Karbohidrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231010)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
Fannida (bicara | kontrib)
tambahan pengetahuan tentang gangguan metabolisme karbohidrat
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Baris 124:
 
Dalam glikolisis, oligosakarida dan polisakarida pertama-tama dipecah menjadi monosakarida yang lebih kecil oleh enzim yang disebut [[hidrolase glikosida]]. Unit-unit monosakarida yang dihasilkan kemudian dapat masuk ke dalam proses katabolisme monosakarida. Sebanyak dua&nbsp;molekul ATP diperlukan pada langkah awal glikolisis untuk memfosforilasi glukosa menjadi [[glukosa 6-fosfat]] (G6P) serta [[fruktosa 6-fosfat]] (F6P) menjadi [[fruktosa 1,6-bifosfat]] (FBP) untuk mendorong reaksi ke depan secara ireversibel.<ref name="Maughan" /> Dalam beberapa kasus, seperti pada manusia, tidak semua jenis karbohidrat dapat dicerna atau dipecah karena enzim pencernaan dan metabolisme yang diperlukan untuk hal ini tidak ada.
 
'''Gangguan Metabolisme Karbohidrat'''
 
Salah satu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat adalah Diabetes Mellitus (DM). DM ternyata juga mempengaruhi metabolisme protein dan lemak. Mekanisme nya yaitu asam amino dipaksa dionversi menjadi glukosa. Sedangkan gangguan metabolisme asam lemak yaitu berupa Ketosis, terjadi dengan peningkatan metabolisme trigliserida yang diikuti oleh kelebihan produksi keton bodies dan kolesterol (Brody, 1999). Ketidaknormalan metabolisme tersebut ditandai dengan polyurea, polydipsia, polyphagia dan penurunan berat badan. Bila kadar glukosa darah naik di atas 180 mg/dL, ginjal tidak dapat menyaring molekul glukosa untuk kembali digunakan di dalam tubuh, sehingga berakibat sebagian glukosa dibuang ke urin maka kadar gula urin menjadi tinggi dan mengikat banyak air (osmositas gula). Akibat tingginya air yang diikat berakibat volume urin berlebih. Oleh sebab itu penderita DM sering kencing (polyurea). Keadaan tersebut tentunya akan mengganggu keseimbangan cairan di dalam tubuh sehingga akan diartikan oleh tubuh sebagai rasa haus yang berkelanjutan (polydipsia). Pada waktu yang bersamaan, meskipun kadar gula darah berlebih, namun tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi sel (''glucosestorred state'') sehingga timbullah perasaan lapar yang berlebih (polyphagia). Oleh karena tubuh harus memecah lemak atau protein untuk memenuhi kebutuhan energinya, maka DM selalu berujung pada penurunan berat badan.<ref>{{Cite book|last=Astawan|first=Made|date=2014|url=http://repository.ut.ac.id/4667/1/PANG4325-M1.pdf|title=Evaluasi Nilai Gizi Pangan|location=Jakarta|publisher=Universitas Terbuka|isbn=978-979-011-392-3|volume=1|pages=1–44|language=en|url-status=live}}</ref>
 
== Peran praktis ==