Mustain Billah dari Banjar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k merapihkan spasi dan paragraf |
|||
Baris 72:
'''Pangeran Senapati''' bergelar '''Sultan Musta'ainu-Billah''' (Arab: سلطان المستعين بالله ) <ref name="suluh">{{id}}{{cite book|first=[[Amir Hasan Kiai Bondan|Amir Hasan]]|last=Kiai Bondan|title= Suluh Sedjarah Kalimantan|publisher= Bandjarmasin: Fadjar|year=1953|url=https://books.google.co.id/books?id=SWpbE8ubIEMC&q=Tamdjid+Illah+I&dq=Tamdjid+Illah+I&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiDyeCN6pznAhXw7XMBHU_XBxMQ6AEIKzAA}}</ref>
<ref name="Banjarmasih">{{en}} {{cite book|first=[[Mohamad Idwar Saleh|Mohamad Idwar]]|last=Saleh|volume=4|url=http://books.google.co.id/books?id=O8ceAAAAMAAJ&q=panembahan+batu+putih&dq=panembahan+batu+putih&hl=id&ei=S3KhTfvdBcuJrAf256mKAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCcQ6AEwAA|title=Banjarmasih: sejarah singkat mengenai bangkit dan berkembangnya kota Banjarmasin serta wilayah sekitarnya sampai dengan tahun 1950|publisher=Museum Negeri Lambung Mangkurat, Propinsi Kalimantan Selatan|year=1981}}</ref> atau '''Soeltan Moesta'in Allah'''<ref name="De kroniek van Bandjarmasin">{{nl}} {{cite book|pages=91|url=http://books.google.co.id/books?id=ctwBAAAAMAAJ&q=Allah&dq=De+kroniek+van+Bandjarmasin&hl=id&source=gbs_word_cloud_r&cad=4|first=Anton Abraham|last=Cense|title=De kroniek van Bandjarmasin|publisher=C.A. Mees,|year=1928|isbn= }}</ref> atau '''Moestakim Billah'''<ref name="Tijdschrift 6">{{nl icon}} {{cite journal|url=http://books.google.co.id/books?id=HBEDAAAAYAAJ&dq=aji%20tenggal&pg=PA241#v=onepage&q&f=false |pages=241 |title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde |volume= 6 |author=Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia |publisher=Lange & Co.|year= 1857}}</ref> adalah [[Sultan Banjar]] IV yang memerintah antara [[1595]]-[[1642]]. Ia menggantikan ayahnya Sultan [[Hidayatullah]] (Sultan Banjar III).<ref>{{id icon}} {{cite book|last=Poesponegoro|first=Marwati Djoened|year=1992|url=http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA88&dq=pulau%20banjar&pg=PA86#v=onepage&q=pulau%20banjar&f=false
| pages= 242
| url= https://books.google.co.id/books?id=HBEDAAAAYAAJ&pg=PA242&dq=Saradipa-van-Soekadana.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjX2YmxsqLqAhVIbn0KHcMZAkIQ6AEwAXoECAUQAg#v=onepage&q=Saradipa-van-Soekadana.&f=false
Baris 157:
Pada masa pemerintahan Mustain Billah, perkenalan pertama orang Banjar dengan Belanda terjadi ketika beberapa pedagang Banjar melakukan aktivitas perdagangan di [[pelabuhan]] Banten dalam tahun [[1596]]. Akibat sikap Belanda yang sombong, para [[pedagang]] di [[Kesultanan Banten]] tidak mau menjual lada kepada para pedagang Belanda, sehingga mereka tidak memperoleh lada di Banten. Pada saat itu di pelabuhan Banten berlabuh dua buah [[kapal jung]] yang berisi muatan lada dari [[Kesultanan Banjar]] yang dibawa pedagang-pedagang Banjar. Lada merupakan [[komoditas]] [[ekspor]] primadona Kesultanan Banjar pada abad ke-17. Karena tidak memperoleh [[lada]] di [[Banten]], maka Belanda merampok lada dari dua buah [[Djong (kapal)|jung]] tersebut. Bagi orang Banjar peristiwa itu menjadi kesan awal yang buruk terhadap Belanda. Untuk mengetahui daerah Kesultanan Banjar yang merupakan daerah penghasil lada, Belanda mengirim sebuah [[ekspedisi]] ke Banjarmasin pada tanggal [[17 Juli]] [[1607]] dipimpin Koopman Gillis Michielzoon. Utusan Belanda tersebut dan seluruh anggotanya diajak ke darat, dan kemudian seluruhnya dibunuh, serta harta benda dan kapalnya dirampas. Peristiwa pembantaian terhadap utusan Belanda dengan anggotanya di Banjarmasin itu, menyebabkan Belanda tidak pernah berhasil tinggal lama di [[Banjarmasin]].
