Perang Salib Pertama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
+
Tag: gambar rusak
Baris 1:
{{Infobox military conflict
| conflict = Perang Salib Pertama
| partof = [[Perang Salib]]
| image = [[File:1099jerusalem.jpg|250px|alt=A depiction of = Peter the captureHermit.jpg
| image_size = 220px
of Jerusalem in 1099 from a medieval manuscript. The burning buildings of Jerusalem are centered in the image. The various crusaders are surrounding and besieging the village armed for an attack.]]
| caption = Lukisan [[Petrus sang Pertapa]] memimpin [[Perang Salib Rakyat]] ([[Paolino Veneto|Egerton 1500]], Avignon, abad ke-14)
| caption = Direbutnya Yerusalem menandai keberhasilan Perang Salib Pertama
| alt = 14th-century miniature of Peter the Hermit leading the People's Crusade
| date = 1096–1099
| date = 15 Agustus 1096 – 12 Agustus 1099{{efn-ua|name=start}}
| place = Sebagian besar di [[Levant]] dan [[Anatolia]]
| place = [[Levant]] dan [[Anatolia]]
| territory = [[Pengepungan Yerusalem (1099)|Direbutnya Yerusalem]]<br>Pembentukan [[Kerajaan Yerusalem]] dan [[negara-negara Tentara Salib]] lainnya
| territory = * Tentara Salib merebut [[Pengepungan Nikea|Nikea]], mengembalikan sebagian besar Anatolia barat ke kekuasaan [[Kekaisaran Bizantium]]
| result = Kemenangan tentara salib
* Tentara Salib berhasil [[Pengepungan Yerusalem (1099)|merebut Yerusalem]] dan mendirikan [[Negara-negara Tentara Salib|negara Tentara Salib]]
| combatant1 = <br/>
| result = Kemenangan Tentara Salib
* [[Berkas:Arms of the Kings of France (France Ancien).svg|20px]] [[Kerajaan Prancis]]
| combatant1 = '''Bala Tentara Salib'''<br>[[Raymond IV dari Toulouse|Pasukan Raymond dari Saint-Gilles]]<br>[[Godefroy dari Bouillon|Pasukan Godefroy dari Bouillon]]<br>[[Robert Curthose|Pasukan Robert Curthose]]<br>[[Robert II dari Flandria|Pasukan Robert II dari Flandria]]<br>[[Hugues I dari Vermandois|Pasukan Hugh yang Agung]]<br>[[Bohemond I dari Antiokhia|Pasukan Bohemond dari Taranto]]<br>[[Perang Salib Rakyat|Pasukan Perang Salib Rakyat]]<br>[[Kekaisaran Bizantium]]
* [[Berkas:Blason Blois Ancien.svg|20px]] [[Daftar Comte Blois|Blois]]
| combatant2 = '''Negeri-negeri Muslim'''<br>[[Kesultanan Seljuk]]<br>[[Kesultanan Rum|Emirat Rum]]<br>[[Danishmend|Dinasti Danishmend]]<br>[[Kekhalifahan Fatimiyah]]
* [[Berkas:Blason Languedoc.svg|20px]] [[Comte Toulouse|Toulouse]]
| commander1 = '''Bala Tentara Salib'''<br>[[Raymond IV dari Toulouse]]<br>[[Adhemar dari Le Puy]]<br>[[Godefroy dari Bouillon]]<br>[[Baudouin I dari Yerusalem|Baldwin dari Boulogne]]<br>[[Hugues I dari Vermandois|Hugh dari Vermandois]]<br>[[Étienne Henri II|Stephen dari Blois]]<br>[[Robert II dari Flandria]]<br>[[Robert Curthose]]<br>[[Petrus sang Pertapa]]<br>[[Bohemond I dari Antiokhia|Bohemond dari Taranto]]<br>[[Tancredi dari Galilea|Tancred]]<br>'''Kekaisaran Bizantium'''<br>[[Aleksius I Komnenus]]<br>[[Tatikius]]<br>[[Manuel Boutoumites]]
* [[Berkas:Blason Courtenay.svg|20px]] [[Daftar Comte Boulogne|Boulogne]]
| commander2 = '''Seljuk'''<br>[[Kilij Arslan I|Kilij Arslan]]<br>[[Yağısıyan|Yaghi-Siyan]]{{Assassinated}}<br>[[Kerbogha]]<br>[[Shams al-Muluk Duqaq|Duqaq]]<br>[[Fakhr al-Mulk Ridwan|Ridwan]]<br>[[Toghtekin]]<br>[[Janah ad-Dawla]]<br>'''Fatimiyah'''<br>[[Iftikhar al-Dawla]]<br>[[Al-Afdal Shahanshah]]
* [[Berkas:Arms of Flanders.svg|20px]] [[Daftar Comte Flandria|Flandria]]
| strength1 = '''Tentara Salib'''<br>Diperkirakan 130.000 sampai 160.000{{sfn|Asbridge|2012|p=42|loc=The Call of the Cross}}<br>* 80.000 sampai 120.000 infanteri<br>* 17.000 sampai 30.000 kesatria
* [[Berkas:Royal Arms of England (1198-1340).svg|20px]] [[Kerajaan Inggris]]
| strength2 = '''Muslim'''<br>Tidak diketahui
* [[Kadipaten Normandia|Normandia]]
| strength3 =
* [[Keuskupan Katolik Roma Le Puy-en-Velay|Le Puy-en-Velay]]
| casualties1 = Sedang atau banyak (perkiraan beragam)
* [[Vermandois]]
| casualties2 = Sangat banyak
* [[Bretagne]]
| casualties3 =
* [[Berkas:Armoiries Gênes.svg|20px]] [[Republik Genova|Republik Genoa]]
| notes =
* [[Berkas:Rubenid Flag.svg|20px]] [[Kerajaan Armenia Kilikia]]
| campaignbox = {{Perang Salib}}
* [[County Sisilia]]
* [[Kepangeranan Taranto|Taranto]]
* [[Kekaisaran Bizantium di bawah dinasti Komnenos|Kekaisaran (Bizantium) Romawi]]
 
