Darwan Ali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 41:
== Kehidupan awal ==
[[Berkas:Seruyan Bridge (side view).jpg|thumb|250px|[[Jembatan Ir. Soekarno]], yang dibangun oleh Darwan selama masa pemerintahannya.]]
Darwan Ali dilahirkan di [[Danau Sembuluh, Seruyan|Danau Sembuluh]], Provinsi [[Kalimantan (provinsi)|Kalimantan]]. KelahirannyaTanggal pasti kelahirannya masih diperdebatkan, meskipun tetuatanggal setempatlahir menyatakan bahwa tanggalyang lahirnyadiakui adalah 20 Oktober 1955.<ref>{{harvp|The Gecko Project|2017}}</ref> Diketahui, Darwan memiliki kakak bernama Darlen, dan adik laki-laki yang bernama Darwis.{{sfn|Saturi|2017}} Sumber lain menyebutkan bahwa saudara-saudara Darwan bernama Dardi, Darlen, Darhod dan Darwis.<ref>{{harvp|The Gecko Project|2017}} "...dari orangtua penjahit dan petani, dan memberi nama anak-anaknya yang lain Dardi, Darlen, Darhod dan Darwis."</ref>
 
Pada 1990-an, Darwan tinggal di [[Sampit (kota)|Sampit]] dan sempat bekerja sebagai pengusaha kontraktor bangunan, kemudian sebagai pelobi sektor industri.<ref>{{harvp|The Gecko Project|2017}}</ref> Diketahui bahwa Darwan sebelumnya juga menjabat sebagai [[aktivis]], dan memprotes larangan bagi beberapa perusahaan untuk mengikuti proses tender kontrak-kontrak pemerintah karena dugaan keterlibatan suap dan korupsi. Dia juga memprotes pajak yang diterapkan bagi sektor kehutanan, yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi penebangan liar.<ref>{{harvp|The Gecko Project|2017}} "Sosok Darwan seperti digambarkan dalam media setempat saat itu, adalah sosok pelobi tangguh yang siap melawan berbagai peraturan yang membatasi lingkup usaha mereka. Dia protes ... perusahaan dilarang mengikuti proses tender kontrak-kontrak pemerintah karena dugaan keterlibatan suap dan korupsi .... Dia juga mengeluhkan .. pajak yang diterapkan bagi sektor kehutanan..."</ref>