Keuskupan Agung Semarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 97:
 
== Waligereja ==
[[Berkas:Coat of arms of Robertus Rubiyatmoko.svg|jmpl|Lambang uskup petahana: [[Monsinyur|Mgr.]] [[Robertus Rubiyatmoko]]|pus]]
 
=== Ordinaris ===
Baris 118:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Mgr. Albertus Soegijapranata.jpeg|200px|jmpl|kanan|[[Albertus Soegijapranata|Mgr. Albertus Soegijapranata]] merupakan uskup pertama di Keuskupan Agung Semarang]]
Kontak awal agama [[Katolik]] di wilayah ini terjadi pada 1640 ketika dua orang imam [[Dominikan]], yaitu Manuel de St Maria, O.P., dan Pedro de St Joseph, O.P., mendapat sebidang tanah dari [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan]] [[Kesultanan Mataram|Mataram]] untuk tempat melayani umat Katolik yang terdiri dari para pedagang Portugis di [[Jepara]]. Tetapi komunitas awal itu cerai berai karena ditindas [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]]. Pada tahun 1808 Semarang adalah suatu stasi dari [[Prefektur Apostolik]] Batavia (Jakarta) yang dilayani oleh Pastor L. Prinsen. Pada 1818 Pastor L. Prinsen ditarik ke Jakarta dan diangkat menjadi [[Prefek Apostolik]] Batavia. Semarang kemudian dilayani oleh dua pastor baru. Pada 1859 [[Ambarawa]] menjadi stasi baru dengan datangnya imam-imam [[Yesuit|Serikat Jesus]] (SJ). Pada 1865 Jogjakarta menjadi stasi baru, disusul [[Magelang]]. Pada 1904 Pastor [[Franciscus Georgius Josephus van Lith|van Lith]], S.J., mendirikan [[SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan Magelang|sekolah guru]] di [[Muntilan]] dan penyebaran para guru selanjutnya menyebabkan [[Gereja Katolik]] berkembang lebih pesat di Jawa Tengah khususnya dan hampir secara menyeluruh di [[Pulau Jawa]]. [[Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan|Seminari Menengah]] didirikan di Muntilan pada 1911 dan nantinya pindah ke Mertoyudan. Pada 1936 didirikan Seminari Tinggi di [[Yogyakarta]].