| combatant2 =<br/>
*[[Kesultanan Rûm|Kesultanan Seljuk]]
* [[Danishmend]]
* [[Berkas:Fatimid flag.svg|20px]] [[Kekhalifahan Fatimiyah]]
* [[Berkas:Abbassid banner.svg|20px]] [[Kekhalifahan Abbasiyah]]
| combatant3 =
| commander1 =<br/>
* [[Godefroy dari Bouillon]]
* [[Baudouin I dari Yerusalem|Baudouin dari Boulogne]]
* [[Raymond IV dari Toulouse]]
* [[Étienne Henri II|Étienne, Comte Blois]]
* [[Robert II dari Flandria]]
* [[Adhemar dari Le Puy]]
* [[Hugues I dari Vermandois]]
* [[Robert Curthose|Robert II dari Normandia]]
* [[Bohemond I dari Antiokhia|Bohemond dari Taranto]]
* [[Tancred, Pangeran Galilea|Tancred dari Hauteville]]
* [[Guglielmo Embriaco]]
* [[Alexios I Komnenos]]
* [[Tatikios]]
* [[Manuel Boutoumites]]
* [[Konstantin I, Pangeran Armenia|Konstantin dari Armenia]]
| commander2 =<br/>
* [[Kılıç Arslan I]]
* [[Yağı-Sayan]]
* [[Kürboğa]]
* [[Dukak]]
* [[Fahrülmülk Rıdvan]]
* [[Danişmend Gazi]]
* [[Iftikhar al-Dawla]]
* [[Al-Afdhal Syahansyah]]
| commander3 =
| strength1 =
Pejuang Salib:<br />
~ 35.000 orang{{Dubious|date=October 2015}} ·
* 30.000 infanteri
* 5.000 ksatria kavaleri
Pasukan Bizantium:<br />
~ 2.000 orang<ref>{{harvnb|Nicolle|2003|pp=21 and 32}}.</ref>
| strength2 = Tidak diketahui
| strength3 =
| casualties1 = Sedang hingga Tinggi (perkiraan bervariasi)
| casualties2 = Tinggi
| casualties3 =
| notes =
| campaignbox =
{{Crusade}}
}}
 
'''Perang Salib Pertama''' (1096–1099) adalah perang pertama dari serangkaian perang agama, atau [[Perang Salib]], yang digagas, didukung, dan diarahkan oleh [[Gereja Latin]] pada [[Abad Pertengahan]]. Tujuannya adalah merebut kembali [[Tanah Suci]] dari [[Penaklukan Suriah oleh Muslim|kekuasaan Islam]]. Meskipun Yerusalem telah dikuasai oleh Muslim selama ratusan tahun, berkuasanya [[Kesultanan Seljuk|Seljuk]] di wilayah tersebut pada abad ke-11 memunculkan kekhawatiran mengenai keselamatan penduduk Kristen di Yerusalem, menghalangi peziarahan dari Dunia Barat, dan mengancam keberlangsungan Kekaisaran Bizantium. Gagasan awal Perang Salib Pertama bermula pada tahun 1095 ketika [[Daftar kaisar Romawi Timur|Kaisar Bizantium]] [[Aleksius I Komnenus]] meminta dukungan militer dari [[Konsili Piacenza]] untuk berperang dengan Turki Seljuk. Bantuan militer juga datang dari [[Konsili Clermont]] setelah [[Paus Urbanus II]] menyatakan dukungannya terhadap Kekaisaran Bizantium dan mengajak umat Kristen yang beriman untuk melakukan ziarah bersenjata ke [[Yerusalem]].
'''Perang Salib Pertama''' (1096–1099) merupakan yang pertama dari sejumlah [[perang salib]] yang berupaya untuk merebut [[Tanah Suci]], disahkan oleh [[Paus Urbanus II]] pada tahun 1095. Perang ini dimulai sebagai suatu peziarahan yang meluas dalam [[Kekristenan Barat]] dan berakhir sebagai suatu ekspedisi militer oleh bangsa [[Eropa]] [[Katolik Roma]] untuk mendapatkan kembali Tanah Suci yang diambil dalam [[penaklukan Islam|penaklukan kaum Muslim]] atas [[Levant]] (632–661). Pada akhirnya menyebabkan [[Pengepungan Yerusalem (1099)|direbutnya kembali Yerusalem]] pada tahun 1099.
 
