Suku Karo: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Syahgints90 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Mengembalikan suntingan oleh Syahgints90 (bicara) ke revisi terakhir oleh Herryz Tag: Pengembalian pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 1:
{{Short description|Indonesian ethnic
{{Kegunaan lain|Karo}}
{{Contains special characters|special=[[Surat Batak]]}}
{{infobox ethnic group
|group = Batak Karo<br /><br />''Kalak Karo''<br />{{btk|ᯂᯞᯂ᯳ᯆᯗᯂ᯳ᯂᯒᯭ}}
|image = <table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
<td>[[Berkas:Djamin Ginting.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:KIB Malem Sambat Kaban.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Tifatul-sembiring.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Anthony Sinisuka Ginting - Indonesia Masters 2018.jpg|60x80px]]</td>
</td>
Baris 12 ⟶ 15:
<td><small><div style="line-height:1em">[[Jamin Ginting|Djamin Ginting Suka]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Malem Sambat Kaban]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Tifatul Sembiring]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Anthony Sinisuka Ginting]]</small></td>
</td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:Tanta Ginting on Wheels & Eat by HSR Wheel in 2019.png|60x80px]]
<td>[[Berkas:Cory Sriwaty Sebayang 2021.png|60x80px]]</td>
Baris 66 ⟶ 72:
}}
'''Batak Karo''' ([[Surat Batak]]: {{Btk|ᯂᯞᯂ᯳ᯆᯗᯂ᯳ᯂᯒᯭ}}, [[Alih aksara|transliterasi]]: '''''Kalak'' Batak Karo'''; lazim disebut sebagai '''Karo''' saja) adalah salah satu kelompok [[Kelompok etnik|etnis]] [[Suku Batak|Batak]] yang menyebar dan menetap di [[Taneh Karo]]. Etnis ini merupakan salah satu etnis terbesar di [[Sumatera Utara]].
Nama etnis ini juga dijadikan sebagai nama salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]]. Etnis ini memiliki bahasa yang disebut [[Bahasa Karo|cakap Karo]]. Pakaian adat Batak Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas. Konon, Kota [[Kota Medan|Medan]] didirikan oleh seorang tokoh Karo yang bernama [[Guru Patimpus|Guru Patimpus Sembiring Pelawi]].
== Sejarah dan etimologi ==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De bekende Karo-Batak schaker Si Narser met zijn vrouw Karolanden Noord-Sumatra TMnr 10005391.jpg|thumb|upright|Seorang wanita Karo mengenakan kain (''Gatip Ampar'') di atas bahunya dan anting-anting (''Padung Perak''), dan seorang pria Karo kemungkinan mengenakan ''Julu Berjongkit'' atau ''Ragi Santik'' sebagai penutup pinggul. Foto diambil di salah satu desa di Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]], sekitar tahun 1914—1919.]]
Karo adalah salah satu [[Kelompok etnik|etnis]] [[Suku
== Wilayah ==
[[Berkas:Een dorp in de karo-Bataklanden, KITLV 1406293.tiff|jmpl|Taneh Karo (1930—1940).]]
Sering terjadi kekeliruan dalam percakapan sehari-hari dimana wilayah masyarakat Batak Karo hanya diidentikkan dengan Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]]. Padahal, [[Taneh Karo]] jauh lebih luas
=== Kabupaten Karo ===
Baris 84 ⟶ 90:
=== Kota Medan ===
Pendiri Kota [[Kota Medan|Medan]] adalah seorang putra Karo yang bernama [[Guru Patimpus|Guru Patimpus Sembiring Pelawi]]. Sebagian sejarawan dan pemerhati budaya juga memercayai bahwa asal mula nama Medan berasal dari bahasa [[bahasa Karo|Batak Karo]], yakni "''madan''" yang berarti "obat". Namun pendapat ini masih menjadi pro dan kontra karena terdapat beberapa versi mengenai asal mula nama Medan.
=== Kota Binjai ===
Kota [[Kota Binjai|Binjai]] merupakan daerah yang memiliki interaksi paling kuat dengan Kota [[Kota Medan|Medan]], hal ini disebabkan oleh jaraknya yang relatif dekat dari Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi [[Sumatera Utara]]. Nama "Binjai" juga dipercaya oleh sementara orang berasal dari gabungan kedua kosakata bahasa [[bahasa Karo|Batak Karo]], "''ben''" dan "''i-jei''" yang artinya "bermalam di sini". Hal tersebut kemudian diucapkan "''Binjei''" dan menjadi "Binjai" hingga sekarang. Namun etimologi nama "Binjai" berasal dari buah [[Binjai|Binjai]].
