Merek: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arindashifa (bicara | kontrib) k Penambahan informasi Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor |
Arindashifa (bicara | kontrib) k Penambahan informasi |
||
Baris 52:
Proses pemberian karakteristik “manusia” pada suatu merek mewakili, setidaknya sebagian, respons terhadap kekhawatiran konsumen terhadap barang-barang yang diproduksi secara massal. Perusahaan Quaker Oats mulai menggunakan gambar Manusia Quaker sebagai pengganti merek dagang pada akhir tahun 1870-an, dengan sukses besar. Sabun pir, sup Campbell, Coca-Cola, permen karet Juicy Fruit, dan campuran pancake Bibi Jemima juga merupakan produk pertama yang diberi "merek" dalam upaya meningkatkan pemahaman konsumen terhadap keunggulan produk tersebut. Merek lain yang berasal dari era tersebut, seperti nasi Ben's Original dan sereal sarapan Kellogg, memberikan ilustrasi tren tersebut.
Pada awal tahun 1900-an, publikasi pers perdagangan, [[Agen periklanan|biro periklanan]], dan pakar periklanan mulai memproduksi buku dan pamflet yang mendesak produsen untuk mengabaikan pengecer dan beriklan langsung ke konsumen dengan pesan merek yang kuat. Sekitar tahun 1900, pakar periklanan James Walter Thompson menerbitkan iklan perumahan yang menjelaskan iklan merek dagang. Ini adalah penjelasan komersial awal tentang apa yang sekarang dikenal oleh para sarjana sebagai branding modern dan awal dari manajemen merek. Tren ini berlanjut hingga tahun 1980an, dan pada tahun 2018 diukur oleh pemasar dalam konsep seperti nilai merek dan ekuitas merek. [[Naomi Klein]] menggambarkan perkembangan ini sebagai "mania ekuitas merek". Pada tahun 1988, misalnya, perusahaan [[Philip Morris International|Philip Morris]] membeli [[Kraft Foods|Kraft Foods Inc]]. dengan harga enam kali lipat dari nilai perusahaan di atas kertas. Analis bisnis melaporkan bahwa yang sebenarnya mereka beli adalah nama merek. Dengan bangkitnya [[media massa]] di awal abad ke-20, perusahaan mengadopsi teknik yang membuat pesan mereka menonjol. [[Slogan]], [[maskot]], dan [[jingel]] mulai muncul di radio pada tahun 1920an dan di televisi awal pada tahun 1930an. Produsen sinetron mensponsori banyak serial [[sandiwara radio]] paling awal, dan genre tersebut dikenal sebagai [[opera sabun]]. Pada tahun 1940-an, produsen mulai menyadari cara konsumen mulai mengembangkan hubungan dengan merek mereka dalam pengertian sosial/psikologis/antropologis. Pengiklan mulai menggunakan riset motivasi dan [[Riset marketing|riset konsumen]] untuk mengumpulkan wawasan mengenai pembelian konsumen. Kampanye merek yang kuat untuk [[Chrysler]] dan [[ExxonMobil|Exxon]]/Esso, menggunakan wawasan yang diambil dari penelitian psikologi dan [[antropologi budaya]], menghasilkan beberapa kampanye yang paling bertahan lama di abad ke-20. Pengiklan merek mulai mengilhami barang dan jasa dengan kepribadian, berdasarkan wawasan bahwa konsumen mencari merek dengan kepribadian yang sesuai dengan kepribadian mereka.
== Hierarki Penjenamaan ==
|