Mariam-uz-Zamani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 136:
Salah satu kejadian yang menyebabkan keretakan antara Mughal dan Portugis adalah perampasan dan pembakaran kapal ziarah terbesar milik Mariam-uz-Zamani, [[:en:Rahīmī|Rahimi]], pada bulan September 1613. Mariam Uz Zamani membayar biaya perlindungan kepada Inggris dan Portugis untuk kapal-kapalnya. Namun meskipun Portugis dibayar penuh di muka, dan sudah membawa surat ijin Portugis yang diperlukan, juga tidak melanggar ketentuan apa pun yang berlaku padanya, tetap saja, karena keserakahan, Portugis bertindak "bertentangan dengan izin mereka" dan membawa "Rahimi" yang saat itu sedang membawa muatan yang melimpah, senilai 100.000 pound, setara dengan mata uang saat ini, setengah miliar rupee, dan sekitar 700 penumpang masih berada di kapal menuju Mekah<ref>{{Cite book|last=Foster|first=William|date=1921|url=http://archive.org/details/earlytravelsinin00fostuoft|title=Early travels in India, 1583-1619|publisher=London: Oxford University Press|others=Robarts - University of Toronto}}</ref><ref>{{Cite book|last=William Foster|date=1897|url=http://archive.org/details/LettersReceivedByTheEastIndiaCompanyVolII|title=Letters Received By The East India Company (Vol Ii)|language=English}}</ref><ref>{{Cite book|last=Great Britain. Public Record Office|last2=Great Britain. Colonial Office|last3=Great Britain. India Office|date=1860-|url=http://archive.org/details/colonialrecordsc02greauoft|title=Colonial Records. Calendar of State Papers, Colonial|publisher=London : Longmans, H.M.S.O.|others=Robarts - University of Toronto}}</ref><ref>{{Cite book|last=Foster|first=William|date=1899|url=http://archive.org/details/in.gov.ignca.13774|title=Letters received by the East India Company vol.3|language=English}}</ref>
 
Dalam prosesnya mereka membajak kapal, membunuh orang-orangnya, dan memperkosa perempuan-perempuan di kapal itu lalu membuangnya ke laut dan mengambil semua emas dan peraknya. Mereka lalu membakar kapalnya. Mariam Uz Zamani sangat marah dan memerintahkan putranya, Kaisar Jahangir untuk menutup semua gereja, melarang semua pendeta Jesuit, mengurung semua pengusaha Portugis di sebuah benteng dan membiarkan mereka kelaparan dan melarang semua perdagangan dengan Portugal. Mughal kemudian menangkap hampir 100 kapal dagang Portugis yang lebih kecil berlabuh di Goa dan membakarnya. Raja Spanyol dan Portugal menawarkan sepuluh kali lipat kerugian 'Rahimi' agar perdagangan diijinkan untuk terus berlanjut, tapi sudah terlambat. Mariam Uz Zamani tidak mau berbalik.<ref>{{Cite journal|last=Safdar, Aiysha|first=Khan, Muhammad Azam|date=January–June 2021|title=History of Indian Ocean-A South Indian perspective|url=http://pu.edu.pk/images/journal/indianStudies/PDF/12_v7_1_21.pdf|journal=Journal of Indian Studies. 7 (1): 186.}}</ref> Jahangir kemudian mengirim Muqarrab Khan, gubernurnya, untuk menghentikan semua aktivitas pelayaran di Surat, benteng utama India untuk perdagangan laut dan mengepung kota Daman di Portugis.<ref>{{Cite book|last=Rogers|first=Alexander|date=1909|url=http://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.70311|title=Tuzuk-i-jahangiri Or Memoris Of Jahangir Vol.1}}</ref> Gereja Jesuit di Agra, yang dibangun di bawah pemerintahan Akbar, ditutup, dan semua tunjangan bagi pendeta Portugis di Mughal India ditangguhkan.<ref>{{Cite book|last=Foster|first=William|date=1921|url=http://archive.org/details/earlytravelsinin00fostuoft|title=Early travels in India, 1583-1619|publisher=London: Oxford University Press|others=Robarts - University of Toronto}}</ref><ref>{{Cite book|last=William Foster|date=1897|url=http://archive.org/details/LettersReceivedByTheEastIndiaCompanyVolII|title=Letters Received By The East India Company (Vol Ii)|language=English}}</ref><ref>{{Cite book|last=Gilbert|first=Marc Jason|date=2017|url=https://books.google.co.in/books?id=7OQWDgAAQBAJ&pg=PA79&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false|title=South Asia in World History|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-976034-3|language=en}}</ref>
 