Perang Salib I dimaklumkan pada tanggal 27 November 1095 oleh Paus Urbanus II dengan tujuan utama menanggapi suatu permohonan dari [[Kaisar Bizantium]] [[Alexios I Komnenos]], yang mana mengajukan permintaan agar para relawan dari barat datang untuk membantunya menghalau kaum [[Turki Seljuk]] dari [[Anatolia]]. Suatu tujuan tambahan segera menjadi sasaran utama, yaitu penaklukan kembali oleh kaum Kristen atas [[Yerusalem dalam Kekristenan|kota suci Yerusalem]] dan Tanah Suci serta membebaskan kaum [[Kekristenan Timur|Kristen Timur]] dari kekuasaan kaum Muslim.
 
Seruan Sri Paus disambut dengan bergelora oleh segenap rakyat di Eropa Barat. Ribuan umat Kristen, yang kebanyakannya adalah rakyat jelata, dipimpin oleh imam Prancis [[Peter sang Pertapa]], menjadi kalangan pertama yang menanggapi seruan Paus. Rombongan tersebut kemudian berarak melintasi Jerman dan melancarkan berbagai tindakan anti-Yahudi, seperti [[Perang Salib Jerman, 1096|pembantaian Rhineland]]. Konflik-konflik yang terjadi pada masa itu dikenal dengan [[Perang Salib Rakyat]]. Saat hendak menyeberangi wilayah Bizantium di [[Anatolia]], pasukan tersebut disergap dan dihabisi oleh kafilah Turki yang dipimpin oleh Sultan Seljuk [[Kilij Arslan I]] dalam [[Pertempuran Civetot]] pada bulan Oktober 1096.
Selama perang salib, para [[knight|ksatria]], [[petani]], dan [[serfdom|hamba]] dari banyak negara Eropa Barat melakukan perjalanan darat dan laut, pertama ke [[Konstantinopel]] dan kemudian menuju [[Yerusalem]]. Setelah tiba di Yerusalem, para tentara salib melancarkan serangan atas kota tersebut dan merebutnya pada bulan Juli 1099. Mereka juga mendirikan [[negara-negara tentara salib]] yaitu: [[Kerajaan Yerusalem]], [[County Tripoli]], [[Kepangeranan Antiokhia]], dan [[County Edessa]].
 
Kalangan bangsawan Eropa dan pasukannya berangkat pada akhir musim panas 1096 dan tiba di [[Konstantinopel]] antara bulan November dan April 1097. Rombongan tersebut terdiri dari bala tentara feodal yang dipimpin oleh para pangeran termasyhur di Eropa Barat: pasukan Prancis selatan dipimpin oleh [[Raymond IV dari Toulouse]] dan [[Adhemar dari Le Puy]]; pasukan dari [[Kadipaten Lorraine|Lorraine Hulu]] dan [[Lorraine Hilir|Hilir]] dipimpin oleh [[Godfrey dari Bouillon]] dan adiknya [[Baudouin I dari Yerusalem|Baldwin dari Boulogne]]; pasukan Italia-Norman dipimpin oleh [[Bohemond I dari Antiokhia|Bohemond dari Taranto]] dan keponakannya [[Tancredi dari Galilea|Tancred]]; serta sejumlah pasukan yang terdiri dari bala tentara Prancis utara dan Flemish di bawah pimpinan [[Robert Curthose]] dari Normandia, [[Étienne Henri II|Stephen dari Blois]], [[Hugues I dari Vermandois|Hugh dari Vermandois]], dan [[Robert II dari Flandria]]. Secara keseluruhan, jumlah serdadu [[tentara salib]] diperkirakan sebanyak 100.000 orang.
Perang Salib Pertama kemudian dilanjutkan dengan [[Perang Salib Kedua]] sampai [[Perang Salib Kesembilan|Kesembilan]]. Peristiwa ini juga merupakan langkah besar pertama menuju pembukaan kembali [[perdagangan internasional]] sejak jatuhnya [[Kekaisaran Romawi Barat]]. Karena Perang Salib Pertama utamanya berkaitan dengan Yerusalem, suatu kota yang tidak berada di bawah kekuasaan kaum Kristen selama 461 tahun, dan bala tentara salib menolak untuk mengembalikan tanah tersebut ke dalam kendali [[Kekaisaran Bizantium]], maka status Perang Salib Pertama sebagai sesuatu yang sifatnya defensif atau agresif masih menjadi kontroversi.
 
