Mariam-uz-Zamani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 4 books for Wikipedia:Pemastian (20231009)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Baris 80:
Akbar, yang sangat gembira dengan berita tentang ahli warisnya, memerintahkan pesta besar dan perayaan yang diadakan hingga tujuh hari pada saat kelahirannya dan memerintahkan pembebasan para penjahat yang melakukan pelanggaran besar. Di seluruh kekaisaran, sumbangan diberikan kepada rakyat jelata, dan dia bersiap untuk segera mengunjungi Sikri. Namun, ia disarankan oleh para bangsawannya untuk menunda kunjungannya ke Sikri karena kepercayaan astrologi di Hindustan tentang seorang ayah yang tidak boleh melihat wajah putranya yang telah lama ditunggu-tunggu segera setelah kelahirannya. Oleh karena itu, ia menunda kunjungannya dan mengunjungi Sikri untuk bertemu istri dan putranya setelah empat puluh satu hari setelah kelahirannya.
 
Saat bertemu permaisuri setelah kelahiran Salim, Akbar menghadiahkannya perhiasan senilai satu lakh koin emas dan memberinya 'tepukan Rajvanshi' di kepalanya untuk mengungkapkan cintanya. Dia kemudian diberi kehormatan tinggi dengan gelar 'Mariam-uz-Zamani'. Pangkat Raja Bhagwant Das dan Man Singh masing-masing dinaikkan oleh dua ribu kuda, dan mereka dihadiahi jubah kehormatan yang setara dengan jubah yang dianugerahkan kepada anggota keluarga kerajaan.<ref>{{Cite book|last=Chatterjee|first=Nandani|date=1576|title=Rajasthan State Archives-Imperial records|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Lal|first=Muni|date=1980|title=Akbar|url=https://archive.org/details/Akbar|url-status=live}}</ref> Akbar memecahkan rekor kemurahan hatinya dengan memberikan banyak penghargaan dan Jagir yang luas kepada elit istana.
 
Mariam Uz Zamani juga merupakan ibu angkat dari Daniyal Mirza dan Firoze Khannum.<ref>{{Cite book|last=Beveridge|first=H.|date=1907|url=http://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.55649|title=The Akbarnama Of Abul Fazl Vol. 2}}</ref>
Baris 98:
Muni Lal menyebutnya sebagai Ibu Negara Kekaisaran. Dia mempunyai hak untuk mengeluarkan dokumen resmi dan dekrit atas namanya, yang disebut Farman (mandat kedaulatan).<ref>{{Cite book|last=Tirmizi|first=S.A.I.|date=1979|title=Edicts from the Mughal Harem, Farman of Marium uz Zamani|pages=69|url-status=live}}</ref> Pemberian perintah seperti itu terbatas pada wanita tertinggi di harem seperti Hamida Banu Begum, Nur Jahan, Mumtaz Mahal dan Jahanara Begum.<ref>{{Cite book|last=Mishra|first=Rekha|date=1967|title=Women in Mughal India, 1526–1748 A.D.|publisher=Munshiram Manoharlal|pages=67|url-status=live}}</ref> Permaisuri Hindustan mempunyai kebebasan berpendapat dalam urusan politik di istana. Dia mendapat hak istimewa untuk hadir dan menyampaikan pandangannya tentang masalah pengadilan.<ref>{{Cite book|last=Badayuni|first=Abdul Qadir|date=1590|title=Muntakhab-ut-Tawarikh. Vol. III|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=ftikhar|first=Rukhsana|date=2014|title="An analytical study of political domination of Mughal women". Behind the Veil: 21|url-status=live}}</ref> Salah satu episode yang tercatat dalam buku Badayuni mencatat bahwa suatu kali ketika seorang Brahmana dieksekusi oleh seorang punggawa Muslim konservatif Akbar, sementara Akbar memerintahkan penyelidikan untuk dilanjutkan, ia mengejek Kaisar Akbar di depan umum karena meskipun Akbar adalah Raja namun ia telah gagal membuat perintahnya sendiri dipatuhi.<ref>{{Cite book|last=Badayuni|first=Abdul Qadir|date=1590|title=Muntakhab-ut-Tawarikh. Vol. III|url-status=live}}</ref>
 
Pada Mei 1603, ketika Akbar menyarankan agar Salim melakukan ekspedisi militer untuk menghukum Rana Amar Singh yang melakukan perambahan di wilayah Mughal di Rajasthan. Salim yang curiga dengan motif ayahnya menyatakan keengganannya untuk menerima tugas tersebut namun hal ini memicu Akbar untuk mengeluarkan perintah resmi yang menunjuk Shahzada Salim sebagai komando ekspedisi yang diusulkan. Mariam-uz-Zamani dan Salima Sultan Begum meminta Akbar untuk tidak memaksakan masalah ini, dan membiarkan Salim terus hidup di bawah pengawasannya di istana. Akbar mengalah pada permohonan mereka dan mencabut firman tersebut.<ref>{{Cite book|last=Lal|first=MuniI|date=1980|title=Akbar|url=https://archive.org/details/Akbar|url-status=live}}</ref>
 
Mariam Uz Zamani dan Salima Sultan Begum juga melakukan intervensi lain untuk mencabut perintah tahanan rumah untuk Salim oleh Akbar. Setelah kematian Hamida Bano Begum, untuk menghentikan pemberontakannya dan mengakhiri alkoholisme dan pesta pora, Akbar memerintahkan dia harus ditahan di sel isolasi di ghusalkhana dan dilarang menyajikan alkohol dan opium. Akbar kembali mengalah dan membiarkan Salim pindah ke istananya.<ref>{{Cite book|last=Lal|first=MuniI|date=1980|title=Akbar|url=https://archive.org/details/Akbar|url-status=live}}</ref>
 