Seluruh istana Mughal, serta kota Surat, berada dalam keributan, dan kegemparan serta protes di istana Mughal belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut Findly, "Insiden Rahimi adalah satu-satunya tindakan pembajakan terhadap India, yang tercatat menimbulkan tanggapan keras dan intens dari pemerintah Mughal."<ref>{{Cite journal|last=Findly|first=Ellison B.|date=1988|title=The Capture of Maryam-uz-Zamānī's Ship: Mughal Women and European Traders|url=https://www.jstor.org/stable/603650|journal=Journal of the American Oriental Society|volume=108|issue=2|pages=227–238|doi=10.2307/603650|issn=0003-0279}}</ref> Tindakan ekstrem yang dilakukan Jahangir merupakan hal yang tidak biasa, karena istana Mughal sudah terbiasa dengan kebrutalan Portugis yang rakus dan akan bereaksi dengan mengabaikan atau mengakomodasinya. Namun untuk Rahimi, kapal ziarah andalan Mariam-uz-Zamani yang dirampas Portugis, Mariam Uz Zamani menuntut pembalasan. Ini adalah situasi yang tidak biasa, menunjukkan pergolakan budaya besar dan perubahan tektonik yang membentuk kerajaan Mughal: ini adalah kapal Muslim milik Ratu Hindu, membawa jamaah haji di perairan Kristen yang dipatroli oleh armada Portugis.<ref>{{Cite book|last=Mukhoty|first=Ira|date=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=XjaYuQEACAAJ&redir_esc=y|title=Daughters of the Sun: Empresses, Queens and Begums of the Mughal Empire|publisher=Aleph|isbn=978-93-86021-12-0|language=en}}</ref>
 
Portugis yang menyadari kekalahannya mencoba berdamai<ref>{{Cite book|last=Orme|first=Robert|date=1805|url=http://archive.org/details/historicalfrag00orme|title=Historical fragments of the Mogul empire, of the Morattoes, and of the English concerns in Indostan from the year MDCLIX; origin of the company's trade at Broach and Surat, and a general idea of the government and people of Indostan; to which is prefixed an account of the life and writings of the author|publisher=London : F. Wingrave|others=University of California Libraries}}</ref> dan kemudian setuju untuk memberikan kompensasi kepada pemerintah Mughal atas hilangnya kapal Mariam Uz Zamani dan "untuk memberikan izin tambahan tertentu kepada kapal-kapal pribumi yang melanjutkan perjalanan ke Laut Merah," tetapi karena perjanjian tersebut bergantung pada pengusiran Inggris, Jahangir menolak. Akhirnya, sebuah perjanjian dibuat oleh kaisar yang menyatakan bahwa Portugis harus membayar "tiga lakh rupee untuk kapal yang diambil", namun isu pengusiran Inggris dibiarkan begitu saja karena Jahangir semakin sadar akan kekuatan Inggris di laut.<ref>{{Cite book|last=Foster|first=William|date=1899|url=http://archive.org/details/in.gov.ignca.13774|title=Letters received by the East India Company vol.3|language=English}}</ref> Dengan demikian, penangkapan kapal Mariam-uz-Zamani oleh Portugis membawa perubahan besar dalam hubungan antara kedua pemerintah dan, secara kebetulan, merupakan rejeki nomplok yang besar bagi Inggris. Portugis terus mempertahankan kehadirannya di istana Mughal tetapi menjadi faktor yang relatif tidak signifikan dalam perdagangan, dan skalanya cenderung menguntungkan Inggris.<ref>{{Cite book|url=http://archive.org/details/MaclaganJesuitsAndTheGreatMogul1932|title=Maclagan Jesuits And The Great Mogul 1932|language=English}}</ref><ref>{{Cite book|last=Sarkar|first=Jagadish Narayan|date=1975|url=http://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.107881|title=Studies In Economic Life In Mughal India}}</ref> Ketegangan tetap ada antara Inggris dan Portugis, terutama di tingkat bawah, dan Jahangir sendiri melaporkan tentang pertempuran laut antara keduanya di Selat Swally pada bulan Januari 1615, di mana Inggris membakar sebagian besar kapal Portugis.<ref>{{Cite book|last=Rogers|first=Alexander|date=1909|url=http://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.70311|title=Tuzuk-i-jahangiri Or Memoris Of Jahangir Vol.1}}</ref>
 
Mariam-uz-Zamani tetap melanjutkan perjalanan dengan kapal-kapal komersial dan ziarahnya meski telah kehilangan kapal ziarah terbesarnya, Rahimi. Dia memimpin armada kapal-kapal.<ref>{{Cite journal|last=Chatterjee|first=Prasun|date=2012|title=Gender and Travel Writing in India, c. 1650-1700|url=https://www.jstor.org/stable/41633802|journal=Social Scientist|volume=40|issue=3/4|pages=59–80|issn=0970-0293}}</ref>