Tentara salib tiba secara bertahap di Anatolia. Dengan absennya Kilij Arslan, tentara salib berhasil memenangkan pertempuran awal setelah diserbunya Anatolia oleh bangsa Franka dan serangan laut oleh Bizantium semasa [[Pengepungan Nikea]] pada bulan Juni 1097. Pada bulan Juli, bala tentara salib memenangkan [[Pertempuran Dorilaeum]] melawan pemanah berkuda Turki. Seusai menempuh perjalanan sulit melintasi Anatolia, tentara salib memulai [[Pengepungan Antiokhia]], dan berhasil merebut kota tersebut pada bulan Juni 1098. Yerusalem, yang saat itu berada di bawah kekuasaan [[Kekhalifahan Fatimiyah|Fatimiyah]], [[Pengepungan Yerusalem (1099)|dikepung dan direbut]] pada bulan Juli 1099 setelah para penduduknya dibantai dengan keji. Serangan balasan Fatimiyah berhasil dipukul mundur pada akhir 1099 dalam [[Pertempuran Ascalon]], yang mengakhiri Perang Salib Pertama. Seusai perang, sebagian besar tentara salib kembali ke kampung halamannya.
== Asal mula ==
Pada umumnya asal mula Perang-perang Salib, dan khususnya Perang Salib Pertama, diperdebatkan secara luas di kalangan sejarawan. Perang-perang Salib paling sering dikaitkan dengan situasi sosial dan politik di Eropa pada abad ke-11, timbulnya suatu gerakan reformasi di dalam [[kepausan]], juga konfrontasi keagamaan dan politik antara [[Kekristenan]] dan [[Islam]] di Eropa dan Timur Tengah. Kekristenan telah menyebar di seluruh Eropa, Afrika, dan Timur Tengah pada [[Abad Kuno Akhir]], tetapi pada [[Kekristenan pada abad ke-8|awal abad ke-8]] kekuasaan kaum Kristen di Eropa dan [[Anatolia]] menjadi terbatas setelah berbagai penaklukan oleh kaum Muslim.
 
Empat [[Negara-negara tentara salib|negara tentara salib]] didirikan di Tanah Suci: [[Kerajaan Yerusalem]], [[County Edessa]], [[Kepangeranan Antiokhia]], dan [[County Tripoli]]. Keberadaan tentara salib tetap dipertahankan di wilayah tersebut sampai runtuhnya benteng besar terakhir tentara salib dalam [[Pengepungan Akko (1291)|Pengepungan Akko]] pada tahun 1291. Setelah tentara salib kehilangan seluruh wilayahnya di [[Levant]], tidak ada lagi upaya nyata yang dilakukan untuk merebut kembali Tanah Suci.
[[Kekhalifahan Umayyah]] telah menaklukkan [[Penaklukan Islam di Suriah|Suriah]], [[Penaklukan Muslim di Mesir|Mesir]], dan [[Penaklukan Maghreb oleh Muslim|Afrika Utara]] dari Kekaisaran Bizantium yang didominasi kaum Kristen, serta [[Penaklukan Umayyah di Hispania|Hispania]] dari [[Kerajaan Visigoth]].<ref>{{harvnb|Tyerman|2006|pp=51–54}}.</ref> Di Afrika Utara, Kekhalifahan Umayyah kemudian runtuh dan sejumlah kerajaan Muslim yang lebih kecil bermunculan, misalnya [[Aghlabiyyah]] yang menyerang [[Italia]] pada [[Kekristenan pada abad ke-9|abad ke-9]]. [[Pisa]], [[Genoa]], dan [[Kepangeranan Catalunya]] mulai bertempur melawan berbagai kerajaan Muslim agar dapat menguasai [[Cekungan Mediterania]], ditunjukkan dengan [[kampanye Mahdiya tahun 1087]] serta pertempuran di [[Mallorca]] dan [[Sardinia]].<ref>H .E. J. Cowdrey (1977), "The Mahdia campaign of 1087" ''[[The English Historical Review]]'' '''92''', pp.&nbsp;1–29.</ref>
 