Kepala pedagang (opperkoopman) [[VOC]] pada masa itu adalah François Wittert. Sebuah ekspedisi dikirim oleh otoritas VOC ke Banjarmasin untuk mengkonfirmasi kejadian tersebut. Kapal-kapal ''Hazewind'', ''Brak'', ''Halve Maan'' dan ''Klein Veere'' berangkat pada tanggal [[20 Maret]] [[1612]].<ref>[http://www.vocsite.nl/geschiedenis/handelsposten/bandjarmasin.html Banjer-Massin - Overzicht van de vestigingen van de Verenigde Oostindische Compagnie]</ref> Dalam tahun [[1612]] secara mengejutkan [[armada]] [[Belanda]] tiba di Banjarmasin untuk membalas atas terbunuhnya [[ekspedisi]] '''Gillis Michielzoon''' tahun [[1607]]. Armada ini menyerang Banjarmasin dari arah [[pulau Kembang]], menembaki [[Kuin]], ibu kota Kesultanan Banjar. Penyerangan ini menghancurkan [[Banjar Lama]] yang merupakan [[istana]] [[Sultan Banjar]], karena itu ibu kota kerajaan dipindahkan, dari [[Kuin]] yang hancur ke [[Kayu Tangi]], [[Martapura]]. Meskipun ibu kota kerajaan telah dipindahkan oleh Sultan Mustain Billah, namun aktivitas perdagangan, di pelabuhan [[Banjarmasin]] tetap ramai. Hubungan dagang dengan [[bangsa asing]] tetap berjalan terutama dengan bangsa [[Inggris]]. Tahun [[1615]] '''Casirian David''' telah mendirikan faktory di [[Banjarmasin]]. Hubungan dagang dengan Belanda terputus, tetapi diteruskan dengan perantaraan orang-orang China. Pedagang [[Denmark]] juga telah menetap di Banjarmasin. Pada tahun [[1626]] produksi lada Banjar sangat meningkat, sehingga VOC berusaha untuk memperoleh monopoli lada, dan berusaha menghilangkan kejadian tahun [[1612]] yaitu penyerbuan Belanda terhadap kerajaan Banjar. Belanda juga meminta maaf atas perbuatannya merampok [[kapal]] kesultanan Banjar dalam [[pelayaran]] perdagangan ke [[Brunei]] [[4 Juli]] [[1626]]. Perdagangan kerajaan Banjar diarahkan ke [[Cochinchina]] dan [[Makassar]] sehingga Belanda merasa dirugikan akibat perpindahan route dagang kesultanan Banjar itu.<ref>{{id icon}} {{cite book|last=Poesponegoro|first=Marwati Djoened|year=2008|url=https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_Nasional_Indonesia_Jilid_3_Zaman/J0RPEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=BANJARMASIN-1606-1660&pg=PA383&printsec=frontcover
== Potensi ancaman serangan Kesultanan Mataram ==
Baris 252:
== Ekspedisi Penghukuman II pada tahun 1638 ==
Pada tahun [[1638]] itu pula VOC-Belanda mengirim ekspedisi penghukuman yang kedua dengan tugas yang sama, tetapi juga gagal karena perlawanan Kesultanan Banjarmasin cukup kuat. [[Tragedi]] [[pembantaian]] terhadap orang-orang Belanda ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Saidullah atau Ratu Anom ([[1637]]-[[1642]]). Ancaman Belanda terhadap [[Kesultanan Banjarmasin]], [[Kerajaan Kotawaringin]] dan [[Kerajaan Sukadana]], hanya tinggal ancaman belaka, Belanda tidak mampu berbuat lebih banyak. Kemudian Belanda mengubah taktik untuk menutupi kekalahannya dengan mengajukan tuntutan kepada [[Sultan Banjar]] sebesar 50.000 real sebagai ganti rugi atas tragedi tahun [[1638]] itu, namun ditolak [[Sultan]].
[[Berkas:Sultan Mustain Billah - Makam 002.jpg|jmpl|Tempat Pemakaman Sultan Mustain Billah]]
== Penghentian permusuhan pada tahun 1640 ==
|