Harun Thohir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Obets451 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Gugur: Belum lengkap!
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 62:
== Gugur ==
Sehari sebelum eksekusi hukuman gantung, Harun bin Said menuliskan surat untuk Ibunya.
{{cquote|''Hukuman jang akan diterima oleh Ananda adalah hukuman digantung sampai mati, di sini DalamAnanda harap kepada Ibunda supaya bersabar karena setiap kematian manusia yang menentukan ialah Tuhan Yang Maha Kuasa dan setiap manusia yang ada di dalam dunia ini akan tetap kembali ke Illahi… Mohon Ibunda ampunilah segala dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan Ananda selama ini… Ananda tutup surat ini dengan utjapan terima kasih dan selamat tinggal selama-lamanja, amin… Djangan dibalas lagi''}}<ref>{{Cite web|url=https://www.hariansejarah.id/2019/09/kopral-harun-bin-said-tohir-pejuang.html|title=Kopral Harun bin Said [Tohir]: Pejuang Dwikora|website=Harian Sejarah|language=en|access-date=2020-06-13|archive-date=2022-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220410052846/https://www.hariansejarah.id/2019/09/kopral-harun-bin-said-tohir-pejuang.html|dead-url=yes}}</ref><br />
Eksekusi akan dilaksanakan tanggal 17 Oktober 1968 pukul 06:00 pagi. Sejam sebelum itu, Harun Tohir menunaikan shalat subuh untuk terakhir kalinya. Dia pasrah atas ketentuan Tuhan Yang Maha Esa. Sebelum di eksekusi tangan beliau dibius dan dipotong. Setelah eksekusi jenazahnya langsung dikembalikan ke tanah air. Sehari setelahnyanya, tanggal 18 Oktober 1968 pemakaman militer digelar dengan haru.<ref name=":2" />