Putu Wijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 43:
 
Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada [[Harian Kompas]] dan [[Sinar Harapan]]. Novel-novel karyanya sering muncul di [[majalah Kartini]], [[Femina]], dan [[Horison]]. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih [[Piala Citra]] di [[Festival Film Indonesia]] (FFI), untuk [[Perawan Desa]] ([[1980]]), dan [[Kembang Kertas(film)|Kembang Kertas]] ([[1985]]). Sebagai seorang penulis fiksi yang produktif, sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah ''Bila Malam Bertambah Malam'', ''Telegram'', ''Pabrik'', ''Keok'', ''Tiba-Tiba Malam'', ''Sobat'', dan ''Nyali''. Sejumlah karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, Inggris, Rusia, Perancis, Jepang, Arab, dan Thailand.<ref name="wijaya3">{{id}} Wijaya, Putu, Kroco. Pustaka Firdaus, 1995, Jakarta. Halaman 126.</ref>
 
Komponis [[Ananda Sukarlan]] telah membuat dua "opera komedi" dari cerpen Putu Wijaya, yaitu Laki-Laki Sejati (pada pertunjukan perdananya dinyanyikan oleh dua soprano, Evelyn Merrelita dan Eriyani Tenga Lunga) dan Mendadak Kaya (dari cerpen "Kaya". Pertunjukan perdananya dinyanyikan oleh dua tenor Adi "Didut" Nugroho dan Pharel Jonathan Silaban). Dua opera ini sering dimainkan oleh penyanyi lain, antara lain oleh soprano terkemuka [[Mariska Setiawan]] .
 
=== Pendidikan ===