==Konteks sejarah==
Pada dasarnya, antara tahun 1096 dan 1011, [[bangsa Yunani Bizantium]] mengalami perang salib ini setibanya di [[Konstantinopel]] dalam tiga gelombang terpisah.
Negeri-negeri Kristen dan Muslim telah bertikai sejak berdirinya Islam pada abad ke-7. Satu abad setelah kematian nabi [[Muhammad]] pada tahun 632, tentara Muslim [[Yerusalem#Abad_Pertengahan_dan_kekhalifahan|merebut Yerusalem]] dan [[Levant]], [[Afrika Utara]], serta [[Semenanjung Iberia]], yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Kristen. Pada abad ke-11, penguasa Kristen secara bertahap memulihkan kembali Iberia dari pengaruh Islam melalui ''[[Reconquista]]'', tetapi keterikatan mereka dengan Tanah Suci telah memburuk. Penguasa Muslim di Levant sering kali memberlakukan aturan keras terhadap penganut Kristen.{{Sfn|Riley-Smith|1998|pp=37–38|loc=Holy Sepulcre, Holy War}}
 
Perang Salib Pertama adalah upaya dunia Kristen untuk membendung perluasan pengaruh Islam ke Tanah Suci dan Bizantium, terutama oleh Fatimiyah dan Seljuk. Di Eropa Barat, Yerusalem dianggap sebagai tempat layak untuk [[Peziarahan Kristen|peziarahan]] [[penebusan dosa]]. Meskipun kekuasaan Seljuk di Yerusalem lemah (yang kelak menyerahkan kota tersebut kepada Fatimiyah), para peziarah yang kembali ke Eropa melaporkan adanya kesusahan dan penindasan yang dialami oleh umat Kristen. Dukungan militer yang diperlukan oleh Bizantium bertepatan dengan meningkatnya jumlah prajurit di Eropa Barat yang bersedia menerima perintah perang kepausan.{{sfn|Riley-Smith|2005|pp=10–12|loc=The Birth of the Crusading Movement}}
Pada awal musim panas tahun 1096, kelompok besar pertama yang sulit dikendalikan tiba di pinggiran Konstantinopel. Gelombang ini dikabarkan tidak disiplin dan tidak memiliki perlengkapan layaknya suatu pasukan sebagaimana dicatat dalam [[Perang Salib Rakyat]]. Kelompok pertama ini sering disebut sebagai Perang Salib Rakyat atau Petani, dipimpin oleh [[Peter sang Pertapa]] dan [[Gautier Sans-Avoir]] serta tidak mengetahui ataupun menghormati keinginan-keinginan Kaisar Bizantium [[Alexios I Komnenos]].
 
===Situasi di Eropa===
Gelombang kedua juga tidak berada di bawah komando sang Kaisar dan terdiri dari sejumlah pasukan dengan para komandan mereka masing-masing. Secara keseluruhan, kelompok ini dan gelombang pertama diperkirakan berjumlah 60.000.<ref>Hindley, Geoffrey (2004). The Crusades: Islam and Christianity in the Struggle for World Supremacy. Carrol & Graf. ISBN 0-7867-1344-5.</ref><ref>Runciman, Steven (1952). A History of the Crusades, vol. II: The Kingdom of Jerusalem and the Frankish East, 1100–1187 (repr. Folio Society, 1994 ed.). Cambridge University Press.</ref>
[[File:Map of the Iberian Peninsula (1060).svg|thumb|upright=1.6|left|alt=map of Iberia 1060|Peta wilayah Kristen dan Muslim Iberia pada tahun 1060]]<!-- note - the map is deliberately enlarged as per MOS:IMGSIZE -->
Pada abad ke-11, jumlah penduduk Eropa meningkat pesat akibat munculnya pembaruan di bidang teknologi dan pertanian yang memungkinkan berkembangnya perdagangan. [[Gereja Katolik]] telah menjadi lembaga yang sangat berpengaruh bagi peradaban Barat. Kehidupan masyarakat diatur melalui [[manorialisme]] dan [[feodalisme]], struktur politik dengan para kesatria dan bangsawan berutang pengabdian militer kepada para penguasa sebagai imbalan atas hak untuk menyewakan tanah dan manor.<ref>[[Sidney Painter|Painter, Sidney]] (1969). "[http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0016.pdf Western Europe on the Eve of the Crusades] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230104204618/http://images.library.wisc.edu/History/EFacs/HistCrus/0001/0001/reference/history.crusone.i0016.pdf |date=4 January 2023 }}". In Setton, K., ''A History of the Crusades: Volume I''. hlm. 3–30.</ref>
 
