Barus, Tapanuli Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel, removed stub tag
Baris 17:
}}
 
'''Barus''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Tapanuli Tengah]], [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]]. Ibu kota kecamatan ini berada di [[Padang Masiang, Barus, Tapanuli Tengah|kelurahan Padang Masiang]]. Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 Masehi. Nama lain Barus saat itu yaitu [[Fansur]]. Kecamatan Barus berada di Pantai Barat Sumatera dengan ketinggian antara 0 – 3 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Barus terletak pada Koordinat 02° 02’05” - 02° 09’29” Lintang Utara, 98° 17’18” - 98° 23’28” Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Andam Dewi, sebelah Selatan dengan Kecamatan Sosorgadong, sebelah Timur dengan Kecamatan Barus Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas wilayah kecamatan ini 21,81 &nbsp;km², dan memiliki penduduk pada tahun 2021 berjumlah 18.919 [[jiwa]].<ref name="TAPTENG">{{cite web|url=https://tapanulitengahkab.bps.go.id/publication/2020/05/20/d674959692e7275304138f2a/kabupaten-tapanuli-tengah-dalam-angka-2020.html |title=Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka 2020|website=www.tapanulitengahkab.bps.go.id|accessdate=4 Desember 2020|format=pdf}}</ref>
 
== Demografi ==
Baris 23:
[[Berkas:Pasar Terendam Barus.jpg|jmpl|ki|Pasar Terendam Barus]]
 
Penduduk kabupaten Tapanuli Tengah berasal dari beragam suku, dan kabupaten ini termasuk yang paling beragam dibanding kabupaten lainnya di kawasan [[Tapanuli]], Sumatera Utara. Hingga abad ke-19, mayoritas etnis yang bermukim di Barus merupakan suku bangsa [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] dan [[Suku Aceh|Aceh]].<ref>Sumatera Utara: Catatan Sejarah dan Arkeologi (2014)</ref> Namun sejak terbentuknya [[Keresidenan Tapanuli]] di pertengahan abad ke-19, banyak pula etnis [[Suku Batak Toba|Batak Toba]] dan [[Suku Pakpak|Pakpak]] yang bermukim disini.<ref>Muhajir Al-Fairusy, Pengaruh Identitas Pesisir Bagi Masyarakat Singkil dan Barus (2020)</ref> Adanya percampuran budaya antara Minangkabau, Aceh, dan Batak, kemudian membentuk budaya [[Suku Pesisir|Pesisir]] yang dipersatukan dalam identitas Islam.<ref>Ida Liana Tanjung, Antara Orang Pasisir dan Orang Batak di Tapanuli : Kesadaran Identitas Etnis di Barus dan Sibolga, 1842-1980 (2016)</ref> Bahasa yang digunakan di Barus adalah [[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Minangkabau]] logat [[Bahasa Pesisir|Pesisir]], serta [[Bahasa Batak]].
 
Nilai-nilai kebudayaan Pesisir telah melekat di dalam kehidupan masyarakat, hal ini dilihat dari ragam budaya dan bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari. Penduduk yang tinggal di daerah Pesisir umumnya mempunyai marga sesuai dengan suku induknya. Masyarakat yang berasal dari Batak Toba umumnya memiliki marga, Sitorus, Sibarani, Sarumpaet, Manalu, Situmeang, Pasaribu, Sinaga, Sinambela, Tarihoran, Sitanggang, Sihombing, Pohan, Samosir, dan Limbong. Dari [[Suku Mandailing|Mandailing]] ada yang bermarga Nasution, Lubis, Batubara, dan Matondang. Sedangkan orang Minang sebagian besar bersuku/marga Tanjung dan Caniago. Dari etnis Nias ada marga Harefa dan Lase. Begitu juga dari marga Pakpak yakni Gaja dan Tumanggor.
Baris 35:
[[Berkas:Hangbrug over de Aick Raisan; Tapanoeli.jpg|jmpl|Jembatan gantung di atas [[Aek Raisan]] pada tahun 1905]]
 
Julukan "Kota Tua" seolah telah melekat pada daerah Barus, hal ini karena Barus memiliki sejarah panjang di Indonesia, sebagaimana diketahui bahwa dulunya Barus merupakan pelabuhan internasional yang disinggahi oleh berbagai pedagang yang berlabuh dari berbagai negeri di belahan dunia dengan berbagai etnis dan suku untuk mendapatkan kapur barus dan rempah-rempah. Untuk menunjang kehidupan yang layak maka perekonomian sangat menentukan tingkat kemakmuran suatu daerah. Profesi masyarakatnya ada yang menjadi [[nelayan]], pegawai, [[petani]] dan berdagang. Mata pencarian ini dapat dibagi menjadi berbagai sektor di antaranya sektor perikanan atau kelautan, sektor perindustrian, sektor Jasa dan perdagangan.
 
== Sarana dan pendidikan ==
Pada tahun 2011 terdapat sebanyak 247 orang guru SD, mengajar sebanyak 2.728 orang murid pada 22 sekolah. Sementara pada tingkat SLTP terdapat 142 orang guru, mengajar 1.533 orang murid pada 7 sekolah. Selanjutnya pada tingkat SLTA terdapat 84 guru mengajar 1.202 orang murid pada 3 sekolah. Sementara untuk tingkat perguruan tinggi terdapat 42 tenaga pengajar, yang mengajar 792 mahasiswa pada 2 Perguruan Tinggi Swasta di Kecamatan ini. Selain Sekolah negeri di Kecamatan ini juga terdapat sekolah swasta. Dari 22 SD/Sederajat terdapat 14 sekolah negeri dan 8 sekolah swasta. Dari 7 SMP/Sederajat terdapat 2 sekolah negeri dan 5 sekolah swasta sedangkan untuk tingkat SMA/ sederajat hanya ada 2 sekolah negeri dan 1 sekolah swasta.
 
Untuk tigkat pendidikan tinggi, Barus telah memiliki dua perguruan tinggi yakni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Alfansuri Sibolga Barus (STIT HASIBA), dan Sekolah Tinggi Kependidikan Ilmu Ilmu Pendidikan (STKIP).
 
== Potensi wisata ==
Baris 63:
{{Kabupaten Tapanuli Tengah}}
{{Authority control}}
 
{{kecamatan-stub}}