Peluru kendali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Hartanto Wibowo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
 
==Pendahuluan==
Sistem peluru kendali berubah mengikuti perkembangan teknologi. Mulai dari era Perang Dunia II, pasca PD II, Perang Dingin, Pasca Perang Dingin, hingga era modern saat ini. Peluru kendali yang dipandu memiliki sejumlah sistem komponen yang berbeda:
*Sistem bimbingan
*Sistem penargetan
Baris 34:
 
Pemandu [[laser]] (laser guidance) digunakan militer untuk mengarahkan rudal ke sasaran. Penunjuk laser (laser designator) mengarahkan laser ke sasaran yang kemudian memantulkan radiasi laser ke segala arah. Rudal menggunakan radiasi tersebut untuk mengarahkan dirinya ke sasaran. Rudal dengan pemandu laser dapat diluncurkan ke sasaran dari balik lengkungan Bumi, misalnya dari kapal perang atau unit artileri yang diletakkan jauh di belakang garis depan. Kaum Bumi datar menjadikan hal tersebut sebagai “bukti” Bumi datar karena tidak mungkin kapal atau artileri tersebut mengarahkan laser ke sasaran. Mereka salah. Penunjuk laser (''laser designator'') tidak perlu unit yang meluncurkan rudal, tetapi bisa saja unit lain yang berada di dekat sasaran, seperti infantri, pesawat, atau ''drone''.
 
=== Perkembangan peluru kendali dan roket modern ===
Pasar roket dan rudal telah tersegmentasi berdasarkan kecepatan, produk, mekanisme panduan, platform, dan wilayah. Berdasarkan kecepatannya, ia diklasifikasikan menjadi subsonik, supersonik, dan hipersonik. Berdasarkan produk, pasar telah tersegmentasi menjadi rudal jelajah, rudal balistik, roket, dan torpedo. Melalui mekanisme panduan, pasar terbagi menjadi pasar terbimbing dan tidak terarah. Berdasarkan platform, pasar telah diklasifikasikan menjadi darat, udara, dan laut. Pasar dianalisis berdasarkan empat wilayah, yaitu Amerika Utara, Eropa, Asia-Pasifik, dan LAMEA (Latin America, Middle East and Africa).
 
Pemain kunci yang diprofilkan dalam laporan pasar roket dan rudal ini termasuk BAE Systems Plc., Elbit Systems Ltd., Israel Aerospace Industries Ltd. (IAI), Kongsberg Gruppen, LIG Nex1, Lockheed Martin Corporation, Northrop Grumman Corporation, Raytheon Technologies Corporation, Saab AB , Grup Thales, dan Perusahaan Boeing. Badan riset pertahanan tersebut telah mengembangkan berbagai lenis roket dan peluru kendali beserta komponenya (panduan seeker head, hulu ledak, aktuator sirip, motor roket) juga perlengkapan pendukung (sistem radar, data link) sesuai dengan perkembangan teknologi dan didukung pemerintah. Sistem peluru kendali berubah mengikuti perkembangan teknologi.
 
Pemerintah negara-negara seperti Rusia, Amerika Serikat, Tiongkok, India, dan negara-negara lain meningkatkan investasi pada angkatan bersenjata untuk membangun dominasi di medan perang. Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), total pengeluaran militer global meningkat menjadi $1981 miliar pada tahun 2020, meningkat 2,6 persen dari tahun 2019. Selain itu, meningkatnya aktivitas teroris dan aktivitas sipil di beberapa kawasan serta meningkatnya konflik internasional memaksa negara-negara untuk meningkatkan kekuatan militer mereka melalui kemajuan dalam kemampuan senjata, yang meningkatkan permintaan akan rudal dan roket yang dipandu sendiri.
 
Selain itu, pemerintah negara-negara maju dan berkembang seperti India, Tiongkok, Rusia, AS, dan negara-negara lain mengeluarkan dana besar-besaran untuk program modernisasi militer guna meningkatkan daya tembak dan meningkatkan kemampuan senjata dan pengawasan mereka. Misalnya, pada bulan Oktober 2021, Badan Materiel Pertahanan Norwegia (FMA) menandatangani kontrak dengan Kongsberg Gruppen untuk memesan rudal serangan angkatan laut (NSM) dan perpanjangan umur inventaris NSM yang ada. Selain itu, pada Oktober 2021, Badan Materi Pertahanan Norwegia (NDMA) menandatangani kontrak pemesanan Joint Strike Missile (JSM) untuk armada pesawat tempur F-35A Lightning II Norwegia. Selain itu, pada bulan Maret 2021, Angkatan Darat A.S. menandatangani kontrak senilai $1,12 miliar dengan Lockheed Martin Corporation untuk produksi roket Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS) Lot 16 dan peralatan terkait. Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan peluang bagi pasar roket dan rudal selama periode perkiraan.
 
Selain itu, peningkatan program angkatan bersenjata oleh negara-negara besar berdampak pada peningkatan penggunaan sistem rudal dan roket, yang diharapkan dapat melengkapi pertumbuhan pasar roket dan rudal. Pada November 2021, Angkatan Darat A.S. mengadakan kolaborasi dengan Lockheed Martin Corporation untuk program PAC-3. Di bawah program ini, dua rudal PAC-3 MSE berhasil terlibat dengan Sistem Komando Pertempuran Udara dan Pertahanan Rudal Terpadu (IBCS) Angkatan Darat A.S. Oleh karena itu, peningkatan investasi dalam pengembangan rudal dan roket oleh negara-negara besar diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pasar selama periode perkiraan.
 
Rudal hipersonik adalah sistem senjata yang bergerak setidaknya lima kali kecepatan suara (kira-kira 3.836 mph), yaitu sekitar 1 mil per detik dan bersifat aerodinamis. Fleksibilitas rudal hipersonik membedakannya dari balistik jarak menengah, yang mempertahankan jalur tetap atau jalur balistik. Jadi, berbeda dengan rudal balistik, rudal hipersonik dapat diarahkan ke tujuan yang ditentukan dan tidak mengikuti kurva parabola. Kemajuan dalam sistem rudal hipersonik menjadikannya lebih menarik daripada rudal balistik. Selain itu, karena fitur-fitur ini, banyak negara mulai mengembangkan dan mengadopsi sistem rudal hipersonik, yang diharapkan dapat menciptakan peluang bagi pelaku pasar untuk mengembangkan sistem rudal hipersonik atau supersonik. Misalnya, pada bulan April 2022, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia membentuk aliansi keamanan. AUKUS mengumumkan dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata DPR mengenai anggaran pertahanan tahun fiskal 2023, bahwa mereka akan mengembangkan rudal hipersonik.
 
Selain itu, perkembangan baru untuk meningkatkan kemampuan rudal hipersonik yang dilakukan oleh beberapa pusat penelitian mendorong penerapan sistem rudal hipersonik di berbagai negara. Misalnya, pada bulan April 2022, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) mengembangkan kecerdasan buatan (AI) yang akan membantunya dalam membangun rudal hipersonik yang bisa menjadi terobosan besar dalam program hipersonik Amerika. Sistem AI NASA mampu mengoptimalkan rudal untuk jangkauan dan kehancuran maksimum. Dengan demikian, kemajuan dan pengembangan sistem rudal hipersonik diharapkan dapat melengkapi pertumbuhan pasar roket dan rudal selama periode perkiraan.
 
== Jenis peluru kendali ==