Ilyas Ya'kub: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Fenni Bungsu (bicara | kontrib)
k perubahan ejaan kata dan tanda baca
Baris 17:
|religion = [[Islam]]
}}
'''H. Ilyas Ya'kub''' ('''Ilyas Yacoub'''; {{lahirmati|Asam Kumbang, [[Bayang, Pesisir Selatan|Bayang]], [[Pesisir Selatan]], [[Hindia Belanda]]|14|6|1903|[[Koto Berapak, Bayang, Pesisir Selatan|Koto Barapak]], Bayang, Pesisir Selatan, [[Sumatera Barat]]|2|8|1958}}) adalah seorang [[pahlawan nasional Indonesia]] dariasal Minangkabau, [[Sumatera Barat]]. Ia ditetapkan sebagai pahlawan melalui SuratSK-Mensos RI Nomor: Pol-61/PK/1968, tanggal 16 Desember 1968, dan dikukuhkan kembali dengan Keputusan Presiden RI (Kepres-RI) No. 074/TK/1999 tertanggal [[13 Agustus]] [[1999]].
 
== Pahlawan Nasional ==
[[Berkas:Ilyas Yacoub.jpg|200px|jmpl|Potret Ilyas saat masih muda]]
'''Ilyas Ya’kub''' adalah seorang ulama dan syaikhul Islam dari [[Minangkabau]], lulusan Mesir, diangkat menjadi pahlawan kemerdekaan Republik Indonesia dengan SK-Mensos RI Nomor: Pol-61/PK/1968, tanggal 16 Desember 1968 dan dikukuhkan kembali dengan Keputusan Presiden RI (Kepres-RI) Nomor 074/TK/Tahun 1999 tanggal 13 Agustus 1999 serta dianugerahi tanda kehormatan [[Bintang Mahaputra Adipradana]] atas jasanya mempertahankan prinsip-perinsip kemerdekaan dari ancaman [[kolonialisme]] [[Belanda]]. sekaligusSekaligus menggerakkan kemerdekaan RI dengan risiko dibuang Belanda ke Digul (di [[Papua]] – Indonesia sekarang), serta beberapa tempat di Malaysia, Singapura, Brunei, Australia dll.

Ia pernah memimpin mahasiswa Malaysia-Indonesia di Mesir, juga pendiri Partaipartai Politikpolitik PERMI ([[Persatuan Muslim Indonesia]], 1932) yang berbasis pada lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Berkat kemampuan dan jasanya sebagai ulama, tokoh pendidikan, dan politikus Islam di awal kemerdekaan (1948), ia dipercaya pada negeri yang Islam dan semangat Melayunya kuat sebagai Ketua DPR Provinsi [[Sumatra Tengah]] merangkap penasihat Gubernur, karena semangat Melayu-nya yang kuat.
 
== Seorang wartawan ==
 
Perjuangan Ilyas Ya’kub sebagai ulama dan tokoh pendidikan Islam banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam. Ia juga pernah bekerja sebagai [[wartawan]], di samping berjuang mendirikan lembaga pers sejak masa pendidikan di perguruan tinggi di [[Timur Tengah]].

Sebagai politikus Islam yang gemilang, ia berjasa mewadahi Islam dan Kebangsaan[2] dengan parpol PERMI (Persatuan Muslimin Indonesia) yang berbasis pada pendidikan Islam yang ia dirikan bersama teman seperjuangan.
 
Ia pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi ''[[Medan Rakyat]]'', 1 Februari 1931, serta menjadi politikus Islam pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia, sehingga membuatnya tegas dan keras menentang perilaku imperialisme dan kolonialisme Belanda.
 
Sepak terjang Ilyas, memperlihatkan karakteristik radikal positif yang justru mengangkat martabat dan integritas dirinya, sebagai tokoh Islam (ulama) dan nasionalis yang kuat menentang penjajah. Di sisi lain, Ilyas menarik perhatian (pihak Belanda) dan amat diperhitungkan sebagai tokoh Islam dan Nasional.
 
