Lie Eng Hok: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
Baris 28:
|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia |access-date=27 June 2021 |language=id |date=2020-01-27}}</ref>
Di masa hidupnya, Lie pernah menjadi wartawan Sin Po. Posisi sebagai wartawan inilah yang membuatnya dekat dengan pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya" Wage Rudolf Supratman. Dari sahabatnya inilah dia banyak mengenal dan belajar tentang cita-cita kemerdekaan.
Hukuman buang ke Digul sudah lazim kala itu bagi para pembangkang terhadap pemerintah kolonial Belanda. Namun Lie tidak gentar. Dia tetap aktif membela Indonesia. Saat di sana, ia menolak untuk berkolaborasi dengan pemerintah Belanda, sehingga ia menjadi salah satu dari beberapa tahanan yang tidak mendapat fasilitas yang layak.
Setelah pemberontakan dan dikenakan hukuman, kehidupan ekonomi Lie morat-marit. Karena tak mau bekerja sama dengan Belanda di Digul dia bekerja sebagai tukang tambal sepatu.
Baris 46:
{{DEFAULTSORT:Lie, Eng Hok}}
[[
[[
[[
[[
[[
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
|