Perebutan Melaka (1511): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 84:
Jumlah sebenarnya prajurit Malaka tidak lebih dari 4000 orang, sisanya adalah budak yang ditugaskan untuk berperang. Senjata para prajurit adalah tombak. Busur dan sumpitan juga digunakan, dibuat secara lokal. Pedang ditemukan tetapi dibawa oleh orang Gore (orang Ryukyu). Sangat sedikit dari mereka yang memakai baju [[zirah]], bahkan perisai oval pun sangat sedikit, biasanya hanya digunakan oleh pejabat. Senjata para budak adalah pisau dan belati. Sebagian besar artileri mereka mirip seperti senapan (yakni berkaliber kecil).{{sfn|Pintado|1993|p=131-133}}{{sfn|Subrahmanyam|Parker|2008|p=24}}{{sfn|Wijaya|2022|p=376}} Meriam mereka memiliki jarak yang lebih pendek dibanding meriam Portugis, dan kurang dari 100 buah yang berhasil digunakan secara efektif pada pertempuran.{{sfn|Gibson-Hill|1953|p=146-147}} Seperti umumnya di Asia Tenggara, mereka tidak mempunyai tentara profesional. Yang disebut sebagai tentara sejatinya adalah rakyat jelata yang dikumpulkan ketika ingin berperang.<ref>Reid, Anthony (1982). ''Europe and Southeast Asia: The military balance''. Europe and Southeast Asia: the military balance. Occasional Paper (16). James Cook University. South East Asian Studies Committee.</ref>{{Rp|2}} Pengecualian untuk hal ini adalah [[Majapahit]], yang memiliki ''standing army'' ([[tentara permanen]]) yang digaji dengan emas.<ref name=":0222">{{Cite book|last=Miksic|first=John N.|last2=Goh|first2=Geok Yian|date=2017|title=Ancient Southeast Asia|location=London|publisher=Routledge}}</ref>{{Rp|467}}
Malaka adalah kota sungai khas Melayu: Ia tidak memiliki benteng atau tembok permanen, namun memiliki kubu kayu atau bambu yang didirikan sebagai pertahanan sementara untuk menempatkan meriam kecil dan besar. Kota lain yang sejenis adalah Johor, Brunei, dan Aceh.{{sfn|Subrahmanyam|Parker|2008|p=24}}{{sfn|Reid|1980|p=242}} Malaka hanya memiliki 500 rumah yang terbuat dari tanah, sebagian besar dari 10.000 rumah yang ada terbuat dari jerami atau bahkan lebih buruk lagi.{{sfn|Wijaya|2022|p=376}} Bangunan-bangunan dikelilingi oleh pohon kelapa dan pohon buah-buahan, sehingga menimbulkan persepsi bahwa kota Melayu sebenarnya bukanlah sebuah kota, melainkan kumpulan desa-desa. Hanya kompleks kerajaan yang biasanya dibentengi, kotanya sendiri tidak: Ia memiliki konsep “kota terbuka”,
{{blockquote|... mereka sendiri juga memiliki pendapat ini sendiri, mengatakan bahwa kota mereka tidak dikelilingi tembok, seperti orang Lacedaemon ([[Sparta]]) tubuh mereka akan berfungsi sebagai tembok dan benteng.|source=Pierre du Jarric, ''Histoire des choses plus memorable advenues tant ez Indes Orientales, que autres pais de la descouverte des Portugais'', Volume I: hal. 630{{sfn|Reid|2000|p=421, 427}}}}
[[File:The Port City of Malacca painted by unknown artist.jpg|thumb|Rekonstruksi pelabuhan Melaka, dari Museum Maritim Melaka.]]
Baris 247:
* {{citation |last=Reid |first=Anthony |title=Southeast Asia in the Age of Commerce 1450-1680. Volume One: The Lands below the Winds |year=1988 |publisher=Yale University Press |location=New Haven and London |url= }}
* {{citation |last=Reid |first=Anthony |title=Southeast Asia in the Age of Commerce 1450-1680. Volume Two: Expansion and Crisis |year=1993 |publisher=Yale University Press |location=New Haven and London |url= }}
* {{citation |last=Reid |first=Anthony |year=2000 |chapter=Negeri: The Culture of Malay-speaking City-States of the Fifteenth and Sixteenth Centuries |publisher=The Royal Danish Academy of Sciences and Letter |editor-last1=Hansen |editor-
* {{citation |last1=Subrahmanyam |first1=Sanjay |last2=Parker |first2=Geoffrey |date=2008 |title=Arms and the Asian: Revisiting European Firearms and their Place in Early Modern Asia |journal=Revista de Cultura |volume=26 |pages=12–42}}
* {{cite thesis |last=Wijaya |first=Daya Negri |date=2022 |title=Malacca Beyond European Colonialism (15th–17th centuries) |type= |publisher=Universidade do Porto |degree=PhD |url=https://hdl.handle.net/10216/141531 }}
|