Dalam rentang tahun 1050 sampai 1080, gerakan [[Reformasi Gregorian]] mengembangkan kebijakan yang semakin tegas demi meningkatkan kekuatan dan pengaruhnya. Hal tersebut memicu pertikaian dengan umat [[Kekristenan Timur]] yang tidak mengakui doktrin [[supremasi kepausan]]. Gereja Timur menganggap paus hanyalah satu dari [[Pentarki|lima patriark]] Gereja, bersama dengan patriark [[Patriark Aleksandria|Aleksandria]], [[Patriark Antiokhia|Antiokhia]], [[Patriark Ekumenis Konstantinopel|Konstantinopel]], dan [[Gereja Ortodoks Yunani Yerusalem|Yerusalem]]. Lantaran adanya perbedaan kebiasaan, kredo, dan praktik antar umat Kristen, [[Paus Leo IX]] mengirim utusan ke Patriark [[Mikael I Kerularius]] dari Konstantinopel pada tahun 1054, yang berakhir dengan pemisahan gereja dan [[Skisma Timur–Barat]].<ref>Adrian Fortescue (1912). "[[wikisource:Catholic Encyclopedia (1913)/The Eastern Schism|The Eastern Schism]]". In ''Catholic Encyclopedia''. '''13.''' New York: Robert Appleton Company.</ref>
Gelombang kedua dipimpin oleh [[Hugues I dari Vermandois|Hugues I, Comte Vermandois]], saudara Raja [[Philippe I dari Prancis]]. Selain itu dalam gelombang kedua juga ada [[Raymond IV dari Toulouse|Raymond IV, Comte Toulouse]], dan pasukan dari [[Provence|Provença]]. "Adalah gelombang kedua para tentara salib ini yang kemudian melintasi Asia Kecil, merebut Antiokhia pada tahun 1098 dan akhirnya merebut Yerusalem pada tanggal 15 Juli 1099."<ref>Harris, Jonathan (2006), "Byzantium and the Crusades",, London: Hambledon Continuum, p. 54.</ref>
 
Umat Kristen awal terbiasa menggunakan kekerasan untuk kepentingan komunal. Teologi Kristen mengenai kewajiban berperang berkembang sejak kewarganegaraan Romawi dan Kekristenan dipersatukan. Warga negara diharuskan berperang melawan musuh-musuh kekaisaran. Berawal dari pemikiran teolog abad ke-4, [[Agustinus dari Hippo]], doktrin [[Perang agama|perang suci]] mulai berkembang. Agustinus berpendapat bahwa [[perang agresi]] itu dosa, tetapi perang bisa dibenarkan jika dinyatakan oleh penguasa yang sah seperti raja atau uskup, untuk mempertahankan diri atau merebut kembali wilayah, dan tidak melakukan kekerasan berkelebihan. Terpecahnya [[Kekaisaran Karoling]] di Eropa Barat menyebabkan munculnya golongan prajurit yang saling bertempur sesama mereka sendiri. Tindakan kekerasan umumnya digunakan untuk penyelesaian sengketa, dan kepausan berusaha mengentaskan hal tersebut.{{sfn|Asbridge|2012|pp=14–15|loc=Warfare and Violence in Latin Europe}}
Gelombang ketiga, yang mana terdiri atas kontingen-kontingen dari [[Lombardia]], [[Prancis]], dan [[Bavaria]], tiba di Yerusalem pada awal musim panas tahun 1101.<ref>Harris, Jonathan (2006), "Byzantium and the Crusades", London: Hambledon Continuum, pp. 53–55. ISBN 1-85285-501-0</ref>
 
