Sutopo Juwono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pitchrigi (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Baris 109:
Selepas Sekolah Teknik Menengah (STM) jurusan kimia teknik, Sutopo berkesempatan masuk Akademi Militer di [[Tokyo]], [[Jepang]]. Bergabung dengan [[BKR]] (cikal bakal [[TNI]]) pada masa Revolusi Kemerdekaan, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan, Prodjohandoko dan RA Rosmi ini bertugas di bagian R (rahasia). Sutopo tercatat sebagai salah seorang pendiri [[Badan Rahasia Negara]] yang dipimpin Kolonel [[Zulkifli Lubis]]. Pada tahun [[1955]], Sutopo masuk [[Seskoad]] bersama sejumlah perwira yang kelak berperan dalam masa [[Orde Baru]], seperti [[Daryatmo]], [[Makmun Murod]], [[Widodo]], [[Poniman]] dan [[Rais Abin]]. Kembali dari tugas belajar pada Sekolah Staf dan Komando Tentara AS di [[Fort Leavenworth]], [[Kansas]], [[Amerika Serikat]], Sutopo mengajar mata kuliah ''Serangan Khusus'' dan ''Kerja Sama AD dan AU'' di Seskoad.
 
Pada tahun 1963 sampai 1965, Sutopo mengemban jabatan teritorial sebagai Kepala Staf Kodam X Lambung Mangkurat, lalu Kodam Jakarta Raya (Jaya). Setelah tahun 1967, Sutopo menjadi Asisten Interlijen dan Keamanan dari Panglima Angkatan Darat sampai tahun 1970 dengan merangkap jabaran Asisten Intelijen Komando Pemulihan, Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Hal tersebut membuat posisi Sutopo menjadi penting. <ref name=":0">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Sutopo Juwono dan Sikut-Sikutan Intel Orde Baru|url=https://tirto.id/sutopo-juwono-dan-sikut-sikutan-intel-orde-baru-dkVS|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-11-18}}</ref>
 
Sutopo menggantikan kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) yang lama Yoga Sugama yang dicopot.<ref name=":0" /> Ketika menjadi Kabakin, Sutopo mencatat sejumlah sukses, di antaranya membongkar penyamaran chief intelijen militer [[Soviet]] yang masuk ke Indonesia. Kariernya di Bakin berakhir bersamaan dengan meletusnya [[peristiwa Malari]].