Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 184:
Pada tanggal [[22 September]] [[2001]], putra mahkota H. Aji Pangeran Praboe Anum Surya Adiningrat dinobatkan menjadi Sultan Kutai Kertanegara dengan gelar [[Aji Muhammad Salehuddin II|Sultan Aji Muhammad Salehuddin II]]. Dipulihkannya kembali Kesultanan Kutai Kertanegara ini adalah sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Indonesia agar tak punah dimakan masa. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah membangun sebuah istana baru yang disebut '''[[Kedaton Kutai Kartanegara|Kedaton]]''' bagi Sultan Kutai Kertanegara yang sekarang. Bentuk kedaton baru yang terletak disamping [[Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin]] ini memiliki konsep rancangan yang mengacu pada bentuk Kedaton Kutai pada masa pemerintahan [[Aji Muhammad Alimuddin|Sultan Aji Muhammad Alimuddin]].
== Sultan ==▼
:''Lihat: [[Daftar Sultan Kutai]]''▼
Sultan Kutai dipanggil dengan gelar ''Sri Paduka Sultan''. Jika mangkat, pada umumnya sang Sultan akan digantikan oleh putranya. Sultan Kutai saat ini adalah [[Aji Muhammad Arifin|Sultan Aji Muhammad Arifin]], Sultan Kutai XXI, yang bertakhta sejak tahun [[2018]].▼
== Dinasti Kutai Kertanegara ==
Baris 196 ⟶ 201:
* '''Aji Ratu''', gelar yang diberikan bagi permaisuri Sultan.
* '''Aji Pangeran''', gelar bagi putra Sultan.
* '''Aji Putri''', gelar bagi putri Sultan
* '''Aji Raden''', gelar yang setingkat di atas Aji Bambang
* '''Aji Bambang''', gelar yang setingkat lebih tinggi dari Aji
* '''Aji''', gelar bagi keturunan bangsawan Kutai
Jika pria Aji menikah dengan wanita dari kalangan bangsawan Kutai sendiri atau dari kalangan rakyat biasa maupun suku lain, maka putra-putrinya berhak menyandang gelar Aji. Namun jika wanita Aji menikah dengan pria yang bukan keturunan bangsawan Kutai, maka putra-putrinya tidak dapat memperoleh gelar Aji, kecuali jika wanita Aji tersebut menikah dengan bangsawan keturunan Arab (Sayid). Jika wanita Aji menikah dengan keturunan Arab (Sayid), maka putra-putrinya memperoleh gelar sebagai berikut:
* '''Aji Sayid''', gelar ini diturunkan kepada putra dari wanita Aji yang menikah dengan pria keturunan Arab.
Baris 209 ⟶ 212:
Gelar Aji Sayid maupun Aji Syarifah tetap setara dengan gelar Aji biasa. Artinya gelar ini tetap di bawah Aji Bambang maupun Aji Raden. Walaupun Wanita Aji tidak bisa menurunkan gelar ke anak-anaknya dan anak-anaknya tetap bagian dari Trah Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura, serta mereka juga satu darah dengan yang bergelar Aji, tidak ada perbedaan antara yang tidak bergelar dan yang bergelar '''Aji''' karena mereka masih keturunan dari Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti.
▲== Sultan ==
▲:''Lihat: [[Daftar Sultan Kutai]]''
▲Sultan Kutai dipanggil dengan gelar ''Sri Paduka Sultan''. Jika mangkat, pada umumnya sang Sultan akan digantikan oleh putranya. Sultan Kutai saat ini adalah [[Aji Muhammad Arifin|Sultan Aji Muhammad Arifin]], Sultan Kutai XXI, yang bertakhta sejak tahun [[2018]].
== Lihat Pula ==
|