[[Paus Aleksander II]] mengembangkan sistem penerimaan prajurit melalui sumpah untuk membangun pasukan militer, yang kemudian diperluas oleh [[Paus Gregorius VII|Gregorius VII]] ke seluruh Eropa. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Gereja dalam menghadapi perseteruan antara Kristen dengan Muslim di [[Semenanjung Iberia]] dan melawan [[Penaklukan Italia Selatan oleh Norman|penaklukan Sisilia oleh Norman]]. Gregorius VII melangkah lebih jauh pada tahun 1074, yang merencanakan unjuk kekuatan militer untuk memperkuat prinsip kedaulatan kepausan dalam perang suci mendukung Bizantium melawan Seljuk, tetapi tidak mendapatkan banyak dukungan. Teolog [[Anselmus dari Lucca]] mengambil langkah tegas sehubungan dengan ideologi tentara salib. Ia menyatakan bahwa berperang demi tujuan yang benar dapat mengampuni dosa.{{sfn|Runciman|1951|pp=83–92|loc=Holy Peace and Holy War}}
== Situasi di Eropa ==
Di pinggiran barat Eropa dan dalam menghadapi ekspansi kaum Islam, [[Reconquista]] di [[Semenanjung Iberia]] masih terus berlangsung pada abad ke-11; hal ini sesekali merupakan isu ideologis, sebagaimana dibuktikan oleh ''[[Kodeks Vigilanus]]'' yang disusun pada tahun 881.<ref name="Fletcher">R. A. Fletcher (1987), "Reconquest and Crusade in Spain c. 1050–1150," ''Transactions of the Royal Historical Society, Fifth Series'', '''37''', p.&nbsp;34.</ref> Pada abad ke-11 semakin banyak [[knight|ksatria]] dari luar, kebanyakan dari Prancis, yang datang ke Iberia untuk membantu kaum Kristen dalam upaya-upaya mereka.<ref name="Nelson">Lynn H. Nelson (1979), "The Foundation of Jaca (1077): Urban Growth in Early Aragon," ''[[Speculum (jurnal)|Speculum]]'', '''53''' p.&nbsp;697 note 27.</ref>{{refn|[[Bangsa Norman]] yang dipimpin oleh [[Roger I dari Tosny]] tiba pada tahun 1018. Bantuan-bantuan lainnya dari luar untuk [[Aragon]]: [[Perang Barbastro]] pada tahun 1063; [[Ahmad al-Muqtadir|Moctadir]] dari [[Zaragoza]] mengkhawatirkan adanya suatu ekspedisi dengan bantuan asing pada tahun 1067; [[Ebles II dari Roucy]] merencanakan satu di antaranya pada tahun 1073; [[Guillaume VIII, Adipati Aquitaine]], dikirim kembali dari Aragon pada tahun 1090; suatu pasukan Prancis datang membantu [[Sancho Ramírez]] pada tahun 1087 setelah [[Kerajaan Kastilia|Kastilia]] dikalahkan dalam [[Pertempuran Zallaqah]]; [[Centulle V, Viscount of Béarn|Centulle V dari Bigorre]] berada di [[Lembah Tena]] pada tahun 1088; dan terdapat suatu komponen Prancis yang utama dalam "perang salib" yang dilangsungkan terhadap Zaragoza oleh [[Pedro I dari Aragon dan Navarra]] pada tahun 1101.<ref name="Nelson" />|group="note"}} Sesaat menjelang Perang Salib Pertama, Paus Urbanus II telah mendorong kaum Kristen Iberia agar merebut kembali [[Tarragona]] dengan menggunakan banyak retorika dan simbolisme yang sama seperti yang digunakan kemudian untuk berkhotbah mengenai perang salib kepada orang-orang Eropa.<ref>{{harvnb|Riley-Smith|2005|p=7}}.</ref>
 
Di Semenanjung Iberia, tidak ada pemerintahan Kristen yang berpengaruh. Kerajaan Kristen [[Kerajaan Leon|León]], [[Kerajaan Navarra|Navarra]], dan [[Kepangeranan Catalonia|Catalonia]] tidak memiliki kesamaan identitas dan keterikatan sejarah yang berlandaskan pada suku atau etnis, sehingga mereka berkali-kali bersatu dan berpisah di sepanjang abad ke-11 dan ke-12. Meskipun kecil, kerajaan-kerajaan tersebut mengembangkan teknik militer atas dasar kebangsawanan, dan pada tahun 1031, runtuhnya [[Kekhalifahan Córdoba]] di Spanyol selatan membuka peluang untuk menyatukan wilayah, yang kemudian dinamai ''[[Reconquista]]''. Pada tahun 1063, [[William VIII, Adipati Aquitaine|William VIII dari Aquitaine]] memimpin pasukan yang terdiri dari gabungan kesatria Prancis, [[Aragon]], dan [[Orang Catalonia|Catalan]] dalam [[Perang Salib Barbastro|Pengepungan Barbastro]] untuk merebut kembali kota-kota yang telah dikuasai Muslim sejak tahun 711. Tindakan tersebut mendapat dukungan penuh dari Paus Aleksander II. Setelah gencatan senjata dinyatakan di Catalonia, para prajurit perang diberikan [[indulgensi|penghapusan dosa]]. Perang tersebut digolongkan sebagai perang suci, tetapi berbeda dengan Perang Salib Pertama karena tidak ada peziarahan, tidak ada sumpah, dan tidak ada pengesahan resmi oleh gereja.{{sfn|Lock|2006|pp=205–213|loc=Crusades in the Iberian Peninsula}} Sesaat sebelum Perang Salib Pertama, Paus Urbanus II mengajak umat Kristiani Iberia untuk merebut [[Tarragona]], memakai banyak simbolisme dan retorika yang kemudian juga digunakan untuk memaklumatkan perang salib kepada rakyat Eropa.{{sfn|Riley-Smith|2005|pp=4–7|loc=A war of liberation}}
Jantung Eropa Barat dipandang telah dilakukan stabilisasi setelah [[Kristenisasi]] [[bangsa Hungaria]], [[Viking]], dan [[bangsa Saxon|Saxon]] sampai akhir abad ke-10. Namun pemecahan [[Kekaisaran Karoling]] menimbulkan suatu kelas prajurit seluruhnya yang kini hanya sedikit melakukan sesuatu selain saling bertengkar sendiri.<ref>{{harvnb|Asbridge|2004|pp=3–4}}.</ref> Kekerasan acak yang dilakukan oleh kelas kesatria ini secara teratur dikutuk oleh gereja tersebut, dan untuk menanggapinya dibuat penetapan [[Perdamaian dan Gencatan Senjata demi Allah]] (''Peace and Truce of God'') untuk melarang pertempuran pada hari-hari tertentu sepanjang tahun. Pada saat yang sama, kepausan yang berorientasi pada pembaharuan itu terlibat konflik dengan para [[Kaisar Romawi Suci]], sehingga mengakibatkan [[Kontroversi Penobatan]]. Para Paus seperti [[Paus Gregorius VII]] membenarkan peperangan berikutnya untuk melawan para pedukung kaisar dalam aspek [[teologi]]s. Kemudian hal ini menjadi dapat diterima bagi sang Paus untuk memanfaatkan para kesatria atas nama dunia [[Kristen]], bukan hanya terhadap musuh-musuh politik Kepausan tersebut, tetapi juga terhadap [[Al-Andalus]], atau, secara teoretis, terhadap [[Dinasti Seljuk]] di timur.<ref>{{harvnb|Riley-Smith|1991|pp=5–8}}.</ref>
 
