Hamid Bahasyim bin Abbas Bahasyim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sibiru45 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Sibiru45 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Kotak info tokoh
{{Infobox Person
| name = {{PAGENAME}}Hamid Bahasyim bin Abbas Bahasyim (Habib Basirih)
| image = [[File:Makam Habib Basirih.jpg|thumb|Makam Habib Basirih]]
| imagesize =
| caption =
| birth_date = [[1956]]<!1860--{{birth date|1936|12|8}}-->an
| imagesize death_date = 1949
| birth_place = {{negara|indonesia}} [[Amuntai, Hulu Sungai Utara]], [[Kalimantan Selatan]]
| death_place = [[Basirih, Banjarmasin Barat, Banjarmasin]]
| death_date = [[1 Februari]] [[2013]]<!--{{death date and age|2011|10|14|1936|12|8}}-->
| death_place resting_place = [[BanjarmasinKubah Habib Basirih]]
| nationalityera = [[IndonesiaHindia Belanda]]
| other_namestitle = Abah Guru Bakrie = Ulama
| occupation = Ulama
| known_for =
| title = Al Alimul Al Allamah Al Arif Billah Al Bahrul Ulum Asy Syekh Al Mukarram Maulana
| spouse = Hj. Rukayah
| children = H. Muhammad Rasyid Ridho, Hj. Siti Zafirah, H. Muhammad Saman, Muhammad Hasan Al Munawwar, dan Muhammad Syaukan
| Parents =
| religion = [[Islam]]
}}
 
Baris 22 ⟶ 14:
 
== Sejarah Hidup ==
Hamid Bahasyim diperkirakan lahir di tahun 1860-an. Belum ada informasi pasti mengenai tanggal kelahiranakurat sebenarnya dari Habib Hamidkelahirannya. Dia meninggal pada tanggal 18 Jumadil Awwal[[Jumadilawal]] 1949 di usia yang lebih dari 90 tahun.
 
Ayahnya, [[Abbas Bahasyim]], adalah seorang yang taat beragama dan sangat mematuhi amalan-amalan sunah. Keluarganya sangat religius dan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan jiwa dan pertumbuhan Habib Hamidpertumbuhannya. Sejak kecil, dia telah dikelilingi oleh lingkungan keislaman yang kuat.
 
Di masa mudanya, Habib Hamiddia belajar agama [[Islam]] di Mekkah Al-Mukarramah[[Makkah]], [[Arab Saudi Arabia]]. Dia belajar dari ulama terkemuka dan berpengalaman. Selama studinya di sana, dia memiliki hubungan yang erat dengan ulama besar Surgi[[Jamaluddin MuftiAl-Banjari|Jamaluddin al-Banjari]], yang kuburannyamakamnya terletak di [[Sungai Jingah, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Sungai Jingah]], Banjarmasin.
 
Setelah kembali dari tanah suci, Habib Hamid aktif terlibat dalam masyarakat. Dia memandu dan membimbing umat menuju jalan kebenaran, untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Selain menjadi seorang ulama, dia juga berperan sebagai muballighpendakwah dan mengadakan pengajian di masyarakat. Materi yang diajarkan meliputi ilmu-ilmu penting dalam Islam seperti [[tauhid]], [[fikih]], dan [[Sufisme|tasawuf]].<ref>{{Cite journal|last=Amalia|first=Sari Rahmawati|date=2022-03-23|title=BIOGRAFI HABIB HAMID BIN ABBAS BAHASYIM (1856-1949) KEBERADAAN DAN PERAN DALAM SYIAR ISLAM DI KELURAHAN BASIRIH KECAMATAN BANJARMASIN BARAT KOTA BANJARMASIN|url=https://repo-mhs.ulm.ac.id//handle/123456789/31500}}</ref>
 
Setelah mencapai usia 50 tahun, Habib Hamid lebih fokus pada perenungan diri dan khalwat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dia menggali lebih dalam ilmu tasawuf dan melakukan berbagai [http://etheses.iainkediri.ac.id/3212/1/933602217_bab2.pdf riyadhah] tarekat guna mencapai [https://sumbarprov.go.id/home/news/14637-makrifatullah-melalui-al-quran.html ma’rifatullah].
 
Habib Hamid memiliki tiga anak dari pernikahannya dengan [[Gusti Hj. Hamidah:]], mereka adalah [[Ruhayah Bahasyim bin Hamid Bahasyim|Syarifah Ruhayah]], [[Hasan Bahasyim bin Hamid Bahasyim|Habib Hasan]], dan [[Syarifah Maryam Bahasyim bin Hamid Bahasyim|Syarifah Maryam]].
 
Meskipun telah meninggal, warisan ilmu dan akhlak mulia dari Habib Hamid tetap dapat diteruskan. Keberpihakannya pada ajaran agama, ketekunan dalam berzikir, pengajaran kebenaran akidah, serta pemantapan moral umat merupakan inti dari aktivitasnya dalam memperjuangkan Islam. Dia memberikan contoh nyata dalam berdakwah dan menjadi teladan bagi orang lain dengan mengamalkan ajaran yang dia sampaikan kepada umat sebelum menuntut mereka melakukannya.<ref name=":0">{{Cite web|last=DIA|first=Yayasan|date=2019-02-06|title=Biografi Habib Hamid bin Abbas Bahasyim|url=https://www.laduni.id/post/read/53649/biografi-habib-hamid-bin-abbas-bahasyim.html|website=Biografi Habib Hamid bin Abbas Bahasyim|language=en|access-date=2023-11-29}}</ref>
Baris 39 ⟶ 31:
Habib Basirih dikenal masyarakat sebagai ulama kharismatik karena memiliki kelebihan atau kemampuan manusia pada biasanya. Dalam sebuah kisah, disampaikan bahwa Habib Hamid pernah memindahkan air dari satu lokasi ke lokasi lain menggunakan gayung. Orang-orang menganggap tindakan tersebut sebagai sesuatu yang tidak berarti. Namun, sebenarnya, tindakan tersebut merupakan cara Habib Hamid untuk menyelamatkan kapal penumpang yang hampir tenggelam di lautan yang luas. Pada akhirnya, seseorang datang ke rumahnya dan mengucapkan terima kasih atas pertolongan Habib Basirih saat kapal mereka hampir mengalami bencana di tengah laut. <ref name=":0" />
 
Sementara dalam kisah lain juga diceritakan bahwa dia pernah menghidupkan bangkai hewan kambing yang sudah membusuk untuk hidup kembali. Dia juga pernah menyeberang sungai Basirih untuk mengunjungi keponakannya, yaitu [[Ahmad Bahasyim|Habib Ahmad Bahasyim Batilantang]] hanya dengan menggunakan [[tanggui]] (penutup kepala khas [[Suku Banjar|Banjar]]). <ref>{{Cite web|last=Risa|last2=Studio|first2=Aldiskatel|date=2022-12-13|title=Mengenal 7 Karomah Habib Basirih yang Masyhur di Masyarakat Banjar|url=https://www.kanalkalimantan.com/mengenal-7-karomah-habib-basirih-yang-masyhur-di-masyarakat-banjar/|website=Kanal Kalimantan|language=id|access-date=2023-11-29}}</ref>
 
== Referensi ==