Setelah melewati masa jeda [[Republik Weimar]] (sejak tahun 1918), yang didominasi [[konstitusion]]alisme, [[sistem parlementer|parlementarianisme]], bahkan [[pasifisme]], kedua zaman itu diikuti oleh:
* "Reich Ketiga", disamakan dengan ''Zaman [[Roh Kudus]]''. <!--
AlthoughMeskipun van den Bruck wastidak unimpressedterkesan bysaat Hitlerbertemu whendengan heHitler metpada him intahun 1922 and diddan nottidak joinbergabung thedengan [[partai Nazi Party]], neverthelessNazi themengadopsi Nazis adopted the termistilah "ThirdReich ReichKetiga" tountuk labeldijadikan thesebutan bagi [[totalitarianTotaliterisme|negara statetotaliter]] theyyang wantedhendak tomereka setdirikan upjika whenkelak theyberhasil gainedmenduduki powertampuk pemerintahan Jerman, whichcita-cita theyyang [[EnablingUndang-Undang ActPemberian of 1933Kuasa|succeededakhirnya interwujud doingpada intahun 1933]]. Later,Meskipun howeverdemikian, thekemudian Nazihari authoritiespara bannedpetinggi theNazi informalmengharamkan usepemakaian ofistilah "Third Reich Ketiga" throughoutyang thesebenarnya Germanbukanlah presssuatu inistilah theresmi summerdi ofdalam semua media massa Jerman pada musim panas tahun 1939, instructingdan itmemerintahkan topemakaian useistilah-istilah moreyang officiallebih termsresmi suchsaja, asseperti "German Reich Jerman", "GreaterReich GermanJerman ReichRaya", anddan "NationalNegara SocialistNasional Germany"Sosialis exclusivelyJerman".<ref>{{cite book |last=Schmitz-Berning |first=Cornelia |date=2000 |title=Vokabular des Nationalsozialismus |language=de |trans-title=Vocabulary of National Socialism |publisher=[[Walter de Gruyter]] GmbH & Co. KG |location=Berlin |pages=159–160 |url=https://books.google.com/books?id=9jmWOMks6bkC&q=drittes+reich&pg=PA607 |via=[[Google Books]]}}</ref>
Pada masa-masa awal Reich Ketiga, banyak [[bangsa Jerman|rakyat Jerman]] mengelu-elukan Hitler sebagai ''Mesias Jerman'', khususnya ketika ia when he conducted themenggelar [[pertemuan akbar Nuremberg|rapat ralliesakbar]]. Kemudian hari,{{citation needed|date=Augustrapat 2020}}akbar whichdijadikan cameacara totahunan be(dari heldtahun annually1933 (1933–1938sampai 1938) atdi a[[Nürnberg]] date somewhatdan beforediselenggarakan thepada tanggal-tanggal menjelang [[Ekuinoks September|Matahari equinox]]melintasi dikhatulistiwa [[Nurembergke belahan bumi selatan]]. -->
Di dalam pidatonya pada tanggal 27 November 1937, Hitler mengutarakan [[Welthauptstadt Germania|rencananya untuk merubuhkan sebagian besar kawasan kota Berlin dengan maksud untuk]]:
{{blockquote|[...] einem tausendjährigen Volk mit tausendjähriger geschichtlicher und kultureller Vergangenheit für die vor ihm liegende unabsehbare Zukunft eine ebenbürtige tausendjährige Stadt zu bauen [...].}}
{{blockquote|[...] mendirikan, bagi suatu bangsa setua seribu tahun dengan warisan sejarah dan budaya sepurba seribu tahun, demi menyongsong masa depan nan terbentang tak terterawang di hadapannya, sebuah prajakota berdaya tahan seribu tahun yang sepadan kegemilangannya [...]}}
Sesudah Adolf Hitler gagal mewujudkan pemerintahan seribu tahunnya, [[Takhta Suci|Vatikan]] mengeluarkan maklumat resmi yang menegaskan bahwa pernyataan-pernyataan milenial millennial tidak dapat diajarkan tanpa menimbulkan masalah, dan bahwasanya nas-nas terkait di dalam Wahyu (disebut pula Apokalips) seharusnya dipahami dalam arti rohaniah. Sastrawan Katolik Bernard LeFrois mengemukakan di dalam bukunya sebagai berikut:
|