Bangsa [[Italo-Norman]] berhasil merebut sebagian Italia Selatan dan Sisilia dari Bizantium dan Arab Afrika Utara beberapa dekade sebelum Perang Salib Pertama.{{sfn|Asbridge|2012|pp=5–8|loc=Western Europe in the Eleventh Century}} Hal tersebut menyebabkan munculnya perseteruan dengan kepausan. Paus Leo IX kemudian menyerukan perlawanan terhadap mereka melalui [[Pertempuran Civitate]], yang berhasil dimenangkan oleh Norman. Meskipun demikian, ketika menyerbu Sisilia Muslim pada tahun 1059, Norman melancarkannya di bawah panji kepausan ''[[Gonfalone Gereja|Invexillum sancti Petrior]],'' atau panji Santo Petrus.{{sfn|Lock|2006|pp=306–308|loc=The Proto-Crusades, or the Prehistory of Crusading}} [[Robert Guiscard]] merebut kota Bizantium [[Bari]] pada tahun 1071 dan melancarkan perlawanan di sepanjang pesisir timur [[Adriatik]] di dekat [[Durrës|Dyrrachium]] pada tahun 1081 dan 1085.{{sfn|Tyerman|2019|p=46|loc=The Mediterranean Crisis and the Background to the First Crusade}}
Di sebelah timur Eropa terdapat Kekaisaran Bizantium, terdiri dari kaum Kristen yang telah lama menggunakan suatu ritus [[Gereja Ortodoks Timur|Ortodoks]] tersendiri; Gereja Ortodoks Timur dan Katolik Roma telah [[Skisma Timur–Barat|mengalami perpecahan]] sejak tahun 1054. Para sejarawan berpendapat bahwa keinginan untuk memaksakan otoritas Gereja Roma di wilayah timur mungkin menjadi salah satu tujuan perang salib ini,<ref>{{harvnb|Asbridge|2004|p=17}}.</ref> kendati Urbanus II—yang mana mengawali Perang Salib Pertama—tidak pernah menyebut tujuan demikian dalam surat-suratnya mengenai praktik perang salib. Bangsa Turki Seljuk saat itu telah mengambil alih hampir seluruh Anatolia setelah kekalahan Bizantium dalam [[Pertempuran Manzikert]] tahun 1071. Bagaimanapun penaklukan mereka dilakukan satu demi satu dan dipimpin oleh para panglima perang semi-independen, bukan oleh sang sultan. Suatu keruntuhan yang dramatis atas posisi kekaisaran pada malam menjelang [[Konsili Clermont]] membawa Bizantium menuju ambang kehancuran.<ref>{{harvnb|Frankopan|2012|pp=57–71}}</ref> Pada pertengahan tahun 1090-an, wilayah Kekaisaran Bizantium utamanya hanya sebatas Eropa bagian [[Balkan]] dan pinggiran barat laut Anatolia; mereka menghadapi musuh-musuhnya dari [[bangsa Norman]] di barat serta [[bangsa Turki]] di timur.<ref name="treadgold">{{harvnb|Treadgold|1997|p=8 Graph 1}}</ref> Sebagai tanggapan atas kekalahan di Manzikert dan berbagai kehilangan selanjutnya yang dialami Bizantium di Anatolia pada tahun 1074, Paus Gregorius VII memanggil ''milites Christi'' ("para prajurit Kristus") agar pergi untuk membantu Bizantium. Panggilan ini kebanyakan diabaikan dan bahkan ditentang.<ref>{{harvnb|Asbridge|2004|pp=15–20}}</ref> Alasannya adalah walaupun kekalahan di Manzikert mengejutkan, namun hanya memiliki arti penting yang terbatas dan tidak menyebabkan kesulitan-kesulitan besar bagi Kekaisaran Bizanium, setidaknya dalam jangka pendek.<ref>{{harvnb|Frankopan|2012|pp=97–99}}</ref>
 
== Situasi di Timur Tengah ==