Penyedia ini menjadikan siaran langsung [[sepak bola]] [[Liga Utama Inggris]] (ditambah sempat juga menyiarkan [[Olimpiade Musim Panas 2008]] [[Beijing]]) sebagai jualan utamanya untuk wilayah yang menjadi sasaran pemasaran di sebagian wilayah [[Nusantara]], yakni dari [[Banda Aceh]] sampai [[Denpasar]] di [[Bali]]. Pada akhir tahun [[2007]], jumlah pelanggannya mencapai 145.000 orang pelanggan. Astro Nusantara dioperasikan oleh PT Direct Vision yang dimiliki oleh PT Ayunda Prima Mitra,<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/164624/astro-minta-pengadilan-tolak-gugatan-pt-ayunda Astro Minta Pengadilan Tolak Gugatan PT Ayunda]</ref> anak usaha [[First Media|Broadband Multimedia (sekarang First Media]] yang juga merupakan operator [[televisi kabel]] [[televisi berlangganan|berlangganan]]), dan [[Astro Malaysia Holdings]]. PT Direct Vision memperoleh pasokan siaran dari Astro Malaysia Holdings yang mengoperasikan televisi satelit berlangganan [[Astro (TV satelit)|Astro]] di [[Malaysia]] dan [[Brunei]]. Selain berhak menggunakan nama Astro melalui suatu perjanjian lisensi penggunaan merek dagang, ketiga pihak juga menyepakati suatu perjanjian di mana dalam waktu selama dua tahun Astro Malaysia Holdings akan turut serta menjadi pemegang saham di PT Direct Vision.
Pada 11 April 2008, siaran Astro Nusantara sempat dihentikan selama lebih kurang sebelum tiga hari akibat belum dipenuhinya persyaratan administrasi yang ditentukan [[Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia]] oleh [[Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia]] [[Mohammad Nuh]].<ref>[http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/04/tgl/11/time/210313/idnews/922209/idkanal/10 Depkominfo Inspeksi, Astro Harap Segera Bisa Siaran Lagi], ''Detikcom'', 11 April 2008</ref> Menjelang berakhirnya perjanjian lisensi penggunaan merek dagang Astro pada 31 Agustus 2008, Astro Malaysia Holdings dan Multipolar (melalui First Media) bersengketa mengenai kerjasama mereka dalam penyelenggaraan siaran Astro di bawah PT Direct Vision. Astro Malaysia Holdings meragukan rencana awal mereka untuk menjadi pemegang saham di PT Direct Vision akan terwujud dengan sementara mereka telah menyediakan pasokan siaran bernilai [[Rupiah|Rp]]2,5 triliun selama lebih dari dua tahun terakhir. Astro Malaysia Holdings menginginkan kejelasan mengenai rencana tersebut yang apabila tidak mungkin terwujud, Astro Malaysia Holdings menginginkan PT Direct Vision membayar seluruh jasa yang telah mereka berikan secara gratis tersebut. Walau lisensi penggunaan merek dagang Astro sempat diperpanjang pada 30 September 2008 dan kemudian diperpanjang lagi menjadi 20 Oktober 2008, Astro Malaysia Holdings dan Multipolar tetap tidak berhasil mencapai kesepakatan. Hal ini berujung pada setop secara total seluruh pasukan siaran dari [[Astro Malaysia Holdings]] pada 20 Oktober.<ref name="Astro berhenti siaran">[http://www.astroplc.com/05/media/press_releases/view_pressrelease.asp?id=139 Astro stops services to PT DV], ''Astro All Asia Networks plc'', 20 Oktober 2008</ref>
Pecahnya kerjasama ini sempat coba dimanfaatkan oleh [[Aora TV]] untuk mencoba menjadi mitra Astro di Indonesia selanjutnya.<ref>[http://media-jakarta.blogspot.com/2008/07/media-jakarta-astro-pecah-kongsi.html Astro Pecah Kongsi, Investor Mulai Mengincar], ''Kontan'', 24 Juli 2008</ref> Hasilnya, hak siar eksklusif Liga Utama Inggris untuk musim [[Liga Utama Inggris 2008-09|2008-2009]] berhasil diambil alih oleh Aora TV.<ref>[http://www.detiksport.com/sepakbola/read/2008/08/18/182313/990460/72/liga-inggris-resmi-di-aora-tv Liga Inggris Resmi di Aora TV], ''detiksport'', 18 Agustus 2008</ref> Hal ini berdampak kepada penurunan jumlah pelanggan Astro Nusantara, dari 145.000 pelanggan pada akhir tahun 2007 menjadi 98.000 pelanggan terakhir pada saat berhenti siaran.<ref name="Pelanggan">[http://www.detikfinance.com/read/2008/10/20/121744/1022751/4/pelanggan-astro-turun-hingga-30 Pelanggan Astro Turun Hingga 30%], ''detikFinance'', 20 Oktober 2008</ref>