Imron Rosyadi Hamid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 24:
 
'''Awal karier'''
 
 
 
Pria kelahiran 18 November 1971 ini lahir di [[Malang]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Ia menjenjang pendidikan di SDN Pagentan II Singosari, lalu melanjutkan pendidikannya di SMPN Singosari 1, SMAN 1 Lawang. Lalu ia berkuliah di Universitas Islam Malang dan Universitas Indonesia. Sejak tahun 1990-an sudah aktif mengirimkan tulisan di media-media cetak nasional seperti Harian Surya hingga Jawa Pos. Memang sejak kecil dirinya suka menulis dan membaca. "Sebetulnya dulu waktu di SMA Negeri 1 Lawang sering menulis juga di majalah Puspita dulu namanya. Meskipun hanya terbatas dari puisi-puisi," ungkapnya<ref>{{Cite web|date=2021-04-26|title=Tugu Malang ID - Merawat Malang Raya|url=https://tugumalang.id/|language=id|access-date=2023-10-11}}</ref>. Beliau menulis mengenai Nasionalisme, Partiotisme, Nahdlatul Ulama dan Islam Moderat. Beliau mengirimnya di [[Harian Surya]] pada tahun [[1997]]. Tulisan-tulisannya sebenarnya banyak terkait sejarah perjuangan para kyai sebelum kemerdekaan yang berkontribusi dalam pemikiran-pemikiran, terutama di bidang pendidikan melawan hegemoni [[Penjajahan Belanda]]. Ia juga melakukan penelitian di [[Amerika Serikat]]. Tak tanggung-tanggung, ia meneliti kebijakan luar negeri Amerika serikat di [[Irak]]. Ia berpendapat bahwa kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat di Irak itu tidak melulu soal keamanan atau isu-isu [[Senjata pemusnah massal]] yang dituduhkan dimiliki Irak meskipun tidak terbukti. Menurutnya, Amerika Serikat memiliki motif-motif ekonomi yang menyangkut minyak, yaitu dengan mengamankan pasokan minyak dari timur tengah. Imron pernah meneliti beberapa dokumen yang pernah dikeluarkan US Department of State.
Baris 31 ⟶ 29:
'''Karier politik'''
 
Ia bergabung ke [[Partai Kebangkitan Bangsa]] bersama istrinya Anisah Mahfud mantan anggota [[DPR-RI]]. Tetapi memutuskan untuk keluar akibat konflik internal PKB yang terjadi tahun 2008. Ia bersama [[Yenny Wahid]] mendirikan partai baru bernama [[Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru]] dan mendapatkan jabatan sebagai sekretaris jendral. Menjelang [[Pemilihan Umumumum Legislatiflegislatif Indonesia 2014]], PKBIB tidak lolos menjadi peserta pemilu. Imron lalu beralih ke [[Partai Demokrat]] dan mencalonkan diri menjadi caleg dapil Jawa Timur V pada tahun 2014. Namun, Imron gagal menjadi anggota [[DPRD Jawa Timur]].
 
'''Menjadi rektor Unira dan wasekjen PBNU'''