Ganjoem: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 45:
Radja Laoet Waigeo sebelumnya meninggal tahun 1896, putranya sudah lebih dahulu meninggal, sedangkan putra lainnya mengalami kecelakaan dengan ibunya di laut. Joudati Tidore yang bernama Ata menunjuk Ganjoem yang saat itu menjabat sebagai Kapitan Laut untuk menjadi raja. Neneknya merupakan adik perempuan dari Seddpa, ayah dari Radja Laoet, sehingga Ganjoen merupakan keluarga raja secara matrilineal dan bukan merupakan anggota klan Kabui Pale yang berasal dari Teluk Kabui tetapi klan Limilo yang berasal dari Mayalibit.
Seddpa yang merupakan Raja Waigeo sebelumnya memiliki saudara laki-laki tiri bernama Daga yang lahir di [[Pulau Gebe]] dan kembali kesana setelah perebutan takhta dengan Seddpa. Disana ia memiliki dua orang cucu yang bersekolah di Ternate dan salah satunya yang bernama Arifin bekerja magang di Fakfak. Ganjoem tidak menganggap Daga sebagai keturunan raja karena perkelahiannya dengan Sedapa. Menurut tradisi perkelahian Seddpa dan Daga dikarenakan setelah berpulang dari berburu, Seddpa melarang orang untuk membantu Daga menyebrang sungai, sehingga Daga harus berenang menyebrang sendiri, di sungai yang terkenal dengan banyak buaya.
|