Setelah kematian Akbar pada tahun 1605, Mariam Uz Zamani menjadi pelindung utama bagi cucu kesayangan Akbar, Khusrau Mirza. Mariam Uz Zamani bersama dengan Salima Sultan Begum, dan Shakr-un-Nissa Begum mendapatkan pengampunan untuk Pangeran Khusrau setelah suksesi Jahangir. [[Nur Jahan]] tercatat memalsukan air mata di depan ibu mertuanya, Mariam-uz-Zamani untuk kepemilikan Pangeran Khusrau yang dianggap sebagai pesaing kuat takhta oleh permaisuri Nur Jahan, namun usaha Nur Jahan tidak berhasil.<ref>{{Cite book|last=Findly|first=Ellison Banks|date=1993|title=Nur Jahan Empress Of Mughal India|url-status=live}}</ref>
Baris 108:
Para ulama di istana Akbar sama sekali tidak senang dengan pengaruh Mariam-uz-Zamani yang membuatnya mengikuti ritual dan praktik budaya Hindu. Sejak pernikahannya dengan putri Raja Bharmal, Akbar dikatakan telah memujinya dengan memerintahkan pembakaran api secara terus-menerus di mana kadang-kadang Akbar bergabung dengan Mariam Uz Zamani selama doanya.<ref>{{Cite book|last=Badayuni|first=Abdul Qadir|date=1590|title=Muntakhab-ut-Tawarikh. Vol. II|pages=269|url-status=live}}</ref> Ia juga memengaruhi Akbar untuk tidak makan daging sapi karena sapi dianggap sebagai hewan suci dalam agama Hindu. Dan juga mempengaruhinya untuk tidak makan bawang merah dan bawang putih, dan untuk tidak pernah memelihara janggut. Untuk mendapatkan cinta dari istri Hindunya, Badayuni mencatat, Akbar menjauhkan diri sepenuhnya dari segala sesuatu yang merupakan kebencian alami bagi mereka.<ref>{{Cite book|last=Badayuni|first=Abdul Qadir|date=1590|title=Muntakhab-ut-Tawarikh. Vol. 2.|pages=312–313|url-status=live}}</ref> Akbar juga memerintahkan semua orang di istana untuk berdiri saat ibadah sore istri Hindunya ketika mereka akan menyalakan api di kuil, untuk menghormati tradisi dan budaya mereka dan memastikan bahwa dirinya sendiri tidak terkecuali.<ref>{{Cite book|last=Badayuni|first=Abdul Qadir|date=1590|title=Muntakhab-ut-Tawarikh. Vol. III.|url-status=live}}</ref>
 
Harem Kekaisaran Akbar ditata ulang menjadi institusi mirip benteng yang sangat berbeda dengan gambaran pemerintahan Babur dan Humayun. Harbans Mukhia mengaitkan perubahan ini dengan semakin besarnya pengaruh etos budaya Rajput pada Akbar sejak pernikahannya pada tahun 1562 dengan Mariam-uz-Zamani.<ref>{{Cite book|last=Mukhia|first=Harbans|date=2004|title=The Mughals of India|url=https://archive.org/details/the-mughals-of-india|pages=132–133[https://archive.org/details/the-mughals-of-india/page/132 132]–133.|url-status=live}}</ref> Ira Mukhoty menarik kesejajaran antara penghormatan Akbar terhadap pemujaan matahari dan lambang marga keluarga Mariam Uz Zamani adalah Dewa Surya (matahari).<ref>{{Cite book|last=Mukhoty|first=Ira|date=2018|title=Daughters of the Sun: empresses, queens and begums of the Mughal Empire|url-status=live}}</ref>
 
Permaisuri Hindustan adalah wanita terkaya dan paling terpandang pada masanya. Dia dihormati oleh berbagai anggota kerajaan negara-negara terkemuka selama pemerintahan suami dan putranya dengan menerima berbagai hadiah berharga. Dia diketahui menerima permata dari setiap bangsawan "menurut tanah miliknya" setiap tahun pada kesempatan festival Tahun Baru, suatu kehormatan yang tidak diberikan kepada Permaisuri Mughal lainnya.<ref>{{Cite book|last=Findly|first=Ellison Banks|title=Mughal Women|pages=233|url-status=live}}</ref> Mariam-uz-Zamani memiliki banyak agen di dalam dan di luar harem yang ditunjuk untuk membantunya mengawasi aktivitas perdagangannya dan memberi nasihat tentang investasi,<ref>{{Cite book|url=http://archive.org/details/nurjahanempressofmughalindia|title=Nur Jahan Empress Of Mughal India|language=English}}</ref> perantara, dan penasihat keuangan, "mencerminkan miniatur kementerian keuangan Kaisar sendiri". Dia mempunyai vakil sendiri untuk menasihatinya dan memelihara berbagai propertinya.<ref>{{Cite book|last=Mukhoty|first=Ira|date=2018|title=Daughters of the Sun: empresses, queens and begums of the Mughal Empire|url-status=live}}</ref> Mariam-uz-Zamani menggunakan kekayaannya untuk membangun taman, sumur, masjid, dan pembangunan lainnya.<ref>{{Cite book|last=Findly|first=Ellison Banks|date=1988|title=Mughal Women|url-status=live}}</ref> Dia juga menyumbangkan uang dari dompet pribadinya untuk amal.<ref>{{Cite book|last=Lal|first=Muni|date=1988|title=Mughal Glory|publisher=Konark Publishers Pvt Ltd|pages=59|url-status=live}}</ref>