Museum Kereta Api Sawahlunto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
| image =
| caption = Loket masuk Museum
| name = Sawahlunto<br> <small>(Sawahlunto Biofarma)</small>
| prov = Sumatera Barat
| kota = Sawahlunto
Baris 18:
| operator = [[Divisi Regional II Sumatera Barat]]
| class = II
|naming_rights=[[Bio Farma|Biofarma]]| symbol = KAI
| symbol_location = KAI
| letak = km 155+520 lintas ''[[ Stasiun Teluk Bayur|Teluk Bayur]]''–[[Stasiun Padang|Padang]]–[[Stasiun Lubuk Alung|Lubuk Alung]]–'''Sawahlunto'''
Baris 25:
*20 Desember 2022 (Sawahlunto-[[Stasiun Muarakalaban|Muarakalaban]])
| nomor = 7301
| lintang = -0.68297
| bujur = 100.7769406
| module1 = {{infobox cagar budaya|child=yes
| Name = Stasiun Sawahlunto
Baris 44 ⟶ 42:
}}
}}
'''Museum Kereta Api Sawahlunto''' ({{lang-en|'''Sawahlunto Rail and Train Museum'''}} atau '''Stasiun Sawahlunto [[Bio Farma|Biofarma]]''' sebagai pemegang hak penamaan) adalah [[Stasiun kereta api]] kelas II yang juga menjadi [[museum]] sejarah perkeretaapian. Museum ini secara administratif terletak di [[Pasar, Lembah Segar, Sawahlunto]]. Museum ini termasuk dalam [[Divisi Regional II Sumatera Barat]] dan dikelola oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur [[Kereta Api Indonesia|PT KAI]] bekerja sama dengan Pemerintah [[Kota Sawahlunto]]. Angka ketinggian museum ini semula adalah +262 m, tetapi pada papan nama stasiun di ruang PPKA stasiun ini adalah +261 m. Museum ini merupakan museum perkeretaapian kedua di Indonesia setelah [[Museum Kereta Api Ambarawa|Ambarawa]]. Stasiun ini mulai berhenti beroperasi pada tahun 2003 karena habisnya [[batu bara]], kemudian pada tahun 2005 stasiun ini dijadikan museum.
 
Stasiun ini memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 3 merupakan sepur lurus. Emplasemen sisi utara dan selatan stasiun telah tertimbun oleh tanah dan aspal jalan akses yang terletak di sebelah timurnya dan dijadikan lapak [[Pedagang kaki lima|PKL]]. Kini hanya 3 jalur yang dapat dijadikan sebagai jalur langsiran, dan sebuah patung [[Jan Willem IJzerman|J.W. IJzerman]] dipajang tepat di atas jalur 4 yang kini tak terpakai. Jalur 5 stasiun telah sebagian tertimbun tanah. Stasiun ini memiliki depo lokomotif yang khusus untuk merawat [[lokomotif E10]] yang merupakan spesies endemik jalur kereta api Sumatera Barat.<ref>{{Cite web|url=https://www.jelajahsumbar.com/museum-kereta-api-sawahlunto/|title=Belajar Sejarah Kereta Api Indonesia di Museum Kereta Api Sawahlunto|last=Nugraha|first=M. Catur|date=2016-03-01|website=Jelajah Sumbar|language=en-US|access-date=2020-06-08}}</ref>