Dengan profesinya sebagai wartawan dan penerbitan pers (pernah sebagai Pemimpin Redaksi ''[[Medan Rakyat]]'', 1 Februari 1931) serta politikus Islam pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia itu, membuatnya tegas dan keras menentang prilaku imperialisme dan kolonialisme Belanda. Sepak terjangnya memperlihatkan karakteristik radikal positif justru mengangkat martabat dan integritas dirinya sebagai tokoh Islam (ulama) dan nasionalis yang kuat menentang penjajah, lalu di pihak Belanda menarik perhatian dan amat diperhitungkan sebagai tokoh Islam dan Nasional itu sekaligus dinyatakan sebagai musuh bebuyutan, lalu dengan segala cara, Belanda akhirnya dapat menangkapnyamenangkap danIlyas dibuang bersamabeserta isterinya, Tinur, diasingkan ke [[Boven Digul]] (dulu Irian Jaya, sekarang [[Papua]]) selama 10 tahun (1934 – 1944),. Lalu ke Kali Bian Wantaka, ke [[Australia]], ke [[Kupang]], [[Timor]], ke [[Singapura]], ke [[Sarawak]] ([[Malaysia]]), ke [[Brunei Darussalam]], ke [[Labuan]], dll, sampai kembali ke tanah air bersama isteri dan 6 orang anaknya tahun 1946.
 
Apa yang melatari hidup Ilyas Ya’kub dan bagaimana perjuangannya lalu bagaimana akhir kehidupannya sebagai seorang tokoh Islam dan Nasionalis kuat di Indonesia, menarik untuk ditelusuri dalam kajian forum nadwah ulama nusantara (Asean) ini.
Baris 33 ⟶ 43:
== Latar belakang keluarga ==
 
PutraIlyas ketigaYa’kub darimerupakan empat bersaudaraputera dari pasangan suami-isteri Haji Ya’kub – Siti Hajir,. IlyasAnak Ya’kubketiga dari empat bersaudara ini, ketika masa kecilnya belajar ilmu agama denganmelalui kakeknya, bernama Syeikh Abdurrahman. Masa itu, Bayang (daerah kelahirannya), masih merupakan sentra pendidikan Islam. Sebab sejak dahulu Bayang termasuk basis pengembangan Islam di [[Pantai Barat Sumatra]] berpusat di surau tua yang didirikan (awal 1666), oleh Syeikh Buyung Muda Puluikpuluik, salah seorang dari 6 ulama pengembang Islam di Indonesia seangkatan Syeikh [[Burhanuddin Ulakan]] Pariaman belajar dengan Syeikh [[Abdul Rauf Singkel]] di Aceh. Saat berkobarnya [[Perang Pauh]] (mulai 28 April 1666) surau ini juga menjadi basis perjuangan melawan Belanda.
 
Bayang sejak lama menjadi basis konsentrasi perjuangan rakyat Sumatera Barat melawan Belanda, tercatat perang Bayang berlangsung lebih satu abad (mulai [[7 Juni]] [[1663]], berakhir dengan [[Perjanjian Bayang 1771]]). Sejak itu Bayang melahirkan banyak ulama besar dan pejuang kemerdekaan dan Islam di pentas sejarah nasional, di antaranya Syeikh Muhammad Fatawi, [[Muhammad Jamil|Syekh Muhammad Jamil]] (tamatan [[Makkah]] 1876), Syeikh Muhammad Shamad (wafat di Makkah tahun 1876), Syeikh Bayang (Syeikh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi (1864 – 1923) penulis buku taraghub il rahmatillah yang oleh BJO Schrieke disebut sebagai kepustakaan pejuang abad ke-20 yang penuh moral, juga Syeikh Abdurrahman (kakek Ilyas Ya’cub), Syeikh Abdul Wahab (Inyiak Kacuang) dll.