahab (Inyiak Kacuang) dll.
|