Api dalam Al-Qur'an: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 9:
Salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang menyebutkan perumpamaan mengenai orang yang menyalakan api ialah [[Surah Al-Baqarah]] ayat ke-17. Konteks ayat ini selesai pada ayat ke-18.{{Sfn|Asy-Syawadifi|2020|p=20}} Perumpamaan ini memiliki dua penafsiran di kalangan ahli tafsir. Penafsiran pertama menjelaskan bahwa seseorang memiliki keinginan untuk menjadi seperti orang yang menyalakan api. Salah satu yang mengikuti pendapat ini ialah Al-Akhfasy. Penafsiran kedua mengemukakan bahwa maknanya adalah keinginan agar orang lain memberi penerangan dengan menyalakan api. Pendapat ini didasarkan oleh asal kata api (''an-nar'') yaitu dari kata cahaya (''an-nur'').{{Sfn|Asy-Syawadifi|2020|p=21}}
 
Perumpamaan pada beberapa ayat ini ditujukan bagi orang-orang [[munafik]].{{Sfn|Nuraini|2017|p=33}} Penyalaan api diartikan sebagai penerimaan manfaat bagi orang-orang munafik atas keyakinan mereka terhadap ajaran Islam. Namun manfaat yang diterimanya hanya manfaat yang bersifat material. Sementara sisi spritual orang-orang munafik tidak menerima manfaat dari cahaya yang terdapat pada api.{{Sfn|Nuraini|2017|p=35}}
 
== Pewahyuan ==