Perang Batak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Theodorus420 (bicara | kontrib)
k Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 19:
Perang meletus setelah Belanda menempatkan pasukannya di [[Tarutung]], dengan tujuan untuk melindungi penyebar agama Kristen tergabung dalam gerakan ''Rijnsche zending'', dengan tokoh penyebarnya [[Nommensen]] (orang Jerman). Raja [[Sisingamangaraja XII]] memutuskan untuk menyerang kedudukan Belanda di Tarutung. Perang berlangsung selama tujuh tahun di daerah Tapanuli Utara, seperti di [[Bahal Batu]], [[Siborong-borong]], [[Balige Laguboti]], dan [[Lumban Julu]].
 
Pada tahun 1894, Belanda melancarkan serangan untuk menguasai Bakkara, pusat kedudukan dan pemerintahan Kerajaan Batak. Akibat penyerangan ini, Sisingamangaraja XII terpaksa pindah ke [[Parlilitan, Humbang Hasundutan|Parlilitan]]. Pada tahun 1904, pasukan Belanda, di bawah pimpinan Mayor van Daalen dari [[Aceh Tengah]], melanjutkan gerakannya ke Tapanuli Utara, sedangkan di Medan didatangkan pasukan lain. Pada tahun 1907, pasukan Marsose di bawah pimpinan [[Hans Christoffel|Kapten Hans Christoffel]] berhasil menangkap Boru Sagala, istri Sisingamangaraja XII serta dua orang anaknya, sementara itu Sisingamangaraja XII dan para pengikutnya berhasil melarikan diri ke hutan [[Kabupaten Pakpak Bharat|Simsim]]. <ins>Ia menolak tawaran untuk menyerah, dan dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII gugur bersama dengan putrinya Lopian dan dua orang putranya Sutan Nagari dan Patuan Anggi. Gugurnya Sisingamangaraja XII menandai berakhirnya Perang Batak</ins>.
 
==Referensi==