Anwar Usman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
tambahan kontroversi
Tag: Dikembalikan kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor
k Membatalkan 1 suntingan by 103.105.27.84 (bicara): Tanpa rujukan valid(Tw)
Tag: Pembatalan
Baris 72:
Di Mahkamah Agung, jabatan yang pernah diduduk Anwar, di antaranya menjadi Asisten Hakim Agung mulai dari 1997–2003. Pada tahun 2001, ia merampungkan studi magister hukum di STIH IBLAM Jakarta. Kemudian kariernya berlanjut dengan pengangkatannya menjadi Kepala Biro Kepegawaian Mahkamah Agung selama 2003–2006. Lalu pada 2005, dirinya diangkat menjadi Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta dengan tetap dipekerjakan sebagai Kepala Biro Kepegawaian. Namun, Anwar mengakui tidak asing dengan Mahkamah Konstitusi. Selain dari keilmuan yang didalami, ia pun sudah lama mengenal Hakim Konstitusi [[Hamdan Zoelva]] yang sama-sama berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat.<ref name="Profil"/>
 
Anwar menjabat Kepala Badan Litbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung periode 2006–2011, jabatan terakhirnya di lembaga hukum itu. Ia memperoleh gelar doktor Program Bidang Ilmu Studi Kebijakan Sekolah Pascasarjana [[Universitas Gadjah Mada]] pada tahun 2010. Pada tanggal 6 April 2011, Anwar dilantik sebagai hakim konstitusi yang diusulkan oleh [[Mahkamah Agung]].<ref>https://mkri.id/index.php?page=web.Hakim&menu=3</ref> Pada tanggal 6 April 2016, Anwar dilantik sebagai hakim konstitusi untuk periode ke 2 6 April 2016 - April 2026.<ref>{{Cite news|last=Soetomo|date=21 Maret 2022|title=Profil Anwar Usman, Eks Guru Honorer Calon Suami Idayati Adik Jokowi|url=https://m.jpnn.com/news/profil-anwar-usman-eks-guru-honorer-calon-suami-idayati-adik-jokowi|work=[[Jawa Pos|JPNN.com]]|access-date=21 Maret 2022}}</ref> Pada 2023 ia membuat putusan kontroversial untuk keponakan yakni Gibran sehingga MK disebut secara sarkas "mahkamah keluarga" oleh nitezen.
 
== Kehidupan pribadi ==