=== Kabupaten Langkat ===
Masyarakat Batak Karo di Kabupaten [[Kabupaten Langkat|Langkat]] mendiami daerah hulu, seperti [[Bahorok, Langkat|Bahorok]], [[Kutambaru, Langkat|Kutambaru]], [[Sei Bingai, Langkat|Sei Bingai]], [[Kuala, Langkat|Kuala]], [[Salapian, Langkat|Salapian]], [[Selesai, Langkat|Selesai]], [[Batang Serangan, Langkat|Batang Serangan]], dan [[Sirapit, Langkat|Serapit]]. Teluk Aru yang berada di Langkat Hilir juga pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan [[Kerajaan Haru|Haru]], kerajaan bercorak Batak Karo-Melayu yang dimana menjadi leluhur dari Sultan Melayu Sumatera Timur.
=== Kabupaten Dairi ===
Baris 125 ⟶ 131:
{{main|Marga Karo}}
Etnis Batak Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau [[adat]] yang dikenal dengan nama [[Merga Silima]], Tutur Siwaluh, dan [[Rakut Sitelu]]. ''Merga'' disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan disebut ''beru''. ''Merga'' atau ''beru'' ini disandang di belakang nama seseorang. ''Merga'' dalam masyarakat Batak Karo terdiri dari lima kelompok utama (marga inti/pokok), yang disebut dengan Merga Silima. Kelima ''merga'' tersebut adalah:
<center>
{| class="wikitable" style="border: none; background: none;"
Baris 177 ⟶ 183:
|}
</center>
Kelima marga Batak Karo tersebut mempunyai sub-marga masing-masing, dimana setiap orang Batak Karo mempunyai salah satu dari ''marga'' tersebut. Marga diperoleh secara turun temurun dari ayah, marga ayah juga ''marga'' anak. Orang yang mempunyai ''merga'' atau ''beru'' yang sama, dianggap bersaudara dalam arti mempunyai nenek moyang yang sama. Jikalau laki-laki ber''merga'' sama, maka mereka disebut (b)''ersenina.'' Demikian juga antara perempuan dengan perempuan yang mempunyai ''beru'' yang sama, maka mereka disebut juga (b)''ersenina''. Namun antara seorang laki-laki dengan perempuan yang ber''merga'' sama, mereka disebut ''erturang'', sehingga dilarang melakukan perkawinan, kecuali pada ''merga'' [[Kembaren|Sembiring Kembaren]]''.''
== Falsafah kemasyarakatan ==
[[Berkas:Batak Karo Wedding.jpg|thumb|upright|Pasangan pengantin pria dan wanita menikah dengan pakaian adat Batak Karo lengkap dengan [[Uis]] dan Tudung Karo untuk perempuan, serta Bekabuluh untuk laki-laki.]]
Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Batak Karo adalah [[Rakut Sitelu]], yang artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga, yang berarti ikatan yang tiga. Arti Rakut Sitelu tersebut adalah ''sangkep nggeluh'' (kelengkapan hidup) bagi masyarakat Batak Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Batak Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu:
* ''Kalimbubu'', yakni dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi istri.
* ''Anak beru'', yakni keluarga yang mengambil atau menerima istri.
* ''Sembuyak'', yakni keluarga satu galur keturunan marga atau keluarga inti.
Masyarakat Batak Karo mempunyai salam khas yaitu ''[[mejuah-juah]]'' atau lengkapnya adalah ''mejuah-juah kita kerina'' yang memiliki arti sehat-sehat kita semua, baik-baik kita semua, kedamaian, kesehatan, kebaikan untuk kita semua.
{{Clear}}
Baris 217 ⟶ 223:
== Bahasa dan aksara ==
{{Utama|Bahasa Karo|Surat Batak}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bamboe tabaks- en wichelkoker met Bataks schrift TMnr 512-4.jpg|thumb|upright|Ukiran dari sebuah tulisan ratapan Karo (''Bilang-bilang'') menggunakan Surat Batak pada media bambu.]]
Bahasa Karo adalah salah satu bahasa [[rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]] yang digolongkan ke dalam bahasa [[Rumpun bahasa Batak#Pembagian|Batak Utara]]<ref>https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Sumatra%20Utara</ref>; yang utamanya dituturkan oleh masyarakat Batak Karo di wilayah Kabupaten [[Kabupaten Karo|Karo]], Kabupaten [[Kabupaten Langkat|Langkat]], Kabupaten [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]], Kabupaten [[Kabupaten Dairi|Dairi]], dan Kota [[Kota Medan|Medan]].
Aksara yang digunakan oleh orang Karo adalah Tulisen Karo yang merupakan varian dari [[Surat Batak]]. Aksara ini adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat Batak Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya sangat terbatas bahkan hampir tidak pernah digunakan lagi.{{clear}}
== Kalender Karo ==
Baris 408 ⟶ 414:
* [[Anthony Sinisuka Ginting]]
* [[Arman Depari]]
* [[Tifatul Sembiring]]
== Galeri ==
Baris 421 ⟶ 428:
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Bacaan lanjutan terkait ==
* Perangin-angin, Martin. (2004). Orang Karo Diantara Orang Batak. Pustaka Sora Mido
== Pranala luar ==
|