ABC Holding: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 32:
Perkembangan lainnya dari bisnis keluarga Chu-Djojonegoro adalah lewat pengembangan usaha di bawah Hamid Djojonegoro, putra Chu Sam Yak. Dari awalnya hanya dipercayakan memegang pabrik anggur, belakangan Hamid memperluas bisnis tersebut yang saat ini dikenal dalam wadah Grup Orang Tua (OT) dengan berfokus ke produk-produk konsumer.<ref name="Founder"/> Di tahun 1982, didirikan PT Panjang Jiwo Pangan Makmur yang memproduksi minuman kesehatan (Kiranti, Panjang Jiwo) dan permen (Tango). Tiga tahun kemudian, didirikan PT Brushindo Cemerlang (kini PT Ultra Prima Abadi) yang memproduksi [[sikat gigi]] dan [[pasta gigi]] merek Formula (dahulu ditambah ABC Dent dan Durodont). Lalu di tahun 1993 dibentuk PT Rajuli Reksa (kemudian juga dimerger ke PT Ultra Prima Abadi) yang memproduksi produk ''toiletries'' bermerek Atalia. Dan pada tahun 1995, didirikan PT Ultra Prima Pangan Makmur (kini di bawah PT Ultra Prima Abadi) yang memproduksi penganan, yaitu wafer Tango yang menjadi pemimpin pasar.<ref name=bed/><ref name=are/> Perusahaan lainnya yang didirikan kemudian adalah PT Pacific Milenia Pangan Makmur (pabrik makanan ringan),<ref>[https://adoc.pub/bab-iv-pengumpulan-dan-pengolahan-data2f5bcf09ac5b7e888de0e282d25692eb26680.html BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA]</ref> PT Arta Milenia Pangan Makmur/Pepami Indonesia (pabrik mi instan), PT Pola Sehat Industri dan PT CS2 Pola Sehat (minuman), PT Orang Tua Farma (pabrik farmasi),<ref>[http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1HTML/bab10608/body.html Bab I]</ref> PT [[Radana Bhaskara Finance|HD Finance]], pabrik pengemasan plastik, dan lainnya. Semua perusahaan di bawah komando Hamid ini berada dalam payung PT Orang Tua Group. Mulanya ''holding company'' tersebut bernama ADA, singkatan dari ''Attention, Direction and Action'' ketika didirikan di tahun 1985.<ref>[https://web.archive.org/web/20060620143315/http://ot.co.id/about_history.html About-History]</ref><ref name=are/> Memasuki periode 2010-an OT juga memasuki bisnis ritel. Di luar OT, bisnis Hamid lainnya meliputi PT Puri Ngayogyakarta (hotel), PT Crownprince Jasaboga, PT Darmex Oil and Fats (pabrik minyak goreng), dan lainnya.
 
Husain Djojonegoro, saudara Hamid, juga berperan dalam mengembangkan grup ini. Pada tahun 1991 dirinya terjun ke industri minuman lewat PT Asiasejahtera Perdana Pharmaceutical (kini PT Asia Health Energi Beverages) yang memasarkan [[minuman energi]] [[Kratingdaeng]]. Dirinya juga sempat dipercayakan pengelolaan atas pabrik pembalut PT Haniwell Murni Company, yang didirikan pada tahun 1985 oleh Chu bersaudara dan mengelola merek Innosense, Honeysoft (kelak menjadi milik OT) dan Modess (kerjasama dengan [[Johnson & Johnson]]). Husain juga sempat memiliki 20% saham [[Bank Alfa]], restoran Crystal Jade Palace dan PT Indofica Housing.<ref name=bed/> Saudaranya yang lain, Pudjiono Djojonegoro, pada tahun 2003 mengembangkan juga PT Djojonegoro C-1000 yang memproduksi minuman kesehatan C-1000.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=hvTsAAAAMAAJ&q=husain+abc&dq=husain+abc&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjJ3fCGs5iCAxXs2DgGHb0TBjoQ6AF6BAgGEAI Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 19,Masalah 7-13]</ref> Usaha lain yang sempat dikembangkan keluarga Djojonegoro-Chu adalah pembuatan kaleng<ref name=bed/> (PT Ancol Terang Metal Printing Industri, PT Ancol Terang Modernindo, PT Citra Buana Unggul dan PT Arjuna Terang Prima) bekerjasama dengan keluarga Anwar Luhur;<ref>[https://lib.atim.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZjBlNzM4OGI0NzBlNTdmNmEwYTkzZGJhYmE2NjYzNDk0Mjg0NDEzNA==.pdf Laporan Kuliah Kerja Praktik]</ref> industri makanan di bawah PT Embasse Prima Food Industry dan PT Sidoarjo Ciptanusa Food Industry; minuman energi dengan PT Asiatic Union Perdana;<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=oNzsAAAAMAAJ&dq=asiatic+union+perdana&focus=searchwithinvolume&q=asiatic+ Informasi, Volume 17,Masalah 191-196]</ref> pariwisata, real estat dan lainnya.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=2IG5XW5cbWsC&pg=PA214&dq=haniwell&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiPsveVu5iCAxWN8DgGHdKHA5kQ6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=haniwell&f=false Positioning, diferensiasi dan brand]</ref>
 
Selain Kogan (Heinz ABC), Husain (Baterai ABC), Pudjiono dan Hamid (Orang Tua), anggota keluarga Chu lainnya yang ikut aktif mengembangkan usaha grup adalah dua putra Chu Sok Sam lainnya, Vincent Kus Chu dan Sumito Chu. Meskipun demikian, pasca meninggalnya Chu Sok Sam dan Chu Sam Yak di tahun 1986 dan 1988, masing-masing putra keduanya biasanya sudah lebih fokus mengurus usahanya sendiri. Relasi antara mereka pun bisa saja tidak seideal generasi pertama, seperti relasi Husain yang lebih dekat dengan Kogan (sepupunya) dibanding Hamid (saudaranya).<ref name=gre/> Hal ini bisa dipengaruhi salah satunya karena karakter mereka masing-masing yang berbeda, seperti Hamid yang tempramental, ''micro-manager'' namun inovatif, berbeda dengan Husain yang konservatif namun percaya pada kaum terdidik. Namun, tidak menutup kemungkinan juga adanya kerjasama antara keluarga, seperti PT Arta Boga Cemerlang, perusahaan distribusi, dimiliki bersama oleh Hamid Djojonegoro dan putra Chu Sok Sam. Fokus unit usaha ini pada barang-barang jadi dan kinerjanya yang cenderung senyap (tidak diliput media), ikut menyelamatkan mereka dalam krisis moneter 1997-1998, bahkan menempatkan salah satu anggotanya, Husain dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.<ref name=grup/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Xos6rW9lLvYC&pg=PA36&dq=chu+sok+sam&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjgjoDXq5iCAxVG2DgGHWY7AEEQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=chu%20sok%20sam&f=false Ilmu Bisnis Tionghoa]</ref>