Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 96:
Tahun [[1846]], H. von Dewall menjadi administrator sipil Belanda yang pertama di pantai timur Kalimantan.<ref name="Kesultanan Kutai 2" /> Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah Kesultanan Kutai termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Besluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie No. 8, pada 27 Agustus 1849.<ref>{{nl icon}} (1849){{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=KJFBAAAAYAAJ&dq=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen%2C%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&pg=PA55-IA22#v=onepage&q=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen,%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&f=false|title=Staatsblad van Nederlandisch Indië|publisher= s.n.}}</ref>
Lima tahun setelah ditetapkan sebagai Sultan, baru pada tahun [[1850]], [[Aji Muhammad Sulaiman|Sultan Aji Muhammad Sulaiman]] memegang tampuk kepemimpinan Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura secara penuh. Dalam beberapa catatan pejabat [[Belanda]], ia dikenal sebagai seorang Sultan yang cerdas dan piawai dalam berpolitik. Pada tahun [[1853]], pemerintah Hindia Belanda menempatkan J. Zwager sebagai Assisten Residen di [[Samarinda]]. Saat itu kekuatan [[politik]] dan [[ekonomi]] masih berada dalam genggaman Sultan Aji Muhammad Sulaiman (1850-1899). Dalam tahun 1853, penduduk Kesultanan Kutai berjumlah 100.000 jiwa.<ref>{{nl}} {1853){{cite book|pages=358|url=http://books.google.co.id/books?id=c6AAAAAAMAAJ&dq=tanah-koessan&pg=PA358#v=onepage&q&f=false|title=Verhandelingen en berigten betrekkelijk het zeewezen en de zeevaartkunde|volume=13}}</ref> Tahun 1855, Kesultanan Kutai termasuk sebagai bagian dari ''Zuid en Oosterafdeeling van Borneo''.<ref>{{nl}} {{cite book|pages=242|url=http://books.google.co.id/books?id=0GM-AAAAcAAJ&dq=tanah-koessan&pg=PA242#v=onepage&q&f=false|title=Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz|volume=1|author=J. B. J Van Doren|publisher=J. D. Sybrandi|year=1860}}</ref>▼
Pada tahun [[1863]],
▲Pada tahun [[1853]], pemerintah Hindia Belanda menempatkan J. Zwager sebagai Assisten Residen di [[Samarinda]]. Saat itu kekuatan [[politik]] dan [[ekonomi]] masih berada dalam genggaman Sultan Aji Muhammad Sulaiman (1850-1899). Dalam tahun 1853 penduduk Kesultanan Kutai 100.000 jiwa.<ref>{{nl}} {1853){{cite book|pages=358|url=http://books.google.co.id/books?id=c6AAAAAAMAAJ&dq=tanah-koessan&pg=PA358#v=onepage&q&f=false|title=Verhandelingen en berigten betrekkelijk het zeewezen en de zeevaartkunde|volume=13}}</ref> Tahun 1855, Kesultanan Kutai termasuk sebagai bagian dari ''Zuid en Oosterafdeeling van Borneo''.<ref>{{nl}} {{cite book|pages=242|url=http://books.google.co.id/books?id=0GM-AAAAcAAJ&dq=tanah-koessan&pg=PA242#v=onepage&q&f=false|title=Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz|volume=1|author=J. B. J Van Doren|publisher=J. D. Sybrandi|year=1860}}</ref>
▲Pada tahun [[1863]], kerajaan Kutai Kertanegara kembali mengadakan perjanjian dengan [[Belanda]]. Dalam perjanjian itu disepakati bahwa Kerajaan Kutai Kertanegara menjadi bagian dari Pemerintahan [[Hindia Belanda]].
=== Kemakmuran dan Modernisasi Kesultanan ===
|